Lapas Tangerang Terbakar
Perjuangan Iwan Napi Kasus Narkoba Bertahan di Tengah Panasnya Api yang Membakar Lapas Tangerang
Sejak insiden kebakaran maut itu terjadi, Iwan langsung dilarikan ke RSUD Kabupaten Tangerang dan mampu bertahan hidup hingga sekarang.
Penulis: Jaisy Rahman Tohir | Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Jaisy Rahman Tohir
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Sebanyak tujuh narapidana korban kebakaran Lapas Kelas 1 Tangerang yang kini menderita luka berat.
Mereka saat ini tengah berjuang bertahan hidup dalam perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang.
Koordinator Humas RSUD Kabupaten Tangerang, Liliek Kholidah, memaparkan ada tiga narapidana luka bakar meninggal dunia pada Kamis (9/9/2021).
Dengan begitu, dari total 10 narapidana luka berat, tersisa 7 orang lagi yang dirawat intensif sejak Rabu (8/9/2021) sampai Jumat (10/9/2021).
Tiga narapidana luka bakar meninggal dunia setelah sempat mendapat penanganan medis selama 24 jam.
Baca juga: Tangis Keluarga Iringi Penyerahan Jenazah Narapidana Korban kebakaran Lapas Tangerang
Mereka atas nama Hadiyanto asal Jakarta Utara, Adam Maulana asal Sukabumi dan Timothy asal Kabupaten Tangerang.
Dari ketujuh korban luka berat masih perawatan, yang terparah adalah Iwan Setiawan (27) asal Jakarta Timur.

Narapidana kasus narkoba itu menderita luka bakar seluas 98 persen.
Sejak insiden kebakaran maut itu, Iwan langsung dilarikan ke RSUD Kabupaten Tangerang.
Iwan masih bertahan hidup hingga sekarang.
Di ruang ICU, Iwan dipasangkan ventilator untuk membantunya bernapas.
Selain itu, Liliek menjelaskan, upaya awal tim dokter untuk menyelamatkan Iwan adalah memberikan cairan infus untuk penanganan dehidrasi.
Baca juga: Jenguk Adik Korban Kebakaran Lapas Tangerang, Ana: Iwan yang Kuat Ya, Kita Mau ke Makam Mama
Setelah itu pasien diberikan obat penopang kinerja jantung.
Jika kondisi stabil dan dinilai memungkinkan, tindakan lainnya adalah operasi.
Iwan dijadwalkan menjalani operasi pada Senin (13/9/2021), karena saat ini kondisinya belum stabil.

"Rencana hari Senin akan dioperasi," kata Liliek melalui apliaksi pesan singkat, Jumat (10/9/2021).
Liliek menjelaskan tentang operasi debridement yang akan dilakukan kepada Iwan.
"Debridement, prosedur pengangkatan jaringan kulit mati (nekrotik) yang terinfeksi untuk membantu penyembuhan luka," jelas Liliek.
Di sisi lain, Kepala Instalasi Hukum Publikasi dan Informasi (HPI) RSUD Kabupaten Tangerang, Hilwani, menjelaskan, parahnya kondisi narapidana yang dirawat lantaran lama terbakar.
Pengakuan salah satu korban, selama satu jam mereka dilalap sijago merah.
"Dari tujuh ini ada kurang lebih ada empat sampai lima yang parah."
"Mereka ini mengalami trauma jalan napas."
Baca juga: Polisi Temukan Dugaan Kesengajaan dan Kelalaian Picu Kebakaran Lapas Tangerang
"Mereka lama di dalam itu lebih dari satu jam kalau cerita dari pasien yang bisa diajak komunikasi," kata Hilwani.
Bicara Pakai Kode Jempol
Keluarga sempat melihat Iwan dalam perawatan di RSUD Kabupaten Tangerang.

Hal ini diungkap Ana, kakak Iwan, saat ditemui di kediamannya, Jalan Tanjung Lengkong, Kelurahan Bidara Cina, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (9/9/2021).
Ana datang bersama suaminya saat datang menjenguk.
"Dokter memberitahu dari 8 yang paling parah itu Iwan," kata Ana kepada TribunJakarta.com, Kamis (9/9/2021).
"Kemudian saya disuruh tanda tangan untuk pemasangan sejumlah alat bantu di tubuh Iwan, seperti ventilator," jelasnya.
Ana pun tahu risiko terburuk yang akan dialami Iwan dari pejelasan dokter.
Ketika bertemu dengan Iwan, sekujur tubuhnya, gosong.
"Kaki dan tangannya sedikit-sedikit luka bakarnya. Tapi yang parah itu di bagian wajah, dada dan perut."
Baca juga: 4 Jenazah Korban Kebakaran Lapas Tangerang Sudah Diserahkan ke Keluarga
"Diajak ngomong masih respon. Tapi wajahnya sudah gosong, bengkak," ucap Ana sambil menangis.
Meski mengalami 98% luka bakar, Ana masih tetap mengenali adiknya.
Ana menyebut adiknya itu memiliki ciri khas yakni telapak kaki besar dan sejumlah bekas luka.

"Iwan, Mba Ana datang buat nengokin Iwan. Iwan yang kuat ya. Kan Iwan bilang, kalau Iwan pulang mau ke makam mama bareng-bareng," kata Ana saat itu ke Iwan.
"Masa pulang nengokin mama dengan keadaan begini. Kita maunya Iwan pulang bareng-bareng sehat," imbuh Ana.
Tanpa berbicara Iwan langsung mengangkat jempol kanannya pertanda oke.
"Mba Ana pulang dulu ya Iwan. Iwan yang kuat," tambah Ana.
Iwan kembali merespon dan mengangkat jempol kirinya.
"Jadi interaksinya hanya sebatas itu. Dia merespon dengan angkat jempol kanan dan kiri aja," paparnya.
Keluarga tak miliki firasat
Baca juga: Perhatian Terakhir Korban Tewas Lapas Tangerang ke Istri Jelang Kebakaran: Istirahat, Nanti Lelah
Ana mengaku keluarga, baik ayah dan adik-adik yang lain, tak memiliki firasat apapun terkait kejadian tersebut.
Melalui pesan di Facebook maupun WhatsApp, teman adiknya itu mengatakan selintas teringat Iwan.
"Ya paling firasatnya justru dari teman-temannya aja inbox dan WA saya. Pantesan Mba Ana, saya kepikiran Iwan, kangen Iwan tiba-tiba," sambungnya.

Meski begitu, Ana mengatakan keluarga justru mengingat ucapan Iwan pada bulan Juni 2021 lalu.
Ucapan singkat, namun kerap dilontarkannya kepada pihak keluarga.
"Dia kan dibui sudah dari 2016. Pas Juni kemarin kasih tahu keluarga untuk mengurus surat-surat karena dia bilang sebentar lagi mau pulang," ungkapnya.
"Iwan bentar lagi pulang, tolong dijemput. Maunya langsung ke makam mama (ke Tegal)."
"Iwan nggak mau tinggal di Jakarta maunya di kampung aja, biar deket sama mama."
"Urusin berkas berkas ya," ujar Ana menirukan suara Iwan kala itu.
Lantaran pandemi, kata Ana, pengurusan tersebut harus mundur dari waktu yang ditentukan.