Mural 'Tuhan Aku Lapar' Muncul di Kota Depok, Petugas Buru-buru Menghapus

Mural berisi kritikan muncul di Kota Depok tepatnya di Jalan Raya Kartini, Pancoran Mas, sejak beberapa hari lalu.

Penulis: Dwi Putra Kesuma | Editor: Wahyu Septiana
TRIBUNJAKARTA.COM/DWI PUTRA KESUMA
Mural berisi kritikan muncul di Kota Depok tepatnya di Jalan Raya Kartini, Pancoran Mas, sejak beberapa hari lalu. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dwi Putra Kesuma

TRIBUNJAKARTA.COM, PANCORAN MAS – Mural berisi kritikan muncul di Kota Depok tepatnya di Jalan Raya Kartini, Pancoran Mas, sejak beberapa hari lalu.

Tak bertahan lama, terkini mural tersebut telah dihapus menggunakan cat berwarna abu-abu.

Sebelumnya, mural tersebut bertuliskan kekecewaan yang mana mural dianggap sebagai sebagai kriminal.

“Tuhan aku lapar. Kita Hidup di kota dimana mural dianggap kriminal dan korupsi dianggap budaya. Terus dibatasi tapi tak diberi nasi,” berikut isi tulisan dalam mural tersebut.

Mural kritikan di Jalan Kartini, sebelum, dan sesudah dihapus, Jumat (27/8/2021).
Mural kritikan di Jalan Kartini, sebelum, dan sesudah dihapus, Jumat (27/8/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/DWI PUTRA KESUMA)

Salah seorang pedagang di lokasi sekitar yang enggan disebut namanya, mural tersebut sudah dihapus pada Kamis (26/8/2021) kemarin siang oleh petugas.

“Kemarin siang dihapusnya, tapi kalau bikinnya gak tahu,” katanya di lokasi saat ditemui TribunJakarta, Jumat (27/8/2021).

Sementara itu, mural tersebut juga viral setelah diunggah di sosial media Instagram pada akun @depok24jam.

Hingga siang ini, unggahan mural tersebut telah mendapat lebih dari 19 ribu likes, dan menuai lebih dari 650 komentar warganet.

“Kalau dihapus biasanya tulisan ini benar adanya,” tulis seorang warganet dalam kolom komentar unggahan tersebut.

Baca juga: Mural Kritikan di Jalan Kebon Kacang Jakpus Dihapus, Warga: Konyol, Itu Kan Hal Tidak Penting

“Saya sebut yang membuat karya itu tampan dan berani,” kata warganet yang lainnya.

Mural Sindiran Menjamur, Kepuasan Terhadap Jokowi Turun

Mural-mural bernada kritik terhadap kebijakan pemerintah bermunculan di banyak kota.

Aparat bertindak sigap dengan menghapus bahkan mencari seniman pembuatnya. 

Sebagian besar isi coretan mural itu menyuarakan keresahan rakyat terhadap dampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diterapkan untuk menghadapi lonjakan kasus Covid-19.

Dampak luar biasa yang ditimbulkan terhadap perekonomian membuat kepuasan publik terhadap Presiden Joko Widodo merosot di bawah 60 persen.

Saat ini tingkat kepuasan terhadap pemerintahan Jokowi mencapai 59,2 persen.

“Di tengah menjamurnya mural bernada protes terhadap penanganan pandemi Covid-19, kepuasan publik terhadap Jokowi amblas,” kata Direktur Komunikasi Voxpopuli Research Center Achmad Subadja lewat keterangan yang diterima, Kamis (26/8/2021).

Achmad menyoroti, pemerintah membanggakan capaian pertumbuhan ekonomi pada kuartal II/2021 yang mencapai 7,07 persen.

Bagi rakyat kebanyakan, tingginya angka pertumbuhan tersebut tampak tidak berkorelasi dengan kesulitan ekonomi yang masih dirasakan akibat perpanjangan PPKM.

“Melesatnya angka pertumbuhan itu lebih didorong oleh low-base effect, karena rendahnya pertumbuhan tahun lalu yang minus,” kata Achmad.

Angka itu juga diukur ketika Indonesia belum dihantam oleh varian delta yang kemudian disertai penerapan PPKM Darurat.

Hal tersebut bisa dilihat dari tingginya ketidakpuasan publik yang mencapai 33,3 persen, dan sisanya tidak tahu/tidak jawab sebanyak 7,5 persen.

Baca juga: Muncul Mural Kritik di Dekat Mal Grand Indonesia, Langsung Dihapus Warga Setempat

"Pemerintah harus mengupayakan keseimbangan antara penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi," kata Achmad.

Survei ini dilakukan pada 10-20 Agustus 2021, melalui telepon kepada 1.200 responden di seluruh Indonesia yang dipilih secara acak dari survei sebelumnya sejak 2019.

Margin of error survei sebesar ±2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved