HUT Kemerdekaan RI
Mengenang Tragedi Bekasi Lautan Api Saat Dibom Sekutu Tahun 1945
Sejarah mencatat, sejumlah pertempuran heroik hingga meluluhlantakkan Bekasi pernah terjadi
Penulis: Yusuf Bachtiar | Editor: Erik Sinaga
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Yusuf Bachtiar
TRIBUNJAKARTA.COM, BEKASI TIMUR - Bekasi sebagai Kota Patriot bukan sekedar julukan semata.
Tanah ini pernah menjadi medan pertempuran paling dahsyat saat Republik Indonesia mempertahankan kemerdekaan tahun 1945.
Sejarah mencatat, sejumlah pertempuran heroik hingga meluluhlantakkan Bekasi pernah terjadi, seperti misalnya tragedi 'Bekasi Lautan Api'.
Dalam buku Kemandirian Ulama Pejuang : KH Noer Ali karya sejarawan Bekasi Ali Anwar, wilayah Bekasi pernah jadi tempat pelampiasan kemarahan tentara sekutu.
Baca juga: Jelang HUT ke-76 Indonesia, Penumpang KRL Diminta Berdiri Sikap Sempurna Memperingati 17 Agustus
Pemicunya yakni, pembunuhan terhadap 26 awak pesawat Dakota Inggris yang mendarat darurat di Rawa Gatel, Cakung.
"Pada 13 Desember 1945 sejak pagi mereka (tentara sekutu) melakukan penyerangan kembali ke Kota Bekasi," kata Ali Anwar dalam bukunya.
Masih dalam buku yang sama, tentara sekutu menerjunkan pasukan dalam jumlah besar untuk menyerang Bekasi.
Baca juga: Sambut HUT ke-76 RI, Buruan Cek Promo Makanan dan Minuman, Ichiban Sushi, KFC hingga DCrepes
Terdiri lebih dari satu batalyon invanteri, puluhan panser, pesawat Jagger, 78 truk penuh berisi serdadu Inggris-India dan persenjataan lengkap.
Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan badan-badan perjuangan di Bekasi tidak mampu menahan desakan kekuatan sekutu.
"Menghadapi serangan besar ini, KH Noer Ali memerintahkan pasukannya agar tidak melakukan perlawanan, kecuali jika sekutu menyerang Kaliabang dan Ujungmalang," tulis Ali Anwar.
Tentara sekutu menyerang secara membabi buta menggunakan pesawat udara, melemparkan bom pembakar hingga menghanguskan rumah penduduk di Kampung Duaratus.
Tidak berhenti sampai di situ, tentara sekutu berhasil masuk ke jantung pertahanan pejuang Republik tepatnya di tengsi polisi sekarang kantor Polres Metro Bekasi Kota dan kawasan alun-alun.
"Kaum Republik sudah mundur terlebih dahulu. Kemudian sekutu menyiram rumah-rumah penduduk dengan bensin dan membakar dengan bom pembakar," terang Ali masih dalam buku yang sama.
Pembakaran meluas hingga Telukbuyung, Telukangsan, dan Pasar Bekasi. Bekasi tak ubahnya menjadi lautan api tanpa ada yang sanggup memadamkan.
Baca juga: Jelang HUT ke-76 Indonesia, Penumpang KRL Diminta Berdiri Sikap Sempurna Memperingati 17 Agustus