HUT Kemerdekaan RI
Semarakkan Kemerdekaan, Anak Punk Tangsel Gelar Upacara Bendera Hingga Kenang Perlawanan ke Penjajah
Belasan anak punk di Tangerang Selatan (Tangsel) melakukan hal yang sangat jarang dan asing mereka lakukan setiap 17 Agustus, upacara.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Muhammad Zulfikar
Ia menyadari selama ini anak punk mengidolakan figur dan tokoh asing di luar sana.
Mulai ideologi musik, pemikirannya, sehingga tercerabut dari akarnya.
"Padahal, pahlawan-pahlawan yang telah mendahului kita, founding father ini layak jadi figur panutan," papar Halim.
Halim memberi gambaran kepada para santri punknya bahwa para pahlawan dulu juga berjiwa punk.
"Dalam kecamata Belanda, kacamata penjajah, mereka (pahlawan) ini pemberontak, mereka ini dianggap radikal oleh penjajah," kata dia.
Sementara nilai pemberontakan yang ada pada diri anak punk, anak jalanan negatif.
"Tapi apa yang dilakukan pahlawan kita menginspirasi kita hari ini."
"Mereka berjuang untuk nilai-nilai kemanusiaan, nilai-nilai kebangsaan, nilai-nilai nasionalisme," papar dia.
Baca juga: Warga Diimbau Bawa Surat Keterangan Penyakit Penyerta Saat Vaksin Covid-19 Moderna
Anak Punk Berbagi Peran
Meski terik begitu menyengat, ditingkahi bising knalpot motor dan mobil yang melintas, puluhan anak punk begitu khidmat mengikuti upacara.
Anak-anak punk ini berbagi peran sebagai pengibar bendera, pemimpin upacara, pembaca proklamasi, pembukaan UUD 1945 dan pembaca doa.
Di pelataran pesantren yang berarti hanya dibatasi trotoar dari Jalan Raya Jakarta-Bogor, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), upacara berlangsung hikmat.
Dalam upacara tadi, Halim Ambiya bertindak sebagai pembina upacara.
Pakaian anak punk yang tengah mengaji tentang Islam di Pesantren Tasawuf Underground itu memang dibebaskan saat upacara.
Tampak atribut punk tidak lepas dari tubuh para santri itu. Tato yang tergambar tidak lantas dihapus begitu saja.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/upacara-di-pesantren-tasawuf-underground-tangsel.jpg)