Warga Ciputat Kebingungan Akses Masuk Rumahnya Ditutup Tembok Pengembang Setinggi 2 Meter
Tembok setinggi sekira dua meter berdiri menutupi akses masuk tiga rumah yang berada di kawasan Jalan Pelikan, RT 6 RW 9, Serua, Ciputat,
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Wahyu Aji
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, CIPUTAT - Tembok setinggi sekira dua meter berdiri menutupi akses masuk tiga rumah yang berada di kawasan Jalan Pelikan, RT 6 RW 9, Serua, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel).
Tepatnya di tepi Perumahan Bukit Nusa Indah, tiga rumah itu berbatasan langsung dengan tanah yang diperkirakan akan dibangun klaster perumahan.
Pantauan TribunJakarta.com di lokasi, Selasa (7/9/2021), tembok dua meter itu sekira setebal 10 centimeter.
Jaraknya hanya satu meter dari bibir rumah warga.
Jarak satu meter itulah akses yang tersisa yang dapat dilalui warga dari tiga rumah itu.
Kondisi tembok jelas terlihat baru didirikan. Adukan semennya masih basah.
Keterangan Tarmo (50), satu dari tiga pemilik rumah yang aksesnya terhalang itu, tembok didirikan pada Jumat (3/9/2021), dan sampai hari ini masih dalam proses penyelesaian.
"Tiba-tiba ini hari Jumat kemarin ada tembok, mulai dipasang, Sabtu dipasang Senin lanjutan," ujar Tarmo.
Tarmo baru tinggal di rumah itu selama tiga tahun. Berdasarkan akta jual beli (AJB) yang dimilikinya, bagian depan rumahnya adalah jalan.
Baca juga: Sempat Ditutup Gegara Langgar Prokes, SDN 05 Jagakarsa Kembali Gelar Sekolah Tatap Pekan Depan
"Jadi di AJB itu depan sini itu jalan, di kanan tanah orang lain, kiri tanah orang lain, belakang jalan," ujar Tarmo.
Tarmo mengatakan, pemilik lahan di depan rumahnya yang disebutnya sebagai pengembang, sudah berkomunikasi bahwa akan membangun tembok. Meski keberatan, Tarmo tidak bisa berbuat apa-apa.
"Kalau logik, sedikit banyak tahu dunia properti, kalau membangun tembok itu kan harus ada izin, apalagi kalau IMB itu terkait dengan depan belakang kanan kiri," kata Tarmo.
Jalan setapak yang disisakan pengembangpun menurut Tarmo karena anaknya memviralkan tembok itu ke media sosial.
"Begini, setelah anak saya viralkan, kemudian pada hari Sabtu itu baru dengar info kalau saya dikasih jalan setapak ini. Sebelumnya tidak ada," ujar Tarmo.
Tarmo dan keluarga kini kesulitan untuk keluar masuk rumah. Akses mobilnya kini tidak ada lagi.
Mereka lebih sering lewat samping rumah, lahan milik orang lain yang tersambung ke jalan di belakang rumah.
"Nah saya kan enggak punya akses belakang. Untungnya ini tanah di samping belum dibangun nih tanah orang," ujar Tarmo.
Baca juga: Muncul Coretan Allah Bersama Orang Pusing di Tembok SMP PGRI 336 Tangsel, Kepsek:Bentuk Kekecewaan
"Ya harapan saya sih inginya dibukalah, supaya akses kami mau angkat-angkat barang lebih mudah, enggak usah mutar-mutar ke sana," harapnya.
Keluhan sama disampaikaj Pujiono (51), tetangga sebelah rumah Tarmo, yang juga akses masuk rumahnya terhalang tembok.
"Kita sebagai warga ya terus terang keberatan, kalau ditanya keberatan ya pasti lah ini kan akses keluar."
"Saya sih bangun rumahnya gitu, karena berharap itu jalan untuk akses masuk, ya karena sekarang ditutup aja bingung saya, belakang jadi depan," kata Pujiono.
Sementara, TribunJakarta.com tidak dapat menemui pihak pengembang. Dua rumah yang sudah berdiri di lahan klaster itu tanpa penghuni.
Dari poster penjualan tertera kontak salah satu agen penjualannya, atas nama Riszka Aprilia.
Saat ditanya tentang tembok itu, ia tidak bisa memberi penjelasan banyak. Ia hanya memastikan bahwa tembok bagian dari klaster.
"Tembok yang sebrangnya maksudnya yang sedang dibangun itu bagian dari kompleks itu, kan masih on progress kan," kata Riszka. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jakarta/foto/bank/originals/tembok-halangi-rumah-warga-di-tangsel-1.jpg)