Cerita Kriminal

Rasa Penasaran Buat Pengajar Ponpes Nodai Puluhan Siswa Laki: Untuk Penuhi Keinginan Saya

Polisi menangkap pengajar pondok pesantren berinisal JN (22) karena menodai puluhan siswa di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.

Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Yogi Jakarta
SRIPOKU.COM / Reigen
Salah seorang orang tua korban saat meminta bantuan hukum di LBH PALI, Kamis (16/9/2021) 

TRIBUNJAKARTA.COM - Polisi menangkap pengajar pondok pesantren berinisal JN (22) karena menodai puluhan siswa di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.

Awalnya dilaporkan korban sebanyak 12 siswa laki-laki. Tetapi, korban bertambah menjadi 26 murid laki-laki.

JN mengaku aksi bejatnya itu dilatarbelakangi rasa penasaran.

"Saya penasaran melakukan itu karena untuk memenuhi keinginan saya. Semuanya (korban) laki-laki," kata JN saat berada di Mapolda Sumatera Selatan, Rabu (15/9/2021).

Kepada polisi, JN mengakui dirinya mengalami kelainan seksual sejak tahun 2020 lalu.

Baca juga: Bukannya Dibekali Uang, Ayah Kandung Malah Rudapaksa Buah Hatinya yang Mau Merantau ke Jakarta

"Penyimpangan ini baru tahun kemarin karena penasaran," katanya.

Pada Juni 2020, JN berbuat menyimpang kepada seorang murid laki-laki.

Setelah itu, korban JN bertambah menjadi puluhan murid laki-laki lainnya.

Saat melakukan aksi bejatnya, JN memberikan uang kepada para korban sekira Rp 20.000 untuk mengikutinya.

JN (22) oknum pengasuh dan pengajar di salah satu Ponpes di Ogan Ilir ditangkap anggota Subdit IV Reknata Ditreskrimum Polda Sumsel karena diduga mencabuli belasan santri laki-laki, Rabu (15/9/2021).
JN (22) oknum pengasuh dan pengajar di salah satu Ponpes di Ogan Ilir ditangkap anggota Subdit IV Reknata Ditreskrimum Polda Sumsel karena diduga mencabuli belasan santri laki-laki, Rabu (15/9/2021). (TribunSumsel.com/Shinta Dwi Anggraini)

Tak hanya itu, pelaku juga mengancam murid-muridnya.

Apabila korban menolak ajakannya, ancaman yang dilakukannya yakni dengan mengurung korban di gudang pondok pesantren.

Ironisnya, ada beberapa korban yang bahkan mengalami tindakan asusila secara berulang.

Ada yang mengalaminya sebanyak 1 kali, 2 kali, 6 kali, hingga 10 kali.

Baca juga: Perkara Adik Nodai Kakak Hingga Melahirkan, Rabu Kelabu Saat Pelaku Ajak 3 Rekannya

"Sekarang total korban ada 26 anak," kata Dirkrimum Polda Sumsel, Kombes Pol Hisar Siallagan, Kamis (16/9/2021).

Jumlah tersebut bertambah setelah Subdit IV Reknata Ditreskrimum Polda Sumsel membuka posko pengakuan.

Terkait dengan banyaknya jumlah korban, penyidik akan berkoordinasi dengan psikolog untuk memeriksa kondisi kejiwaan tersangka.

Baca juga: Bukannya Kasih Setoran, Sopir Angkot Datangi Rumah Juragan Malah Nodai Anak SMP Majikan

"Pemeriksaan itu untuk mengetahui lebih mendalam terkait motif atau latar belakang perbuatan yang bersangkutan," ucapnya.

Berbagai alat bukti serta keterangan para saksi juga masih dikumpulkan terkait kasus ini.

"Ke depan kita akan lihat kondisi anak ini, apabila memungkinkan akan dilakukan visum secara fisik," sambungnya.

Kronologi

Kasus pengasuh ponpes menodai siswa terungkap setelah salah satu korban mengeluhkan sakit di bagian sensitifnya.

Karena curiga, orangtua korban kemudian membawa anaknya ke rumah sakit.

Di sana diketahui bahwa korban telah mengalami kekerasan seksual.

Ilustrasi pelecehan seksual
Ilustrasi pelecehan seksual (megapolitan.kompas.com)

Setelah ditanya lebih lanjut, korban akhirnya mengaku mengalami tindakan asusila saat berada di ponpes.

"Setelah digali keterangannya, terungkap perbuatan itu dilakukan oleh pamong atau walinya di asrama," ungkap Hisar.

Orangtua korban yang tak terima dengan kejadian tersebut membuat laporan ke Polda Sumsel pada Senin (13/9/2021).

Menerima laporan itu, anggota polisi langsung bergerak hingga akhirnya mengamankan pelaku.

Dari pemeriksaan awal, pelaku diduga sudah melecehkan 12 santri laki-laki yang berusia kisaran 12-13 tahun.

"Kita masih mendalami terkait apakah ada pelaku lain atau korban lain. Pemeriksaan mendalam masih kita lakukan saat ini," ucap Hisar.

Peristiwa Serupa

Guru Ngaji Nodai Tiga Bocah

Salah seorang orang tua korban saat meminta bantuan hukum di LBH PALI, Kamis (16/9/2021)
Salah seorang orang tua korban saat meminta bantuan hukum di LBH PALI, Kamis (16/9/2021) (SRIPOKU.COM / Reigen)

Guru ngaji menodai tiga anak wanita yang masih berusia 9 dan 10 tahun di Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan (Sumsel).

Ketiga korbannya merupakan warga desa di Kecamatan Talang Ubi.

Kasus pelecehan seksual terhadap anak di Bumi Serepat Serasan yang menimpa tiga orang korban ini telah dilaporkan di Polres PALI, dengan LP Nomor : LP/B-61/IX/2021/SUMSEL/RES PALI, Selasa, 14 September 2021.

"Kasus ini sangat memalukan dan membuat keluarga kami terpukul. Kami harap pelaku segera ditangkap," ungkap Ri, salah satu ayah korban didampingi Kuasa Hukum dari LBH PALI, Joko Sadewo, Kamis (16/9/2021).

Baca juga: Dukung Boikot Saipul Jamil dari TV, Atta Halilintar Meringis Bayangkan Anaknya Jadi Korban Pelecehan

Menurut lelaki setengah baya itu, anaknya yang baru duduk di kelas III Sekolah Dasar (SD) beserta beberapa temannya, telah menjadi korban pencabulan oleh terduga pelaku bernama R alias T (77 tahun) berulang kali.

Namun baru terkuak setelah putrinya mengaku, karena terus didesak.

"Kami memang sudah lama curiga. Sebab, saat kami pulang dari kebun karet, ia sering pulang main bawa uang. Rata-rata Rp10 ribu. Saat ditanya, ia tidak mengaku. Bilangnya habis jual rongsokan, kadang beralasan nemu," terangnya, didampingi dua orangtua korban lain, di Kantor LBH PALI, Kamis (16/9/2021).

Setelah diberi rekaman video oleh seorang teman korban, barulah ulah tak senonoh seorang kakek itu terungkap.

Para korban pun akhirnya mengaku, bahwa mereka telah dieklploitasi secara seksual oleh pelaku, dengan iming-iming diberi imbalan uang.

"Pelaku ini merupakan tokoh agama di desa kami. Ia juga sering ngajar ngaji. Namun kedekatannya dengan anak-anak justru dimanfaatkan untuk melakukan tindak asusila.

Baca juga: Komnas HAM Minta Masyarakat Tidak Merundung Keluarga Terduga Korban dan Pelaku Pelecehan

Makanya kami mohon keadilan dan pelaku dihukum seberat-beratnya. Sebab masa depan anak-anak kami jadi taruhannya," jelasnya.

Terkait hal demikian, dua dari tiga orangtua anak mendatangi Lembaga Bantuan Hukum (LBH) PALI bermaksud memohon pertolongan hukum, atas aib memalukan yang menimpa putrinya.

Kantor LBH PALI yang berada di kawasan Jalan Merdeka Talang Ubi Pendopo.

Para warga salah satu desa di Kecamatan Talang Ubi Kabupaten PALI itu, disambut advokat dan paralegal : J Sadewo,S.H.,M.H., Ira Handayani Harahap,S.H.,M.H., Dedy Triwijayanto,S.H., Aminudin dan Ryan Tanuwijaya.

Para orang tua ini pun menandatangani Surat Kuasa Khusus pada LBH PALI, dan memohon agar perkara tersebut dapat dikawal hingga mendapatkan rasa keadilan serta kepastian hukum.

"Para korban sudah dimintai keterangan dan dilakukan visum. Para orangtua korban ini memohon pada penyidik Polres PALI agar dapat segera mengamankan pelaku.

Sebab, khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan. Karena mereka ini kan satu desa dan tetangga, yang bertemu tiap hari," ujar Joko Sadewo.

Baca juga: Saipul Jamil Diboikot Karena Pernah Terlibat Pelecehan Anak, Dewi Perssik: Yang Lalu Biarkan Berlalu

Apalagi, tambah Josa sapaannya, unsur-unsur pada pasal yang disangkakan memang sudah pas dan didukung oleh alat bukti yang sangat kuat, yakni antara lain rekaman video saat pelaku beraksi.

"Nanti kami akan koordinasi dengan penyidik, terkait perkembangannya. Semoga saja, pelaku dapat segera diamankan untuk diproses hukum lebih lanjut.

Sebab, ulah pelaku ini tentu sudah sangat meresahkan masyarakat setempat. Ini termasuk predator atau pedofilia, yang akan terus mencari mangsa," terangnya.

Sementara, Kapolres PALI AKBP Rizal AT melalui Kasat Reskrim AKP Alfredo Hidayat berkata bahwa pihaknya telah menerima laporan dari orang tua korban.

"LP sudah kita terima. Saat ini masih proses pembuktian terkait hasil visum. Setelah lengkap mudah-mudahan pelaku langsung kita amankan," jelasnya.(cr2)

Artikel ini telah tayang di Sripoku.com dengan judul Bawa Rekaman Video, Orangtua di PALI Laporkan Guru Ngaji, Curiga sang Anak Pulang Bawa Uang, dan  di Tribunnews.com dengan judul Pengajar Ponpes di Ogan Ilir Lecehkan 23 Murid Laki-laki sejak 2020, Pelaku: Saya Penasaran,

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved