Kisah Balita Gemar Santap Pecahan Tembok & Tanah, Pengakuan Pilu Sang Ibu Tak Bisa Beri Jajan
Kisah balita memiliki kebiasaan tidak wajar datang dari wilayah Debong Lor, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal. VF gemar makan tanah dan pecahan tembok
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Kisah balita memiliki kebiasaan tidak wajar datang dari wilayah Debong Lor, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal.
Balita berinisial VF ini ternyata gemar menyantap pecahan tembok dan tanah.
Sang ibu bernama Umrotun Khasanah pun hanya memberikan obat puyer bila sang buah hati merasa sakit perut.
Umrotun menuturkan sang anak kerap memakan pecahan tembok dan makan tanah sejak umur dua tahun.
"Saat itu, (VF) main sendiri di dalam rumah dan saya tinggal memasak. Saat saya lihat, dia sedang makan tanah dari pecahan tembok," kata Umrotun saat ditemui di rumahnya, Sabtu (11/9/2021).
Umrotun telah menegur agar sang anak tak memakan pecahan tembok dan makan tanah.
Baca juga: Viral Video Balita Kegirangan Ziarah Makam Ibunya, Peluk dan Cium Nisan: Aku Doain Mama Masuk Surga
Namun ketika Umrotun tak mengawasinya, sang anak kembali memakan pecahan tembok dan makan anak hingga menjadi kebiasaan.
"Katanya enak. Kalau main di luar, juga tanah yang dimakan. Dan kalau dilarang, dia nangis. Akhirnya keterusan sampai sekarang," kata Umrotun.

Keluhan Sakit Perut
Umrotun menuturkan tak pernah berobat dan berkonsultasi ke dokter.
Ia hanya memberikan obat puyer bila VF sakit perut setelah makan tanah.
"Kalau anak saya ngeluh sakit perut, paling saya beri obat puyer," kata Umrotun.
Baca juga: Balita di Pondok Aren Diduga Disiksa Ibu Angkat Hingga Terluka
Hingga kini, Umrotun tak mengetahui alasan sang anak senang makan tanah.
Ia menduga VF makan tanah karena tak pernah jajan.
Umrotun memang tak membelikan anak ketiganya itu jajan karena mereka tak memiliki cukup uang.
Bahkan, ia dan keluarganya hanya makan dua kali sehari.

"Ya, mungkin karena tidak pernah jajan. Makan saja sehari kami mampunya hanya dua kali," kata Umrotun.
Umrotun adalah ibu rumah tangga yang memiliki 3 anak.
Sementara suaminya, Carmo, bekerja sebagai teknisi barang-barang eletronik yang penghasilannya tak menentu.
"Penghasilan memang tidak menentu. Kalau ada orang yang datang mau servis, baru dapat uang. Paling Rp 10.000 sampai Rp 25.000," katanya.
Baca juga: Bongkar Kotak Amal di Toilet Masjid, Aksi Pencurian oleh Bocah dan Balita Dipergoki Jemaah
Umrotun dan Carmo hanya menikah siri sehingga mereka tak memiliki kartu keluarga.
Anak-anak mereka pun tak memiliki akta kelahiran.
Karena tak memiliki kelengkapan administrasi, Umrotun dan suami tak penah mendapat bantuan dari pemerintah.
"Memang belum pernah dapat bantuan sama sekali, mungkin karena tidak punya KK. Anak-anak juga belum punya akta kelahiran," jelasnya.
Kedatangan Dinkes Kota Tegal
Dinas Kesehatan Kota Tegal bersama Puskesmas Debonglor mendatangi kediaman VF pada Senin (13/9/2021).
Balita berinisial VF itu gemar makan tanan dan pecahan tembok.
Petugas bakal membawa VF ke rumah sakit untuk mengecek kondisi kesehatan dan gizi bocah tiga tahun itu.
Saat berkunjung ke kediaman VF di RT 03 RW 01 Kelurahan Debonglor, Kecamatan Tegal Barat, Kota Tegal, petugas bertemu dengan VF dan orangtuanya, Carmo (50) dan Umrotun Khasanah (40).
Baca juga: Kisah Sedih Balita Harus Melihat Ayahnya Hembuskan Nafas Terakhir di Pangkuan Ibunya Usai Urus BPJS
Kepala Puskesmas Debonglor dr Fikrie El Mujahid menjelaskan, kebiasaan tidak wajar yang dialami balita VF tersebut bernama Pica.
Pica merupakan gangguan makan terhadap makanan yang bukan makanan atau tidak memiliki nilai gizi.
Penyebabnya, bisa dipengaruhi berbagai faktor, misalkan karena tidak ada pilihan makanan atau karena ada keterbatasan mental.
"Bisa jadi karena tidak ada pilihan makanan yang tersedia. Karena usia tersebut (balita), fase-fase oralnya masih tinggi. Apa saja inginnya dimakan," jelas Fikrie.
Fikrie mengatakan, kondisi VF dilihat secara kasatmata, nampak normal.
Baca juga: 2.000 Anak di Jakarta Terpapar Covid-19 Hari Ini: 464 Kasus Balita
Postur tubuhnya normal, begitu juga dengan aktivitas gerakan motorik.
Namun, dampak dari mengonsumsi tanah dan serpihan pasir dari tembok yang telah menjadi kebiasaan itu, belum diketahui secara pasti.
Meski terkadang, VF mengeluhkan sakit perut. "Untuk memastikan, rencana, hari ini, akan kami bawa ke rumah sakit dengan didampingi petugas puskesmas," ujarnya.
Fikrie mengatakan, pihaknya akan melakukan pemantauan secara rutin kondisi VF.
Petugas dari puskesmas akan mendatangi rumah balita tersebut secara berkala untuk memastikan kondisi gizi.
"Kalau pertumbuhan (fisik) si anak, normal, bahkan cenderung gemuk. Tapi akan terus dipantau status gizinya agar tetap stabil," jelasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunBanyumas.com dengan judul Kunjungi Bocah 3 Tahun Penyuka Makan Tanah, Dinkes Kota Tegal Berniat Bawa Anak Periksa ke RS, dan di TribunBanyumas.com dengan judul Tak Biasa, Bocah 3 Tahun di Kota Tegal Suka Nyemil Tanah dan Pecahan Tembok. Ini Penjelasan Sang Ibu,