Sisi Lain Metropolitan
Mas Anies Bayar Tuntas Janjinya, Warga Kampung Akuarium Kini Tak Lagi Begadang Pegang Besi Tenda
Penantian 5 tahun warga Kampung Akuarium dibayar tuntas Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lewat peresmian Kampung Susun Akuarium
Penulis: Gerald Leonardo Agustino | Editor: Wahyu Septiana
Lewat proses panjang dan perlahan, lanjut Anies, akhirnya warga bisa kembali menempati Kampung Akuarium secara layak.
Baca juga: Warga Kampung Akuarium Terkenang saat Digusur Ahok Hingga Tidur di Tenda Darurat yang Penuh Tikus
"Warga di sini tabah melewati masa itu dengan ketahanan mental yang luar biasa. Periode 5 tahun mereka menjalani ujian yang amat besar," kata Anies.
Kenangan Pahit Tinggal di Atas Puing
Petaka di Kampung Akuarium terjadi 11 April 2016 lalu.
Di bawah kepemimpinan Ahok, ribuan personel gabungan Satpol PP, TNI, Polri, dikerahkan dalam rangka penggusuran Kampung Akuarium.

Ribuan petugas itu jadi momok buat warga, tak terkecuali Musdalifah (31), yang sudah menghabiskan lebih 20 tahun di Kampung Akuarium.
Singkatnya, permukiman di pesisir Jakarta Utara itu rata dengan tanah.
"Waktunya itu sangat cepat sekali, nggak ada sosialisasi dulu kepada warga dalam jangka waktu 11 hari diratakan dan kita pun nggak tahu peruntukannya buat apa," kata Musdalifah saat ditemui di lokasi, Kamis (19/8/2021) lalu.
Lepas dari penggusuran, Musdalifah serta suami Helmi (36) dan anaknya pusing mencari tempat berteduh sebelum akhirnya memutuskan bertahan.
Baca juga: Cerita Musdalifah, 5 Tahun Menanti Kampung Akuarium: Dulu Tidur di Atas Batu, Siap Huni Rumah Baru
Sementara sebagian warga memilih menempati rumah susun yang dijanjikan Ahok, Musdalifah dan sebagian warga lainnya memilih bertahan di tenda.
Alasan utama Musdalifah bertahan ialah tempat pekerjaan sang suami yang berdekatan dengan Kampung Akuarium.
"Karena suami saya kerjanya dekat sini. Apalagi mata pencaharian suami saya kan buruh harian. Kalo seandainya ditempatkan di Rusun Marunda atau Rusun Cakung itu terlalu jauh buat kerja," ucapnya.
"Sedangkan penghasilan aja sehari cuma berapa. Kalau buat bolak balik ongkos nggak cukup," ucap Musdalifah.
Keluarga kecil itu akhirnya sempat menitipkan barang-barang ke rumah kerabat sebelum kembali ke puing-puing penggusuran, di mana tenda-tenda pengungsian mulai terpasang.

"Karena bingung mau tinggal di mana, tadinya numpang dulu ke rumah kakak saya, tapi pas di sini ada tenda ya sudah saya tinggal di tenda sini aja, bareng sama warga lain," kata Musdalifah.