Olimpiade Tokyo 2020

Asosiasi Bulu Tangkis Korea Protes ke BWF Terkait Perilaku Atlet China yang Keluarkan Kata Kasar

Asosiasi Bulu Tangkis Korea mengajukan protes kepada Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) tentang perilaku ganda putri China, Chen Qing Chen

Editor: Erik Sinaga
Alexander NEMENOV / AFP
Pebulutangkis China Jia Yifan (kanan) melakukan pukulan di samping pebulu tangkis China Chen Qingchen dalam pertandingan semifinal bulu tangkis ganda putri melawan Kong Hee-yong dari Korea Selatan dan Kim So-yeong dari Korea Selatan selama Olimpiade Tokyo 2020 di Musashino Forest Sports Plaza di Tokyo pada 31 Juli 2021. 

TRIBUNJAKARTA.COM-  Asosiasi Bulu Tangkis Korea (BAK) secara resmi mengajukan protes kepada Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) tentang perilaku ganda putri China, Chen Qing Chen, selama Olimpiade Tokyo 2020.

Chen Qing Chen berulangkali mengucapkan "Wo Cao" yang merupakan kalimat mengumpat bernada kasar pada pertandingan terakhir Grup D melawan Kim So-yeong/Kong Hee-yong (Korea Selatan) pada 27 Juli.

Chen Qing Chen melontarkan sumpah serapah akibat frustrasi saat dia dan tandemnya, Jia Yi Fan, kalah pada gim pertama.

Selama gim kedua, dia meneriakkan sumpah serapah beberapa kali lagi dengan intensitas tinggi
termasuk saat dia dan Jia mencetak poin. Chen/Jia akhirnya mengalahkan Kim/Kong 19-21, 21-16, 21-14 untuk menempati peringkat teratas grup.

Malamnya, Chen mengklarifikasi di sosial media pribadi dengan mengatakan bahwa dia mencoba mendorong dirinya sendiri selama pertandingan dan hanya membuat pengucapan yang tidak akurat.

Baca juga: Klasemen Medali Olimpiade Tokyo 2020: Indonesia Melorot ke Posisi 43

Namun, pemain China itu terdengar meneriakkan kata-kata kurang sopan yang sama ketika mereka bertemu Kim/Kong lagi pada pertandingan semifinal. Chen/Jia akhirnya mengalahkan Kim/Kong 21-15, 21- 11.

Buntut dari ucapan tersebut, media Korea Selatan mulai melaporkan kontroversi ini dan telah menyebar luaskan kritik terhadap dua ganda putri China tersebut.

Keluhan ditujukan kepada BWF, bukan ke Komite Olimpiade Internasional (IOC) karena IOC tidak memiliki aturan yang melarang mengucapkan umpatan dalam pertandingan.

Berdasrkan peraturan BWF dinyatakan bahwa pemain tidak boleh menggunakan kata-kata kotor
yang cukup keras untuk didengar oleh wasit dan penonton.

Anggaran Dasar BWF, Bagian 2.2.4:
KODE ETIK: PEMAIN

Pemain bertanggung jawab atas presentasi, perilaku, perilaku, dan kinerja antara lain sebagai berikut:
3.2.9. Tidak menggunakan kata-kata yang umum dikenal dan dipahami dalam bahasa apa pun untuk menjadi ucapan tidak senonoh dan diucapkan dengan jelas dan cukup keras untuk didengar oleh wasit atau penonton.

Baca juga: Pilar Persija Optimis Suatu Saat Timnas Indonesia Kembali Berlaga di Olimpiade

Selain Chen, perenang Australia, Kaylee McKeown juga tidak bisa mengontrol emosinya setelah memenangkan medali emas nomor gaya punggung 100 meter pada Olimpiade Tokyo 2020.

Ketika dia ditanya oleh media Australia tentang apa yang ingin dia katakan kepada ibu dan saudara perempuannya yang sedang menonton, McKeown menjawab, "F*** yeah" dan kemudian menutup mulutnya setelah menyadari apa yang sebenarnya dia katakan.

Adam Peaty (Inggris Raya) yang menjadi perenang Inggris pertama dalam sejarah dan berhasil
mempertahankan medali emas Olimpiade pada nomor gaya dada 100 meter juga mengatakan "f—ing"

Baca juga: Prediksi Skor Final Sepak Bola Perebutan Medali Emas Olimpiade Tokyo 2020 Brasil vs Spanyol

Contoh lain adalah ketika atlet layar Denmark, Anne-Marie Rindom memenangkan medali emas pertama Denmark. Dia berkata "F—, itu sangat keren",

Berita ini telah tayang di Bolasport berjudul: Resmi! Asosiasi Bulu Tangkis Korea Protes Lawan Greysia/Apriyani pada Final Olimpiade Tokyo ke BWF

Sumber: BolaSport.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved