Cerita Kriminal

Ironi Supri: Kena PHK karena Pandemi Nekat Merampok Demi Keluarga, Ayahnya Miris Tolak Uang Haram

Supri, panggilan karibnya, nekat merampok sebuah minimarket di kawasan Suradita, Cisauk, seorang diri.

Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNNEWSBOGOR/MOHAMAD AFKAR SARFIKA
Ilustrasi 

Saat awal pandemi Covid-19 tahun lalu, karena alasan efisiensi, Supri mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dari KPKNL.

Menganggur selama setahun lebih nampaknya membuat Supri gelisah karena tak mampu berperan menambah pemasukan keluarga.

"Dia kena PHK saat awal PSBB tahun lalu. Iya dia gelisah saat di PHK, sampai sekarang belum kerja lagi," ujarnya.

Menurut sang ayah, kegelisahan Supri itu yang melatari niat merampok untuk mendapatkan uang. 

"Karena dia kemungkinan merasa tanggung jawab saja prediksi saya. Saya juga kaget kenapa bisa begitu," ujar Sukari.

Baca juga: Pemuda Pengangguran Rampok Minimarket di Cisauk Demi Nafkahi Keluarga, Begini Nasibnya Kini

Sukari miris dengan perbuatan Supri yang begitu dalam memendam kekecewaan karena tak bisa menafkahi keluarga.

Padahal di sisi lain, Sukari juga tidak ingin memakan uang haram, yang didapatkan dengan cara melanggar hukum.

"Mana ada orang tua mau menerima uang seperti itu," kata Sukari.

Dari balik jeruji besi, Supri mengaku khilaf. Matanya gelap akibat ketidakberdayaannya menghadapi situasi yang serba sulit itu.

Tuntutan peran sebagai anak yang berbakti dan ingin membalas jerih payah orang tua, semakin membuat Supri tenggelam dalam kegelapan yang menyesatkan.

"Karena dia kemungkinan merasa tanggung jawab saja prediksi saya. Saya juga kaget kenapa bisa begitu (merampok). Saat saya tanya kenapa begitu, dia jawabnya hanya 'kegelapan saja'," ujar Sukari menceritakan.

Bak kayu sudah menjadi arang, Supri hanya bisa meminta maaf kepada sang ayah, karena memilih cara yang salah.

"Dia juga bilang minta maaf sama saya," kata Sukari.

Kini, giliran Sukari yang menyesal. Ia merasa anaknya hanya korban pandemi yang begitu mencekik.

Ayah lima anak itu mengerti Supri sama sekali salah.

Namun sebagai orang tua, saat ditanya harapannya, Sukari hanya ingin anaknya bebas.

"Saya mohon tolong bebaskan anak saya. Saya menerima kesalahan anak saya. Yang penting anak saya bisa keluar saja. (*)

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved