Virus Corona di Indonesia

Melihat Ritual Warga Blitar Usir Covid-19, Jongkok Depan Bediang Corona Bakar Garam

Warga Blitar memiliki ritual unik untuk mengusir Covid-19. Mereka membuat bediang Corona di depan rumah masing-masing.

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Yogi Jakarta
Freepik via Tribunnews.com
Ilustrasi Virus Corona. Warga Blitar memiliki ritual unik untuk mengusir Covid-19. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Warga Blitar memiliki ritual unik untuk mengusir Covid-19.

Diketahui, pandemi Covid-19 di Indonesia belum selesai.

Kasus Covid-19 di Tanah Air masih menunjukkan peningkatan.

Masyarakat pun mencoba berbagai cara agar tidak terpapar atau sembuh dari Covid-19.

Mulai dari vaksin, ramuan tradisional hingga pemakaian obat.

Namun adapula yang terlihat tidak rasional yakni ritual yang sebenarnya bentuk ikhtiar agar Tuhan membantu mengusir pandemi Covid-19 ini.

Kakek Saji bersama para tetangganya membuat perapian sebagai ritual mengusir wabah Corona di Dusun Ngadirejo Lor, Desa Genengan, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, Kamis (5/8/2021) malam.
Kakek Saji bersama para tetangganya membuat perapian sebagai ritual mengusir wabah Corona di Dusun Ngadirejo Lor, Desa Genengan, Kecamatan Doko, Kabupaten Blitar, Kamis (5/8/2021) malam. (surya/imam taufiq)

Semisal Warga Kabupaten Blitar yang belakangan ini rajin membuat bediang atau perapian di depan rumah masing-masing.

Pemandangan itu dapat terlihat saat melintas di Dusun Ngadirejo Lor, Desa Genengan, Kecamatan Doko, Kamis (5/8/2021) malam.

Terlihat hampir di depan setiap rumah warga, ada perapian dari semak, kayu atau sabut kelapa yang dikelilingi beberapa orang, setiap lepas shalat Maghrib.

Baca juga: Tingkat Keterisian Rumah Sakit Covid-19 di Kota Tangerang Sudah di Bawah 50 Persen

Seorang sesepuh dusun bernama Sujianto (62) mengungkapkan perapian itu dibuat sebagai salah satu ikhtiar memerangi Covid-19.

Makanya disebut bediang Corona dan ditaburi garam krosok.

"Leluhur kita sudah meninggalkan ritual yang ampuh. Misalnya untuk melawan pagebluk ya harus dibakarkan garam. Makhlus halus yang membawa pagebluk ini, akan kabur ketakutan," ujar Mbah Suji, sapaannya, sambil berjongkok melingkari perapian bersama keluarganya.

Ritual yang dilakukan memang cukup sederhana. Caranya warga membuat perapian dan setelah api lumayan besar lalu ditaburi garam krosok.

Baca juga: 97 Persen Pasien Covid-19 di Jakarta Berhasil Sembuh

Garam krosok adalah garam yang asli dari laut yang belum terkontaminasi dengan apapun atau belum diolah pabrik.

Dengan begitu, garam akan ikut terbakar dan menguap ke udara.

Sumber: Surya
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved