Sisi Lain Metropolitan

Wanita 80 Tahun Ini Dedikasikan Separuh Hidup Bantu Anak Tak Mampu Tuntaskan Sekolah Sampai Kuliah

Diceritakannya, saat itu ia menemukan banyak perempuan atau ibu muda yang kurang pemahaman soal agama islam.

Penulis: Nur Indah Farrah Audina | Editor: Wahyu Aji
TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH AUDINA
Masturi Ros Yusuf (80), dedikasikan separuh hidupnya untuk membantu ratusan anak dari keluarga kurang mampu agar menuntaskan pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi di Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (17/9/2021) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, JATINEGARA - Masturi Ros Yusuf (80), dedikasikan separuh hidupnya untuk membantu ratusan anak dari keluarga kurang mampu agar menuntaskan pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi.

Akrab disapa Ros atau Bu Hj Ros merupakan satu di antara 21 sosok dari Ibu Ibukota Awards 2021 yang merupakan ajang apresiasi dengan tujuan agar masyarakat menjadi lebih empati dan peduli dengan situasi yang ada di sekitar.

Ros merupakan satu diantara sosok perempuan yang menjadi penggerak literasi #AksiHidupBaik di lingkungannya, serta menjadikan Jakarta kota yang lebih baik.

Dimulai pada tahun 1964, Ros mendirikan Majelis Taklim 'Shilaturrahmi'.

Diceritakannya, saat itu ia menemukan banyak perempuan atau ibu muda yang kurang pemahaman soal agama islam.

Prihatin dengan hal itu, Ros bersama sejumlah ibu muda mendirikan majelis taklim ini.

Secara sukarela, kediamannya di Jalan Matraman Salemba IV/23, RT 009 RW 01 Kelurahan Kebon Manggis, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur dijadikannya sebagai tempat untuk syiar agama islam.

"Kita tahu Pancasila diterbitkan setelah Proklamasi, disitu ada Ketuhanan Yang Maha Esa. Saya di sini sejak tahun 1957 masih sepi orang. Tahun 1960-an mulai ramai. Saya lihat ibu muda di sekitaran kurang paham agama islam. Jadi itu alasan majelis ini saya dirikan tepat di Bulan Maret," katanya kepada awak media, Jumat (17/9/2021).

Baca juga: Mengenal Ibu Ibukota Awards: Digagasi Oleh Istri Gubernur DKI Jakarta

Menjangkau banyak ibu muda selama bertahun-tahun, membuatnya acap kali menyiarkan agama islam keliling rumah hingga ke masjid.

Berbagai relasi hingga lokasi kerap didatanginya hingga akhirnya ia menemukan masalah baru.

Tepat di tahun 1970-an, Ros dihadapkan dengan banyaknya anak belia di lingkungannya yang tidak bersekolah.

Secara blak-blakan, mereka menceritakan kendala biaya menjadi faktor utamanya. Apalagi saat itu, sekolah masih berbayar dan tak seperti saat ini.

Masturi Ros Yusuf (80), dedikasikan separuh hidupnya untuk membantu ratusan anak dari keluarga kurang mampu agar menuntaskan pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi di Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (17/9/2021)
Masturi Ros Yusuf (80), dedikasikan separuh hidupnya untuk membantu ratusan anak dari keluarga kurang mampu agar menuntaskan pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi di Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (17/9/2021) (TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH AUDINA)

"Nak kok kamu gak sekolah?," tanya Ros kala itu.

"Enggak bu," sahut anak itu.

"Mau sekolah nggak?" tanyanya.

"Mau bu," jawab si anak.

Melihat semangat dari anak-anak, Ros mulai mencari donatur untuk kucuran dana membiayai anak-anak ini.

Langkah pertamanya dimulai dengan menggalang donasi dari para ibu di majelis taklim.

Selanjutnya, ia menggalang dana ke para kerabat dan teman-temannya.

Setelah dana didapat, ia memanggil para orang tua dari anak-anak yang tak bersekolah tadi.

"Saya panggil orang tua mereka ternyata pekerjaannya seperti tukang ojek hingga tukanv sampah, memang dari keluarga lurang mampu karena saat itu sekolah masih bayaran dan penghasilan mereka enggak cukup untuk bayaran. Sedangkan anak mereka banyak," ucap ibu satu anak ini.

"Bagaimana kalau anak bapak/ibu saya sekolahkan?," tanya Ros.

"Terserah ibu, kalau mau sekolahkan ya silakan bu. Sebab kami tidak mampu," jawab para orang tua.

Akhirnya, tepat di tahun 1976 ia resmi mendirikan Non Panti Asuhan 'Shilaturrahmi'.

Seperti namanya, ia hanya membiayai para 'anak asuh'nya dan menyekolahkannya hingga tuntas.

Sementara untuk tempat tinggal dan aktifitas lainnya tetap diambil alih oleh orang tua mereka.

"Saat itu suami saya merupakan direktur sari perusahaan swasta dan saya punya warung klontong. Kemudian untuk donasi ya basicnya dari majelis taklim. 50% dana yang saya keluarkan didapat dari majelis, sisanya saya ajak saudara kerabat untuk memberikan atensinya," ungkapnya.

Masturi Ros Yusuf (80), dedikasikan separuh hidupnya untuk membantu ratusan anak dari keluarga kurang mampu agar menuntaskan pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi di Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (17/9/2021)
Masturi Ros Yusuf (80), dedikasikan separuh hidupnya untuk membantu ratusan anak dari keluarga kurang mampu agar menuntaskan pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi di Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (17/9/2021) (TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH AUDINA)

Pada tahun pertama, ia memiliki sebanyak 15 anak asuh. Dengan jenjang pendidikan beragam, seluruhnya dibiayai dirinya hingga lulus Sekolah Menengah Atas (SMA).

Adapun beberapa diantaranya yang mendapatkan beasiswa sastra Jepang dan melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.

"Mulai dari SPP sampai biaya tambahan ekskul dibiayai semuanya," papar Ros.

Bahkan, beberapa anak juga diberikan ongkos lantaran orang tua mereka kurang mampu.

Di tahun 2021, tercatat sudah ada 120 anak asuh yang menamatkan sekolahnya

Sebanyak 8 anak tamat Sekolah Dasar (SD), tamat SMA/SMK sebanyak 81 orang, tamat Aliyah sebanyak 4 orang, tamat sekolah guru sebanyak 2 orang, tamat S1 sebanyak 16 orang.

Sementara yang masih bersekolah totalnya mencapai 42 anak asuh.

"Setiap tahun pasti ada terus. Jadi silih berganti," jelasnya.

Dalam sebulan, Ros menuturkan bisa mengeluarkan budget sekira Rp 5 juta. Pasalnya meskipun beberapa anak asuhnya memiliki Kartu Jakarta Pintar (KJP), ia masih membiayai keperluan lainnya.

"Saya merasa senang. Melihat mereka renovasi rmh sampai mengumrohkan orang tuanya, mengahajikan orang tuanya. Saya senang banget. Ini yang anak tukang sampah bisa berangkatkan haji ibunya," ucapnya.

"Saya gak mengharap apa apa, gak berikan ke sini gapapa. Yang penting bisa menolong orang tua dan keluarganya," tandasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved