Tolak Belajar Online, Orangtua Murid di Cipayung Keluarkan Anak dari Sekolah
Kepala sekolah PAUD, Nurrohmah mengatakan sebelum keputusan diambil sejumlah orangtua murid bahkan nekat mengeluarkan anak didiknya sebagai protes
Penulis: Bima Putra | Editor: Muhammad Zulfikar
"Kalau saya pribadi, saya punya dua anak satu kelas enam (SD) satu TK. Keteteran sih mendampingi anak belajar online, apalagi sudah lama pembelajaran online. Kalau menurut saya sih beri kelonggaran di bidang pendidikan," kata Mutia.
Menurutnya selama kegiatan belajar tatap muka digelar di PAUD pimpinan Nurrohmah protokol kesehatan dijalankan ketat, pemeriksaan suhu tubuh dilakukan, anak dan guru wajib mengenakan masker.
Baca juga: Modal Rp 5 Ribu Makan di Warung Ini Bisa Dapat Nasi Gudeg Lengkap Pakai Ayam
Baca juga: Polisi Pastikan Pengendara Sedan di Tangsel Tak Bersalah, Kernet Ambulans Diduga Berbohong
Baca juga: Insiden di Gedung MCC Depo, LRT Jakarta: Fokus Utama Kami Evakuasi Karyawan
Jaga jarak antara anak peserta didik pun dilakukan guna mencegah penularan Covid-19, penerapan protokol kesehatan ini diawasi langsung para orangtua murid yang datang mengantar.
"Sekarang kan sudah ada kebijakan, contoh ketika naik transportasi umum. Kita harus memakai masker, hand sanitaizer, lalu menunjukkan bukti vaksin Covid-19. Nah kenapa enggak di sekolah seperti itu?," ujarnya.
Mutia menuturkan para orangtua murid mendukung upaya pemerintah dalam penanganan pandemi Covid-19, namun mereka merasa pembelajaran langsung dilakukan guru di sekolah lebih efektif.
Sebagai orangtua dia mengakui tidak mudah mendidik anak belajar dan butuh keahlian khusus, atas dasar itu dia meminta pemerintah mempertimbangkan pelonggaran kegiatan belajar
"Contohnya seperti saya, ada anak kelas 6 yang sebentar lagi akan ada ujian. Harus lebih ekstra memberi pelajaran pada anak. Bagaimana kebijakannya (belajar tatap muka) ya itu dibalikkan lagi kepada orang-orang yang lebih mengerti," tuturnya.