Ketika Putra Kepala Suku Asal Papua Mengajar Anak Suku Dayak di Perbatasan: NKRI Harga Mati

Melihat prajurit TNI putra kepala suku asal Papua mengajar anak-anak Suku Dayak di perbatasan Indonesia-Malaysia.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
Youtube TNI AD
Prada Yulian Mandacan, Anggota Satgas Pamtas Yonif Mekanis 643/WNS saat mengajar anak-anak Suku Dayak di perbatasan Indonesia-Malaysia. 

"Mereka lihat, kalau saya bisa jadi apa yang saya inginkan.

Saya harapkan mereka juga bisa dan bermanfaat bagi anak-anak lainya, khususnya anak-anak Dayak," kata Serda Luis.

Anggota Satgas Pamtas Yonif Mekanis 643/WNS saat mengajarkan anak-anak Suku Dayak yang tinggal di perbatasan.
Anggota Satgas Pamtas Yonif Mekanis 643/WNS saat mengajarkan anak-anak Suku Dayak yang tinggal di perbatasan. (Youtube TNI AD)

Kisah Relawan Bangun Jembatan di Pedalaman

Infrastruktur di sejumlah desa terpencil mapun pedalaman tanah air masih menjadi sesuatu yang belum tersentuh.

Salah satunya tentang keberadaan jembatan yang dibutuhkan warga di desa untuk mobilitas mereka.

Tak sedikit pula masyarakat harus bertaruh dengan maut ketika harus melakukan aktivitasnya.

Termasuk para pelajar yang harus menyeberangi sungai dengan arus yang deras demi bisa sampai ke sekolahnya.

Hal itu menjadi salah satu yang menginspirasi relawan Vertical Rescue Indonesia untuk membuat program bertajuk Ekspedisi 1000 Jembatan Gantung Untuk Indonesia.

Dilansir dari akun Youtube TNI AD, Komandan Vertical Rescue Indonesia, Tedi Ixdiana mengatakan, komunitasnya sudah mulai melakukan aksi sosial sejak tahun 2015 silam.

Baca juga: Cerita Tukang Bakso Kebingungan Temukan Anaknya Saat Kelulusan TNI AD: Mukanya Loreng Semua

Hal itu setelah pihaknya berhasil membuat jembatan gantung ketika melakukan pendakian di Pegunungan Cartenz.

"Karena ketika mau ke puncak harus seberangi juran

Pas kunjungan kelima inisiatif buat jembatan dengan gunakan tali baja dan itu jembatan yang dihadiahkan dari Indonesia untuk dunia.

Tepatnya jembatan tertinggi di daratan Australia dan Oceania," tutur Tedi dilansir TribunJakarta.com dari akun Youtube TNI AD, Senin (9/8/2021).

Komandan Vertical Rescue Indonesia, Tedi Ixdiana
Komandan Vertical Rescue Indonesia, Tedi Ixdiana (Akun Youtube TNI AD)

Kemudian kemunculan bencana banjir bandang di Garut, Jawa Barat pada tahun 2016 menjadi tonggak sejarah bagi komunitas ini untuk membuat jembatan gantung.

"Saat itu ada masyarakat yang bersurat untuk minta dibuatkan jembatan. Padahal jembatan yg dibuat Vertical Rescue itu jembatan untuk pendaki," papar Tedi mengisahkan kegiatan komunitasnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved