Lapas Tangerang Terbakar
Jenguk Adik Korban Kebakaran Lapas Tangerang, Ana: Iwan yang Kuat Ya, Kita Mau ke Makam Mama
Sungguh hancur perasaaa Ana melihat adiknya yang menjadi korban kebakaran Lapas Tangerang.
Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Erik Sinaga
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina
TRIBUNJAKARTA.COM, JATINEGARA- Sungguh hancur perasaaa Ana melihat adiknya, Iwan Setiawan (27) yang menjadi korban kebakaran Lapas Tangerang.
Iwan menderita luka baka 98 persen. Sekujur tubuhnya menderita luka bakar. Wajahnya gosong dan bengkak.
Walau demikian, Iwan masih bisa memberikan respons ketika Ana mengajaknya berbicara.
Ana menyemangati Iwan segera sembuh karena akan berkunjung ke makam ibunda mereka.

Hal ini diungkap Ana, selaku kakak Iwan saat ditemui di kediamannya, Jalan Tanjung Lengkong, Kelurahan Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (9/9/2021).
Ana menuturkan ketika ia tiba di RSUD Tangerang, dirinya bersama suami menemui polisi dan dokter lebih dulu.
Setelah berkordinasi dengan mereka, akhirnya Ana mendapatkan penjelasan pasti terkait kondisi adiknya itu dari dokter yang menanganinya.
"Akhirnya bisa ketemu dokter dan diberitahu bahwa dari 8 yang paling parah itu Iwan," kata Ana kepada TribunJakarta.com, Kamis (9/9/2021).
"Adik saya itu mengalami luka bakar 98%, cidera pernapasan."
"Kemudian saya disuruh tanda tangan untuk pemasangan sejumlah alat bantu di tubuh Iwan, seperti ventilator," jelasnya.
Baca juga: Ana Kenang Ucapan Adik yang Jadi Korban Kebakaran Lapas Tangerang: Tolong Dijemput, Mau ke Makam
Kemudian dokter mengatakan bila hari ini, Iwan akan menjalani operasi pengangkatan luka bakar.
"Terus hari ini mau operasi pengangkatan luka bakar."
"Dijelasin resikonya juga. Tapi saya belum dapat kabar apa-apa hari ini," ucapnya.
Ketika bertemu dengan Iwan, sekujur tubuhnya, kata Ana, penuh luka bakar.
Gosong menjadi kata yang selalu disebutkan Ana kala mendeskripsikan kondisi anak kedua dari empat bersaudara itu di atas ranjang rumah sakit.
Baca juga: Keluarga Korban Kebakaran Lapas Tangerang: Ini Musibah, Tak Ada yang Menginginkannya
"Kaki dan tangannya sedikit-sedikit luka bakarnya. Tapi yang parah itu dibagian wajah, dada dan perut."
"Diajak ngomong masih respon. Tapi wajahnya sudah gosong, bengkak," ucap Ana sambil menangis.
Meski mengalami 98% luka bakar, Ana masih tetap mengenali adiknya.
Ana menyebut adiknya itu memiliki ciri khas yakni telapak kaki yang besar dan sejumlah bekas luka.

"Iwan, mba Ana datang buat nengokin Iwan. Iwan yang kuat ya, kan Iwan bilang kalau Iwan pulang mau ke makam mama bareng-bareng. Masa pulang nengokin mama dengan keadaan begini. Kita maunya Iwan pulang bareng-bareng sehat," ucap Ana kepada Iwan.
Tanpa berbicara Iwan langsung mengangkat jempol kanannya pertanda oke.
"Mba Ana pulang dulu ya Iwan. Iwan yang kuat," tambah Ana.
Iwan kembali merespon dan mengangkat jempol kirinya.
Baca juga: Rutan Kelas 1A Salemba Gelar Tabur Bunga dan Doa Bersama untuk Korban Lapas Kelas 1 Tangerang
"Jadi interaksinya hanya sebatas itu."
"Dia merespon dengan angkat jempol kanan dan kiri aja," paparnya.
Keluarga tak miliki firasat
Selain itu, Ana turut mengungkapkan pihak keluarga justru tak memiliki firasat apapun terkait kejadian tersebut.
Baik dirinya, ayahnya maupun adik-adiknya tak miliki firasat maupun mimpi sebelum kejadian kebakaran yang menewaskan puluhan narapidana itu.
"Kita sekeluarga enggak ada firasat apapun. Benar-benar enggak ada," katanya.
Ana mengatakan justru teman-teman adiknya lah yang mendapatkan firasat itu.

Melalui pesan di Facebook maupun WhatsApp, teman adiknya itu mengatakan selintas teringat Iwan.
"Ya paling firasatnya justru dari teman-temannya aja inbox dan WA saya."
"Pantesan Mba Ana, saya kepikiran Iwan, kangen Iwan tiba-tiba," sambungnya.
Meski begitu, Ana mengatakan pihak keluarganya justru mengingat ucapan Iwan pada bulan Juni 2021 lalu.
Ucapan singkat, namun kerap dilontarkannya kepada pihak keluarga.
"Dia kan dibui sudah dari 2016."
Baca juga: Ana Kenang Ucapan Adik yang Jadi Korban Kebakaran Lapas Tangerang: Tolong Dijemput, Mau ke Makam
"Lalu pas bulan Juni kemarin kasih tahu keluarga untuk mengurus surat-surat karena dia bilang sebentar lagi mau pulang," ungkapnya.
"Iwan bentar lagi pulang, tolong dijemput."
"Maunya langsung ke makam mama (ke Tegal)."
"Iwan nggak mau tinggal di Jakarta maunya di kampung aja, biar deket sama mama."
"Urusin berkas berkas ya," ujar Ana menirukan suara Iwan kala itu.
Namun karena pandemi, kata Ana, pengurusan tersebut harus mundur dari waktu yang ditentukan.