Penembakan Ustaz di Tangerang
Penembak Ustaz Armand Simpan Dendam 11 Tahun, Istri dan Kakak Ipar Pelaku Disetubuhi Korban
Dendam pribadi terselip di balik kasus penembakan yang memakan korban Ustaz Armand di Kunciran, Pinang, Kota Tangerang.
Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Jaisy Rahman Tohir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim
TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Dendam pribadi terselip di balik kasus penembakan yang memakan korban Ustaz Armand di Kunciran, Pinang, Kota Tangerang.
Penembakan tersebut diotaki oleh tersangka berinisial M. Sebelas tahun silam M menyimpan dendam kepada Ustaz .
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, M begitu dendam ketika tahu istrinya disetubuhi oleh Arman pada 2010 silam.
Menurut Yusri, Ustaz Arman diketahui bekerja sebagai paranormal selama 20 tahun.
"Sekitar 2010 lalu, pada saat itu istri tersangka M berobat kepada korban masang susuk," ucap Yusri di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (28/9/2021).
Baca juga: 3 Pelaku Penembakan Ustaz di Tangerang Ditangkap, Sepucuk Pistol Jadi Bukti
"Tapi yang terjadi adalah korban (istri pelaku) disetubuhi," imbuh Yusri.
Tersangka M baru mengetahui istrinya disetubuhi oleh Arman pada 2012 silam atau 2 tahun setelahnya.

Istri M mengakui telah disetubuhi di rumah korban dan di salah satu hotel kawasan Tangerang Selatan.
Dendam M semakin menjadi saat tahu kakak iparnya juga pernah disetubuhi oleh Armand pada 2015 lalu.
"Ini yang membangkitkan motif. Pelaku sudah tenang, dipicu lagi kakak iparnya yang diduga kuat juga memiliki hubungan khusus dengan korban," tutur Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat.
M ditangkap di sebuah rumah makan di kawasan Serang, Banten, Kamis (23/9/2021).
Berselang 4 hari atau pada Senin (27/9/2021), polisi menangkap 2 pelaku lainnya berinisial K dan S.
Baca juga: Ibu Pingsan Lihat Ustaz Armand Menjerit Kena Tembakan Misterius, saat Sadar Putranya Sudah Meninggal
"(Pelaku K dan S) kita amankan di tempat yang sama di Serang," ujar Yusri.
Dari ketiga pelaku, polisi menyita barang bukti berupa senjata api, helm, pakaian, dan 1 unit sepeda motor.
M, K, dan S kini telah ditetapkan sebagai tersangka.

Mereka dijerat Pasal 340 KUHP subsider Pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman mati.
Ditembak Bakda Magrib
Menurut saksi mata, Ustaz Armand ditembak pada Sabtu (18/9/2021) bakda Magrib atau sekitar pukul 18.30 WIB.
"Berdasarkan keterangan saksi mendengar adanya bunyi letusan senjata, kemudian melihat ada korban yang tergeletak dengan kondisi tertembak," ungkap Yusri.
Ketua RW 05, Kecamatan Pinang, Ahmad Mangku, menjelaskan saat itu Ustaz Armand baru pulang salat Magrib bersama anak usia 5 tahun.
Di saat yang bersamaan, terlihat dua pria tidak dikenal duduk di dekat warung di sekitar TKP.
Menurutnya, dua orang yang diduga sebagai pelaku menggunakan atribut ojek online.
Baca juga: 3 Pelaku Penembakan Ustaz di Tangerang Ditangkap, Sepucuk Pistol Jadi Bukti
"Sebelum kejadian, dua orang itu sudah tiga hari duduk terus di warung."
"Orangnya itu (pelaku) beli es terus. Pakai jaket ojol," jelas Ahmad saat dihubungi, Minggu (19/9/2021).
Dua orang tersebut menggunakan sepeda motor yang diparkirkan 20 meter dari lokasi penembakan.

Gerak-gerik Pelaku Terdeteksi
Gerak-gerik terduga pelaku sebelum dan sesudah menembak Ustaz Armand terekam CCTV.
Ayah empat anak ini tinggal di sebuah gang di Jalan Nean Saba RT 2 RW 5, Kunciran, Pinang, Kota Tangerang.
Korban sempat dibawa ke rumah sakit , namun nyawanya tidak tertolong.
TribunJakarta.com mendapatkan dua rekaman CCTV yang menggambarkan situasi di depan gang samping rumah Ustaz Armand.
Rekaman pertama berdurasi 34 detik pada pukul 18.01 WIB, 10 menit sebelum kejadian.
Rekaman kedua berdurasi 10 detik pada pukul 18.11 WIB saat penembakan terjadi.
Baca juga: Polisi Ungkap Fakta Temuan Proyektil di TKP Penembakan Ustaz di Tangerang: Sempat Nyasar ke Rumah
Pada rekaman pertama, terlihat jelas satu orang naik sepeda motor keluar dari gang samping rumah Ustaz Armand.
Beberapa saat kemudian, orang itu turun dan memarkir motornya di dekat tempat duduk yang menempel dengan tembok sekolah.
Diduga orang tersebut adalah terduga pelaku yang membantu pelaku lainnya untuk kabur.

Dia mempersiapkan sepeda motor untuk membawa pelaku lainnya setelah mengeksekusi Ustaz Armand.
Sedangkan, pada rekaman CCTV kedua, terlihat satu orang diduga penembak Ustaz Armand.
Terduga pelaku tersebut berlari sangat kencang dari dalam gang rumah Ustaz Armand menuju jalan.
Saking kencangnya, saat rekaman disetop, tak mampu menangkap sosok terduga penembak Armand.
Tampak terduga pelaku hanya seperti bayangan saja.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Yusri Yunus, mengatakan pihaknya sudah mendapatkan rekaman CCTV.
CCTV tersebut merekam kegiatan terduga pelaku penembakan Ustaz Armand.
Baca juga: Ustaz Armand jadi Korban Penembakan Orang Tak Dikenal, Istri Ungkap Ciri-ciri Pelaku: 4 Hari Diintai
"Kita sudah mengumpulkan CCTVnya," kata Yusri melalui sambungan telepon.
Ibunda Jatuh Pingsan
Tori (90) jatuh pingsan ketika mengetahui anaknya, Ustaz Armand tewas ditembak.

Saat itu, Ustaz Armand berteriak kepada Tori dia kena tembakan. Peristiwa kelabu itu saat Magrib.
Letusan tembakan dari senjata api terduga pelaku begitu keras.
Tori yang tengah terbaring sampai kaget dan langsung terbelalak.
Ia juga mendengar suara kaca pecah.
"Kaca pecah, tembakannya keras banget. Keras tembakannya," kata Tori di kediamannya, Senin (20/9/2021).
Paling membuat Tori sedih adalah teriakan yang muncul setelah letusan tembakan.
Sambil merintih, Tori menceritakan jeritan terakhir anaknya.
"'Ma, ma, saya ditembak. Ma, saya ditembak orang mak," ujar Ustaz Armand seperti ditirukan Tori.
Mendengar teriakan Armand dan melihat lukanya, membuat Tori hilang kesadaran.
Ia jatuh pingsan tak sadarkan diri.
"Sayan pingsan, ngegelepak, sudah enggak lihat orang," kata dia.
Terjadi setelahnya, Tori tak benar-benar mengetahui kejadian.
Saat sadar, Ustaz Armand sudah dinyatakan meninggal dunia.
Keesokan harinya, pria yang dianggap ustaz oleh warga sekitar itu dimakamkan.
Tori tidak habis pikir perbuatan pelaku terhadap anaknya.
Selama ini ia mengenal anaknya sebagai sosok yang baik dan tidak memiliki masalah dengan orang lain.
"Anak saya mah di rumah bae (saja, red), di rumah bae. Anak saya salah ora (tidak, red)," kata Tori merintih.