Tim Pemulasaraan Jenazah Covid-19 Terima Piagam, Anies: Garda Terdepan Urus Saudara Kita yang Wafat
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan piagam terhadap 52 anggota Tim Pemulasaraan Jenazah Covid-19. Ini pesan Anies.
Penulis: Ferdinand Waskita | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan piagam terhadap 52 anggota tim pemulasaraan jenazah Covid-19.
Tim Pemulasaraan Jenazah Covid-19 telah menuaikan tugasnya setelah bekerja lebih dari setahun pada 22 September 2021.
Pemberian piagam digelar di Posko Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (22/9/2021).
Anies mengingatkan puncak tertinggi pelaksanaan pemulasaraan terjadi pada bulan Juli 2021, telah melaksanakan pemulasaraan jenazah sebanyak 142 jenazah Covid-19.
"Tim ini telah berjasa dalam penanganan pasien wafat terpapar Covid-19," kata Anies dalam akun Facebook pribadinya.
Mantan Mendikbud itu menuturkan saat memasuki bulan September tren pemakaman jenazah dengan protap Covid-19 menurun.
Baca juga: Dicap Sebarkan Kebencian Gegara Tuding Mas Anies Pembohong, PSI: Bro Giring Sampaikan Fakta
"Dalam seminggu terakhir sudah mulai di bawah 10 jenazah per hari, dengan titik terendah pada 9 September 2021 dengan jumlah 6 pelayanan," ujar Anies.
Sejak dibentuk pada 9 April 2020, Anies menuturkan Tim Pemulasaraan Jenazah Covid-19 telah melaksanakan pemulasaraan sebanyak 681 jenazah Covid-19.
Tim Pemulasaraan Jenazah Covid-19 terdiri dari 52 petugas dari unsur Polda Metro Jaya, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi DKI Jakarta, BPBD Provinsi DKI Jakarta, Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Provinsi DKI Jakarta, Dinas Kesehatan, Biro Umum dan Administrasi Setda Provinsi DKI Jakarta.

"Atas nama Pemprov DKI dan masyarakat Jakarta menyampaikan terimakasih dan apresiasi kepada ibu bapak semua tim pemulasaraan jenazah, karena selama masa pandemi ini bekerja di garda terdepan untuk kemanusiaan mengurus saudara-saudara kita yang wafat karena Covid-19," ungkapnya.
Anies mengungkapkan ke-52 orang ini adalah teladan, mereka memilih menunaikan kewajiban walaupun berisiko.
"Pribadi-pribadi ini yang bertanggungjawab membuat pengelolaan jenazah di Jakarta akibat COVID-19 berjalan amat baik. Semoga 52 petugas ini terus menjadi teladan di tempat masing-masing," imbuhnya.
Anies Ungkap Data Pemakaman Covid-19
Sebanyak 31.969 jenazah di DKI Jakarta telah dimakamkan sesuai Prosedur Tetap (Protap) Covid-19 selama pandemi.
Hal ini disampaikan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan saat menghadiri acara apresiasi tim pemulasaraan jenazah Covid-19 di Posko Monas, Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (22/9/2021).
"Total pemakaman dengan protap penanganan Covid-19 sampai dengan hari ini adalah 31.969 jenazah. Bukan angka yang kecil," kata dia.
Mas Anies, sapaan karibnya, juga mengungkapkan, pada puncaknya, sebanyak 407 jenazah korban Covid-19 dimakamkan dalam sehari.
Baca juga: 31.969 Jenazah Dimakamkan dengan Protap Covid-19 di DKI, Mas Anies: Bukan Angka yang Kecil
"Angka yang amat besar dan pelayanan tertinggi 1 hari sebesar 407 jenazah terjadi pada tanggal 10 juli 2021," ujar Mas Anies.
Meski kasus Covid-19 di Ibu Kota sempat mengalami lonjakan, namun kondisi saat ini sudah berangsur membaik.
Sejumlah sektor juga telah dibuka guna pemulihan ekonomi pada masa PPKM level 3.
Meski kondisi ini patut disyukuri, namun Pemprov DKI Jakarta tetap mengingatkan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat agar tak banyak lagi yang terpapar Covid-19.

"Hari ini kita mensyukuri bahwa kondisi Jakarta sudah jauh terkendali."
"Kasus aktif sudah di angka 2.300 padahal di pertengahan Juli sempat menjadi 113.000 kasus aktif. Ini menandakan bahwa ikhtiar kolektif, kerja bersama telah megnhasilkan dampak yang amat baik dan atas izin Allah, ikhtiar itu menemukan hari-hari ini kenyataan yang amat kita syukuri," jelasnya.
Potensi Gelombang Ketiga Covid-19

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan buka suara soal potensi gelombang ketiga Covid-19 yang diramal terjadi Desember 2021 mendatang.
Guna mengantisipasi hal itu, Anies bilang, sistem deteksi dini Covid-19 di DKI Jakarta masih diaktifkan.
Sistem deteksi dini yang dimaksud Anies ialah terkait testing dan tracing yang tak dikendorkan hingga saat ini.
"Sampai sekarang belum diturunkan sistem deteksi dini itu, apa itu? Kegiatan testing tetap tinggi, tracing juga tetap tinggi," ucapnya, Rabu (22/9/2021).
Meski kini positivity rate atau persentase kasus positif sudah berada di angka satu persen, Anies bilang, testing yang dilakukan di ibu kota masih tinggi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia (WHO).
Baca juga: Anies Pamer Alat Berat di Medsos, Anggota DPRD DKI Kenneth: Masyarakat Perlu Kerja Nyata Bukan Drama
"Testing tetap tinggi hingga 8,4 kali lipat lebih tinggi dari standar WHO," ujarnya di kawasan Monas, Jakarta Pusat.
Dengan sistem deteksi dini ini, Anies optimis, gelombang ketiga Covid-19 bisa diantisipasi.
Sistem deteksi dini ini pun disebut Anies sukses diterapkan saat Jakarta diterjang gelombang kedua Covid-19 pada Juli 2021 lalu.
"Untuk mendeteksi bola terlihat ada dereta hari-hari di mana pertambahan kasus mulai tampak menunjukkan tren peningkatakan, maka kita bisa langsung waspada," tuturnya.
"Jadi, itu salah satu cara kami mendeteksi," sambungnya.

Selain itu, antisipasi lonjakan kasus Covid-19 juga dilakukan dengan menggencarkan vaksinasi.
Hingga saat ini total ada 10,2 juta orang yang mendapat vaksin Covid-19 dosis pertama di DKI Jakarta.
Dari jumlah itu, sebanyak 7,4 juta diantaranya sudah disuntik dosis kedua vaksin Covid-19.
"Kita harus sama-sama jaga prokes dan pastikan keluarga, tetangga, kolega ikut vaksin. Bagi yang belum, ajak untuk ikut vaksin," kata Anies.
Dikutip dari Kontan.co.id, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 memperingatkan gelombang ketiga pandemi Covid-19 yang berpotensi terjadi di Indonesia.

Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, sejumlah negara tengah menghadapi pandemi Covid-19 gelombang ketiga tersebut.
Tiga gelombang pandemi Covid-19 dunia masing-masing terjadi pada Januari 2021 sebagai puncak pertama, April 2021 puncak kedua, dan Agustus-September 2021 sebagai puncak ketiga.
Baca juga: PDIP Izinkan Formula E Digelar Setelah Masa Jabatan Mas Anies Sebagai Gubernur Habis, Ini Alasannya!
Sementara, RI baru mengalami dua gelombang pandemi Covid-19.
"Kita harus waspada dan tetap disiplin protokol kesehatan agar kita tidak menyusul third wave atau lonjakan ketiga dalam beberapa bulan ke depan," kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (14/9/2021).