Kabar Artis
Terancam Diadukan ke Komnas HAM Buntut Tegur Kakek, Baim Wong Dituntut Minta Maaf, Edi: Menyedihkan
Aktor Baim Wong kini terancam diadukan ke Komnas HAM imbas videonya yang menegur kakek di jalanan karena mengikutinya.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Aktor Baim Wong kini terancam diadukan ke Komnas HAM imbas videonya yang menegur kakek di jalanan karena mengikutinya.
Sebelumnya, aksi Baim Wong menegur dan memarahi kakek viral di media sosial.
Hal ini bermula ketika kakek tersebut mengendarai motor dan membututi Baim Wong.
Baim Wong sempat tak menghiraukan sang kakek yang terus membuntutinya saat mengendarai motor bersama Kiano.
Namun, Baim Wong merasa tak nyaman dan dianggap membahayakan maka ia menegurnya.
Suami Paula Verhoeven ini menuduh kakek itu meminta-minta.
Baca juga: Curhat Kakek yang Ditegur Baim Wong Capek Dagang Keliling, Erwin Moron Galang Dana
Padahal, bapak bermotor hijau itu bermaksud menjajakan dagangannya kepada Baim.
Tindakan Baim Wong ini dinilai kelewatan oleh netizen.
Adanya hal ini membuat Ketua Perkumpulan Anti Diskriminasi Indonesia (PADI), Edi Prastio turun tangan.
Edi Prastio menilai, tindakan Baim Wong bukanlah hal bijak dalam memberikan teguran kepada orang yang meminta bantuan.
Baca juga: Pilu Wanda Hamidah Merasa Ditipu Asuransi Kesehatan, Desak Najwa Shihab hingga OJK Turun Tangan
"Menyedihkan apa yang dilakukan Baim Wong," ujar Edi Prastio dalam keterangan resminya pada Selasa (12/10).

Untuk itu, Edi Prastio meminta agar suami Paula Verhoeven meminta maaf kepada si kakek.
"Atas kejadian tersebut membuktikan Baim Wong tidak bijak dalam menyikapi hal tersebut, Perkumpulan Anti Diskriminasi Indonesia [ PADI] meminta baim untuk minta maaf pada bapak tersebut," tutur Edi Prastio.
Apabila tidak, maka Edi akan mengadukan masalah itu kepada Komnas HAM.
Baca juga: Keinginan Mendalam Kakek yang Ditegur Baim Wong, Uncle Teebob Galang Dana: Tetaplah Bersatu Bersama
"Ada dugaan melanggar UU.No.39 tahun 1999 Jo UU.No.40 tahun 2008 Tentang Penghapusan Diskriminasi Etnis dan RAS," papar Edi Prastio.