Bursa Calon Panglima TNI, Ketua Umum HIPAKAD: Siapapun Kami Sepakat Asal Terbaik Bagi Indonesia

Calon pengganti Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto belum bisa dipastikan siapa yang mendudukinya.

Editor: Elga H Putra
TRIBUNJAKARTA.COM/MUHAMMAD RIZKI HIDAYAT
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. 

Berbeda, anggota Komisi I DPR RI Fraksi Golkar Christina Aryani mengatakan setiap kepala staf angkatan memiliki peluang yang sama untuk memimpin TNI.

Terutama jika merujuk pada UU TNI No. 34 Tahun 2004 Pasal 13 ayat 4, dimana dijelaskan bahwa jabatan Panglima TNI dijabat oleh Perwira Tinggi aktif yang sedang atau pernah menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan.

"Saya berpendapat untuk saat ini ketiga kepala staf punya peluang yang sama, karena berdasarkan ketentuan UU TNI yang bisa menjadi Panglima TNI adalah kepala staf atau pernah menjadi kepala staf," kata Christina, Senin (6/9/2021).

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat menghadiri pelepasan jenazah Pelda Anumerta Rama Wahyudi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (3/7/2020)
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto saat menghadiri pelepasan jenazah Pelda Anumerta Rama Wahyudi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jumat (3/7/2020) (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

Muhammad Iqbal, anggota Komisi I DPR RI Fraksi PPP sepakat dengan Christina.

Hanya saja, Iqbal menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai pemegang hak prerogatif memiliki kemampuan untuk memilih dan menunjuk siapa yang akan menjadi orang nomor satu di TNI.

Mengingat Panglima TNI saat ini akan segera memasuki masa pensiun, dia meminta agar presiden segera mengirimkan nama calon yang diharapkan.

"Kami meminta kepada Presiden agar secepatnya mengirimkan nama calon Panglima TNI yang akan menggantikan pak Hadi Tjahjanto ke DPR agar segera bisa di proses. Siapapun nantinya yang akan memimpin TNI, apakah dari AL, AD ataupun AU, yang terpenting seorang panglima TNI harus mempunyai integritas dan visi ke depan untuk membangun TNI yang profesional dan siap menjawab tantangan pertahanan di masa datang yang semakin dinamis," ucap Iqbal.

Merujuk pada belum pernahnya terjadi pergantian Panglima TNI dari matra yang sama selain dari TNI AD, pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi memandang kandidat kuat pengganti Hadi ada pada diri KASAD Andika Perkasa dan KSAL Yudo Margono.

Khairul menyebut peluang keduanya menjadi Panglima TNI bergantung pada beberapa hal, seperti waktu penunjukkan dari presiden hingga barrier antara kandidat dengan presiden.

Baca juga: Panglima Kodam Udayana, Mayjen Maruli Simanjutak: Setiap Desa Punya Tempat Isolasi Mandiri Covid-19

"Peluang Andika memang cukup besar jika pergantian Panglima TNI dilakukan dalam waktu dekat, dan penundaan akan sangat berdampak pada peluang keterpilihan Andika.

Sementara itu peluang Yudo Margono cenderung terus menguat seiring waktu.

Relatif tak ada masalah baginya dan bagi organisasi TNI, jika pergantian dilakukan sekarang ataupun menjelang masa pensiun Hadi Tjahjanto," ujar Khairul.

Secara politik, Khairul menilai kebutuhan presiden hari ini adalah mendapatkan para pembantu dengan loyalitas tanpa reserve, terutama untuk memuluskan agenda-agenda politik dan pemerintahan.

Dari situ, bisa dilihat bahwa tidak ada barrier dalam relasi antara Presiden Jokowi dan Yudo Margono.

Namun hal itu sekaligus menunjukkan bahwa Yudo tidak punya endorser yang sangat kuat untuk menggaransi dirinya terpilih.

"Sementara Andika Perkasa memiliki endorser kuat sekaligus barrier.

Melalui sosok ayah mertuanya, Hendropriyono maupun dari beragam pernyataan dukungan dari sejumlah politisi dan tokoh," ujarnya.

Sebagain artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Adu Kuat Calon Panglima TNI, Menanti Hak Prerogatif Presiden

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved