Tangis Ibu Jual Harta Benda Demi Pengobatan Buah Hati yang Tak Punya Anus: Semua Demi Anak
Tangis Wartiah pecah saat menceritakan kondisi kesehatan buah hatinya bernama Kusniah (6) yang memiliki kelainan tidak punya lubang anus.
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Tangis Wartiah pecah saat menceritakan kondisi kesehatan buah hatinya bernama Kusniah (6).
Warga Desa Temiyangsari, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu itu memiliki anak yang mengalami kelainan Atresia Ani atau memiliki kelainan tidak punya lubang anus.
Harta benda Wartiah sudah terkuras untuk membiayai pengobatan anaknya.
Ia juga mengungkapkan kesulitan anaknya itu saat harus buang air besar.
Putri pasangan Wartiah dan Wastari (44) itu terpaksa harus buang air besar (BAB) melalui lubang buatan pada bagian perut sebelah kiri.
Baca juga: Anaknya Terlahir Tanpa Anus, Sang Ibu di Madura Doa Siang Malam Berharap Uluran Tangan Masyarakat
Wartiah tak bisa membayangkan bagaimana anak keempatnya itu merasakan sakit saat buang air besar.
Apalagi ketika dirinya mengganti plastik yang membungkus lubang buatan di perut putrinya tersebut.

Wartiah melakukan hal itu setiap hari selama enam tahun ini.
"Sedih mas, berharap dede bisa sembuh, normal lagi kaya anak lainnya, kasian," kata Wartiah dikutip dari TribunCirebon.com di rumahnya, Kamis (29/7/2021).
Wartiah mengaku sudah tak terhitung biaya yang dikeluarkannya demi kesembuhan Kusniah.
Baca juga: Perjuangan Lansia 100 Tahun Diantar Anak Demi Vaksin Covid-19: Kalau Lapar, Tinggal Makan Banyak
Bahkan, ia harus menjual tanah saat putrinya menjalani operasi pembuatan lubang buatan di perut saat usianya 8 bulan di Rumah Sakit di Bandung.
Harta benda Wartiah terkuras habis saat Kusniah menjalani perawatan selama dua bulan di Bandung.
Watiah juga sempat terpaksa menunggak membayar iuran BPJS karena tak memiliki uang hingga berutang.
Baca juga: Pembuangan Tanah Proyek MRT CP-201 untuk TPU Rorotan: Mematangkan Lahan Pemakaman Covid-19
Selain itu, Wartiah juga harus rutin mengeluarkan uang Rp 500 ribu setiap bulannya untuk membeli semacam lem agar lubang buatan di perut Kusniah tidak infeksi.
Wartiah juga terpaksa menggunakan plastik yang bisa digunakan untuk bakso karena tak memiliki uang untuk membeli plastik khusus guna membungkus lubang buatan tersebut.
Plastik itu sebagai penampung bilamana Kusniah ingin buang air besar (BAB), kotoran itu selalu tiba-tiba keluar begitu saja dari lubang tersebut.
"Semua demi anak," ucapnya.

Kini, Wartiah berharap ada pihak yang bisa membantu kesembuhan Kusniah agar bisa kembali normal seperti anak-anak lainnya.
Apalagi Kusniah diketahui juga divonis mengalami kelainan jantung.
Jika ingin menjalani operasi anus, bocah malang tersebut harus menjalani operasi jantung lebih dahulu.
Adapun untuk memenuhi kebutuhan hidup, Wartiah dan suaminya hanya mengandalkan warung dagangan yang ia buat di rumah, faktor ekonomi membuat bocah malang tersebut belum mendapat penganan lanjutan pasca operasi 5 tahun lalu.
Baca juga: Wagub DKI: Pengunjung Warteg Wajib Sudah Divaksin Covid-19
Di sisi lain, setelah mendapat laporan, Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) langsung melakukan kunjungan ke keluarga Kusniah.
Dalam hal ini, LPAI akan berupaya secepatnya agar Kusniah bisa mendapat penanganan sehingga bisa sembuh seperti anak-anak lainnya.
Koordinator LPAI Indramayu, Adi Wijaya mengatakan, Kusniah harus segera mendapat penanganan.
Terlebih, sebentar lagi usianya akan memasuki usia sekolah, penanganan ini sekaligus upaya untuk melindungi sang anak.
"Saya lihat kondisi anak ini sangat memprihatinkan," ujar dia kepada Tribuncirebon.com, Kamis (29/7/2021).
Baca juga: Viral Pengendara BMW Kabur Tak Bayar Tagihan Isi Bensin Rp 602 Ribu, Polisi Cek TKP
Adi Wijaya mengatakan, saat bergaul dengan teman-temannya, dikhawatirkan Kusniah akan mengalami bullying karena kondisinya tersebut.
Kekhawatiran lainnya pun diceritakan orang tua Kuniah saat dikunjungi LPAI di kediaman mereka.
Orang tua Kusniah khawatir, walau saat ini kondisi bocah malang tersebut terlihat sehat, tapi kedepannya dengan kondisi itu akan menganggu kesehatan anak.
Terlebih, Kusniah, disampaikan pihak keluarga juga divonis dokter memiliki kelainan jantung dan harus segera dioperasi.
Jika ingin melakukan operasi anus, Kusniah mesti mengobati kelainan jantung yang ia alami itu terlebih dahulu.
Kondisi ekonomi keluarga, membuat mereka tidak bisa berbuat lebih untuk kesembuhan Kusniah.
Dalam hal ini, LPAI akan mencoba mengandeng instansi lain sebagai tindak lanjut agar Kusniah bisa secepatnya ditangani.
Ia juga berharap pemerintah daerah bisa turut membantu untuk kesembuhan Kusniah dan memantau kondisi kesehatan bocah tersebut.
"Kami dari LPAI insya Allah akan mengandeng Kilau untuk membawanya menjalani operasi, agar sesegera mungkin anak ini bisa normal seperti anak-anak lainnya," ujar dia.
Artikel ini telah tayang di TribunCirebon.com dengan judul Kusniah Bocah yang Tak Punya Lubang Anus di Indramayu Rentan Mendapat Bullying Jika Tak Diobati, dan Tak Kuat Menceritakan Kondisi Anaknya Tak Punya Anus hingga soal Pengobatannya, Wartiah Menangis, .