Antisipasi Virus Corona di Tangerang
Sejak PPKM Darurat, Penumpang di Stasiun Tangerang Cuma 1.800, Biasanya Sampai Belasan Ribu
Dua pekan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, jumlah penumpang di Stasiun Tangerang berkurang drastis.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Wahyu Septiana
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Dua pekan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, jumlah penumpang di Stasiun Tangerang berkurang drastis.
Kepala Stasiun Tangerang Eka Gusti Fadli menjelaskan, setidaknya hanya ada 1.800-2.000 penumpang yang berangkat dari stasiun tersebut sejak PPKM Darurat.
"Kalau hari kerja, hari kerja itu diangka 1.800-2.000 penumpang yang masuk. Jadi, in-out itu sekitar 4.000," kata Eka kepada wartawan, Senin (19/7/2021).
Menurutnya, sebelum PPKM darurat diberlakukan, setidaknya ada sekitar 14.000-16.000 penumpang yang berangkat dari atau turun di Stasiun Tangerang.
"Sebelumnya, kami posisinya itu di angka 14.000-16.000 in-out-nya," sambung dia.

Eka mengaku, penurunan hingga 4.000 penumpang yang berangkat atau tiba di Stasiun Tangerang itu hanya terjadi pada hari kerja.
Kalau diakhir pekan, jumlah penumpang yang berangkat atau tiba menyentuh angka 2.000 penumpang.
Bahkan, pada hari Minggu kemarin, hanya ada total 1.000 penumpang yang berangkat atau tiba.
Baca juga: Pemprov DKI Jakarta Cairkan Bantuan Sosial Tunai Tahap 5 dan 6 Hari Ini
Baca juga: Besok Masjid Al Hidayah di Jalan Angkasa Kemayoran Gelar Salat Idul Adha, Jemaah Hanya 100 Orang
Baca juga: PPKM Diperpanjang, Wali Kota Bekasi Sebut Pengusaha Kuliner Mulai Menjerit: Ini Mesti Dipikirkan
"Apalagi di Sabtu dan Minggu bisa hanya 1.000 untuk yang in dan 1.000 untuk yang out. Hari Minggu kemarin, kami hanya mencatat 500 in dan 500 out itu saat tanggal 18 Juli," terang Eka.
Pasalnya, penyebab turunnya jumlah penumpang karena mereka diwajibkan membawa Surat Tanda Registrasi Pekerja (STRP).
Namun efektif untuk menekan mobilitas calon penumpang KRL ditengah penerapan PPKM Darurat.
"Karena kami ada pembatasan jumlah kuota di kereta, dari yang 74 (penumpang) per gerbong, jadi hanya tinggal 52," tutupnya.