Miris, Bayi dan Balita di Tangsel Jadi Manusia Silver, Kulit Kepanasan Dilumuri Cat Sablon
Di Tangerang Selatan (Tangsel), bayi, balita, anak, dewasa, sampai yang berusia lebih dari setengah abad, mengais rezeki menjadi manusia silver
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG SELATAN - Miris menjadi ekspresi yang kerap muncul ketika melihat manusia silver mengemis di jalan.
Disorot terik matahari dan paparan polusi, meraka beredar di jalan-jalan protokol demi mengharap belas kasih penendara.
Di Tangerang Selatan (Tangsel), bayi, balita, anak, dewasa, sampai yang berusia lebih dari setengah abad, mengais rezeki menjadi manusia silver.
Tubuh mereka dicat abu-abu mengkilap dari ujung rambut sampai kaki.
Kasi Penyelidikan dan Penyidikan Satpol PP Tangsel, Muksin Alfachry, yang kerap merazia manusia silver, mengatakan pewarna yang digunakan untuk melumuri tubuh itu adalah cat sablon.
"Bahan cat yang digunakan sablon baju," kata Muksin melalui aplikasi pesan singkat, Rabu (29/9/2021).
Cat tersebut mengakibatkan rasa panas di kulit, terutama bagi yang pertama kali menjadi manusia silver.
Baca juga: Balita Hingga Dewasa Mengemis Sebagai Manusia Silver di Tangsel, 3 Jam Dapat 300 Ribu
Bayi hingga balita yang dieksploitasi menjadi manusia silverpun turut merasakan efek samping di kulitnya itu.
"Ada kulit yg sensitif dia merasa panas. Kalau pemula rata-rata panas katanya, adaptasi kulit," ujar Muksin.
Seperti diberitaan TribunJakarta.com sebelumnya, sekira sepekan terakhir Tangsel disibukkan dengan razia manusia silver.

Selain bayi 10 bulan dan ibunya yang viral di media sosial, belasan manusia silver juga telah diamankan aparat Satpol PP Tangsel.
Mereka mendapatkan uang yang tidak sedikit hanya dalam waktu beberapa jam.
Muksin mengungkapkan, hanya dalam tiga jam, maanusia silver bisa meraup Rp 300 ribu.
"Pendapatan sehari 80.000 sampai dengan 300.000 selama 3 jam. Setiap harinya jam 3 sore sampai jam 10 malam manusia silver bergerak rata-rata mereka bergerak hanya tiga jam," ungkap Muksin.
Setelah diamankan Satpol PP, para manusia silver dewasa dibina di Dinas Sosial Tangsel.
"Yang anak-anak di bawah umur dan ibunya dibawa ke Kemensos Balai Melati Bambu Apus Jaktim," pungkasnya.