Persija Jakarta
Beberkan Kondisi Usai Operasi Lutut, Ismed Sofyan Bocorkan Kapan Siap Membela Persija Jakarta
Pemain senior Persija Jakarta Ismed Sofyan membocorkan kapan dirinya bisa kembali memperkuat Persija Jakarta.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Pemain senior Persija Jakarta Ismed Sofyan membocorkan kapan dirinya bisa kembali memperkuat Persija Jakarta.
Diketahui bek kanan andalan Persija Jakarta itu kini tengah menjalani perawatan pasca menjalani operasi lutut.
Bahkan untuk minimal satu bulan ini, Ismed Sofyan harus berjalan dibantu dengan tongkat.
Pemilik nomor punggung 14 di Macan Kemayoran ini pun menceritakan kondisi terkininya saat berbincang di akun Youtube Persija Jakarta.
"Sekarang sedang tahap terapi masih gunakan tongkat karena dokter bilang kurang lebih 1 bulan baru lepas tongkat," kata Ismed Sofyan dilansir TribunJakarta.com dari akun Youtube Persija Jakarta, Rabu (11/8/2021).
Baca juga: Bek Senior Ismed Sofyan Ibaratkan Persija Jakarta Seperti Rumah: Aku Merasa Nyaman & Tenang
Dia pun menyebut bahwa kondisi lututnya saat ini dalam kondisi cukup bagus pasca operasi.
Ismed menuturkan dirinya terus melakukan pemulihan agar kondisi fisiknya dapat kembali seperti sedia kala.
"Sekarang musti jaga terapi, karena harus kembalikan kondisi," tutur Ismed Sofyan.

Rasakan Hal Tak Nyaman Setahun Terakhir
Ismed Sofyan mengaku sebelum akhirnya menjalani operasi pada 28 Juni 2021, dia sudah merasakan ada yang tak beres di lutut kirinya sejak setahun terakhir.
Dia pun memutuskan untuk berkonsultasi dengan tim dokter.
Berdasarkan pertimbangan, lutut kiri sang pemain asal Aceh itu harus dioperasi untuk meminimalisir kemungkinan yang lebih buruk.
"Diputuskan harus dioperasi. Kalau tidak kedepannya akan lebih buruk.
Alhamdulillah operasi berjalan lancar. Perkembangan bagus, terapi bagus," ucap Ismed Sofyan.
Baca juga: Gunakan Tongkat, Bek Persija Ismed Sofyan Ungkap Alasan Operasi Lutut: Kalau Tidak Akan Lebih Buruk
Bila masa terapi berjalan lancar sesuai jadwal, pemain senior Macan Kemayoran diharapkan sudah bisa kembali memperkuat Persija Jakarta pada enam bulan mendatang.
"Mudah-mudahan cepat. Enam bulan bisa kembali lagi ke lapangan hijau," kata Ismed Sofyan.
Momen Terberat Ismed Sofyan di Persija

Bek senior Ismed Sofyan telah membela Persija Jakarta sejak tahun 2002.
Selama bersama Macan Kemayoran, Ismed telah mengalami dinamika Persija Jakarta, mulai dari meraih prestasi hingga pengalaman yang tidak mengenakan.
Sebagai pesepak bola profesional, Ismed pernah pula melewati momen pahit bersama tim Oranye.
Salah satu yang diingat pesepak bola 41 tahun itu hingga sekarang adalah tatkala Persija harus berupaya keras lepas dari zona degradasi pada kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) musim 2013.
“Buat saya, musim 2013 adalah momen terendah selama di Persija Jakarta,” kata Ismed dikutip dari persija.id.
Ismed berujar bahwa kala itu sejumlah pemain utama Persija Jakarta meninggalkan tim, karena beragam alasan.
Akibatnya, skuad menjadi sedikit limbung dan berakibat tidak baik bagi permainan di lapangan hijau.
Baca juga: Melihat Hasrat 2 Bek Senior Persija Jakarta, Mampukah Lampaui Sosok Ismed Sofyan
Di kompetisi LSI musim 2013, Persija harus finish di posisi ke-11 dari 18 tim dengan 12 kemenangan, enam imbang, dan 16 kekalahan.
Bahkan, tim mencatat rekor kekalahan beruntun terpanjang yang ditorehkan sebuah klub pada musim itu yakni enam pertandingan.
"Biasanya, Persija langganan di papan atas.

Tetapi musim itu kami terpuruk. Itu menjadi momen paling sulit buat saya,” ujar Ismed.
Catatan buruk Persija saat itu pun membuat sejumlah klub tanah air menggoda Ismed untuk bergabung, tetapi ia menolak karena masih mencintai tim ibu kota.
“Saya ingin membantu tim keluar dari situasi sulit," ucap Ismed.
“Rasa cinta setiap orang kan berbeda.
Kalau memikirkan materi, peluang (pindah) terbuka lebar karena banyak tawaran dengan nominal cukup besar. Tetapi soal kenyamanan, tidak semua klub memilikinya," papar Ismed.
Momen Tak Terlupakan Ismed Sofyan di Persija Jakarta
Baca juga: Bukan Ismed atau Maman, Bek Persija Jakarta Ini Bermimpi Ingin Sampai Tua Berkarir di Lapangan Hijau
Selama hampir dua dekade bergabung di Persija Jakarta, tentu sudah banyak momen, baik suka maupun duka yang dijalani Ismed Sofyan,
Namun Ismed Sofyan tetap memiliki cerita yang menurutnya paling manis diantara banyaknya kenangan dirinya di Persija Jakarta.
Untuk momen terbaik yang pertama, Ismed Sofyan menyebutkan hal itu ia dapatkan tiga tahun silam.

Tepatnya yakni ketika Persija sukses meraih gelar juara Liga 1 2018.
Kala itu, Persija berhasil menjadi yang terbaik dikancah tertinggi sepak bola Indonesia dengan mengumpulkan 62 poin.
Catatan poin Persija hanya terpaut satu angka dari PSM Makassar yang menempati posisi dua klasemen akhir Liga 1 2018.
Ismed Sofyan pun menyebut gelar juara yang didapatkan Persija memanglah layak karena disepanjang musim semua pemain solid.
"Dari awal kompetisi kami sudah di papan atas, kalau tidak diperingkat kedua ya peringkat ketiga," kata Ismed dilansir dari laman resmi Persija, Jumat (23/7/2020).
"Saat itu kondisi tim sangat solid,"
"Kebersamaan antar pemain sangat terasa, tidak pernah berjarak," ujarnya.
Baca juga: Jalani Terapi Selepas Operasi, Bek Persija Ismed Sofyan: Mudah-Mudahan Recovery Berjalan Cepat
Sementara itu, untuk momen terbaik kedua terjadi pada tahun 2005.
Berbeda dengan musim 2018, di 2005 Persija tak berhasil meraih gelar juara.
Bahkan dua kali menjalani laga final, tak satupun kemenangan bisa diraih saat itu.
Pertama dikalahkan Persipura dengan skor 2-3 (Final Divisi Utama) dan kedua tumbang dari Arema FC dengan skor 3-4 (Final Piala Indonesia).

Namun kekalahan yang diterima justru membuat Persija semakin kompak.
Itulah mengapa Ismed menyebut tahun 2005 menjadi salah satu momen terbaiknya.
"Sebenarnya itu musim yang pahit karena kami punya kans juara di dua kompetisi yang finalnya dimainkan di Jakarta, namun sayang gagal juara," ujar Ismed.
"Suasana tim saat itu sangat nyaman, baik di dalam maupun di luar lapangan,"
"Meski gagal, setelah itu kami belajar semakin kompak sebagai sebuah tim," tuturnya.