Ungkap Masih Ada Perusahaan Nakal Pakai Air Tanah, Wagub DKI Ancam Beri Sanksi

Pemprov DKI akan berikan sanksi bagi perusahaan besar yang masih menggunakan air tanah

TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina
Wagub DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria saat diwawancarai awak media di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (20/9/2021) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Pemprov DKI akan berikan sanksi bagi perusahaan besar yang masih menggunakan air tanah.

Penggunaan air berlebih yang bisa menimbulkan penurunan muka tanah, membuat Pemprov DKI mengimbau pelaku usaha disektor besar untuk tak menggunakan air tanah.

Sayangnya, hingga kini Pemprov DKI masih menemukan sejumlah sektor besar yang masih membandel dan menggunakan air tanah.

"Memang ada yang nakal ya yang masih menggunakan air tanah. Nanti akan kami berikan sanksi bagi industri, bagi hotel, apartemen, perkantoran, mal yang menggunakan air bersih dari pompa atau jetpam dari air tanah, kami minta semuanya menggunakan PAM," kata Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria di Balai Kota, Jumat (8/10/2021).

Politisi Gerindra ini turut mengimbau masyarakat untuk menghemat penggunaan air tanah.

Pasalnya cakupan air perpipaan di DKI Jakarta saat ini baru mencapai 62 persen dan masih terus ditingkatkan hingga 100 persen.

Sehingga masih banyak warga yang belum terlayani air perpipaan dan harus mencari sumber air bersih dengan cara menyedot air tanah.

"Iya memang kita minta seluruh warga agar dapat menghemat penggunaan air bersih dari PAM sendiri. Harapan kita nanti dalam beberapa tahun kedepan tidak ada lagi masyarakat yang menggunakan air tanah utamanya gedung-gedung, hotel, mal, perkantoran apartemen ya yang selama ini kita minta menggunakan PAM," tandasnya.

Baca juga: Semangat Tono, Petugas PPSU Penyandang Disabilitas: Bergelut dengan Sampah demi Jakarta Bersih

Untuk diketahui, sebelumnya Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria, telah meminta warga ibu kota menghemat penggunaan air tanah.

Pasalnya, penggunaan air tanah secara berlebihan bisa menyebabkan penurunan muka tanah.

"Sekalipun kita bukan di Timur Tengah, padang pasir yang sulit air, tapi tetap kita harus menjaga lingkungan kita. Salah satunya adalah memastikan kebutuhan air bersih, agar dihemat dijaga," ucapnya, Rabu (6/10/2021).

"Jadi, kami minta ke semua warga Jakarta untuk menghemat penggunaan air," sambungnya menjelaskan.

Baca juga: Larangan Penggunaan Air Tanah Karena Jakarta Terancam Tenggelam, Pemprov DKI: Tidak Pantas

Sebagai informasi, cakupan air perpipaan di DKI Jakarta saat ini baru mencapai 62 persen.

Artinya, masih banyak warga yang belum terlayani air perpipaan dan harus mencari sumber air bersih dengan cara menyedot air tanah.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved