Antisipasi Virus Corona di Tangerang
Blusukan Tanpa Pengawalan Pejabat Tangerang, Menteri Risma Temukan Kejanggalan Penyaluran BST
Mensos Risma blusukan ke perkampungan di kawasan Kecamatan Pinang dan Karang Tengah, Kota Tangerang.
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Pejabat dan sejumlah instansi di Kota Tangerang mengaku tidak mengetahui kedatangan Menteri Sosial, Tri Rismaharini pada Rabu (28/7/2021) siang tadi.
Dari pantauan langsung di lokasi, Risma memang blusukan ke perkampungan di kawasan Kecamatan Pinang dan Karang Tengah, Kota Tangerang.
Maksud kedatangannya untuk memantau distribusi bantuan sosial tunai (BST) di wilayah tersebut.
Tampak Risma keliling Kota Tangerang tanpa pengawalan dari Pemerintah Kota Tangerang dan Polres Metro Tangerang Kota.
Ia secara leluasa mengobrol kepada warga Kota Tangerang soal penyaluran BST di Karang Tengah dan Pinang.
Seperti yang dikatakan Kepala PT Pos Indonesia Tangerang Mohamad Sarip, memang tidak ada satupun pejabat yang mengetahui kedatangan mantan Wali Kota Surabaya tersebut.
"Itu emang engga boleh diliput sama semuanya, Pemda juga enggak boleh.
Enggak ada yang tahu kecuali orang PT Pos Indonesia saja. Humas enggak ada," kata Sarip saat dihubungi, Rabu (28/7/2021).
Baca juga: Menteri Risma Marah-marah saat Dapat Laporan Penyaluran BST di Tangerang Dipotong Oknum
Diketahui, BST Kementerian Sosial berupa uang tunai Rp 600 ribu serta beras seberat 10 kilogram.
Besaran jumlah tersebut adalah akumulasi BST selama dua bulan yaitu Mei dan Juni masing-masing Rp 300 ribu yang diberikan pada bulan Juli.
PT Pos Indonesia Tangerang pun mencatat ada 78.236 keluarga penerima manfaat (KPM) yang telah menerima bantuan sosial tunai (BST) daru Kementerian Sosial (Kemensos).
Sarip mengatakan kalau jumlah di atas merupakan akumulasi penerima BST untuk periode 20 sampai 26 Juli 2021.
"Itu data untuk 20-26 Juli, itu yang terdistribusikan sudah ada 78.236 KPM," jelas Sarip saat dihubungi, Rabu (28/7/2021) pagi.
Menurutnya, Kecamatan Tangerang menjadi wilayah yang paling banyak menerima BST senilai Rp 600 ribu.
Proses distribusinya pun beragam mulai dari door to door dan diambil langsung ke Kantor PT Pos Indonesia.

Ada jufa bantuan disalurkan secara terpusat di beberapa sekolah di Kota Tangerang berdasarkan Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah.
"Atas arahan wali kota dan berdasarkan Dinsos Kota Tangerang diperbolehkan pembayaran di sekolah-sekolah dengan protokol kesehatan," jelas Sarip.
Ia menargetkan proses distribusi dapat tersalurkan semuanya kepada yang berhak menerima pada 31 Juli 2021.
Menurut Sarip, total KPM yang ada di Kota Tangerang seluruhnya ada sekitar 211.000.
"Kemarin data penerimanya 163.000-an, sempet naik jadi 183.000-an, terakhir itu sekitar 211.000. Jadi data ini sangat fleksibel ya," tutup Sarip.
Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini blusukan ke perkampungan di Kota Tangerang untuk mengecek penyaluran Bantuan Sosial Tunai (BST).
Ia ingin mengetahui secara pasti dan nyata soal BST yang seharusnya sudah didistribusikan ke Kota Tangerang beberapa waktu lalu.
Juga proses penyaluran BST yang senilai Rp 600 ribu tersebut.
Dari pantauan TribunJakarta.com di lokasi, Risma yang menggunakan baju serba putih tersebut blusukan ke pemukiman warga tanpa adanya pengawalan dari kepolisian sekitar.
Tidak ada satupun pejabat setempat yang mendampingi bahkan, Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah pun tidak terlihat.
"Saya ini pak bu, sengaja tidak kasih tahu pemerintah setempat ya. Saya sendiri mau tahu langsung bagaimana masyarakat menerima bantuan sosial ini," kata Risma di Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, Rabu (28/7/2021).
Lokasi pertama yang ia sambangi memang berada di bilangan Kecamatan Pinang, Kota Tangerang yang berdekatan dengan rumah Gubernur Banten, Wahidin Halim.
Lokasi kedua, rombongan Kemensos langsung meluncur ke Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang.
Ia menuturkan pengecekan langsung ke lapangan dilakukan dengan mencocokkan kartu identitas penerima dengan daftar penerima BST.
Risma menegaskan, pendamping menjalankan amanat yakni memberikan informasi kepada para penerima bansos dengan jujur.
"Jika ada yang tidak jujur dan bahkan minta-minta kepada penerima, kasih tahu saya, biar langsung saya yang tindak," jelas Risma.
Dalam sidak tersebut, Risma tampak naik pitam karena menemukan warga Tangerang penerima bansos yang dipotong oleh pendamping di wilayah Karang Tengah.
"Kamu dananya dipotong oleh siapa? Sebut namanya, ada polisi di sini yang siap menindaklanjuti," ucap dia pada penerima bansos.
Warga tersebut bernama ibu Wowoh yang tinggal di gang kawasan Kecamatan Karang Tengah, Kota Tangerang.
Ia mengaku pernah dimintai Rp 50 ribu untuk mendapatkan bantuan sosial tunai (BST) dari Kemensos beberapa waktu lalu.
"Ada orang saya dimintai uang tunai Rp 50 ribu. Tapi sampe sih bantuannya ke saya, awalnya emang agak ribet, bolak-balik gitu," ujar Wowoh kepada Risma. (*)