Tigor Dagang Nasi Goreng, Heryanto Jadi Kenek Bangunan Usai Tak Lolos TWK di KPK

Apabila Juliandi Tigor Simanjuntak berjualan nasi goreng usai didepak dari KPK, cerita lain dipilih Heryanto yang juga dinyatakan tak lolos TWK.

Editor: Elga H Putra
Tribunnews.com/Aqodir
Gedung KPK. Apabila Juliandi Tigor Simanjuntak berjualan nasi goreng usai didepak dari KPK, cerita lain dipilih Heryanto yang juga dinyatakan tak lolos TWK. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Apabila Juliandi Tigor Simanjuntak berjualan nasi goreng usai didepak dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), cerita lain dipilih Heryanto yang juga dinyatakan tak lolos tes wawasan kebangsaan (TWK).

Diketahui, 57 pegawai yang tak lolos asesmen TWK melanjutkan hidupnya dengan cara mereka masing-masing usai resmi diberhentikan per 30 September 2021.

Salah satu dari ke-57 itu adalah Heryanto yang kini bekerja sebagai kenek bangunan.

Adapun ketika bekerja di KPK, Heryanto bertugas sebagai pramusaji.

Dilansir dari Tribunnews.com, Heryanto bercerita sekarang dirinya sedang sibuk membantu pembangunan rumah orang tuanya.

Baca juga: Eks Biro Hukum Lembaga Antirasuah: Dicap Merah Pimpinan KPK Gara-gara Tak Lolos TWK Sungguh Berat

Hal tersebut dilakukannya lantaran saat ini Heryanto beserta keluarga tempat tinggalnya masih mengontrak.

Karena itu, dia membantu bapaknya untuk membangun rumah agar tidak lagi mengontrak.

"Iya benar, tapi kenek bangunan untuk rumah sendiri, tepatnya punya orang tua untuk saya tinggali bersama orang tua dan keluarga saya," kata Heryanto, Selasa (12/9/2021).

Setelah pembangunan rumah selesai, Heryanto berencana untuk mencari lowongan pekerjaan.

Namun, tidak menutup kemungkinan jika ada tawaran untuk menjadi kenek bangunan, Heryanto akan mengambil.

"Tapi kalau ada yang nawarin jadi kenek bangunan saya juga mau kok," ujarnya.

Baca juga: Ahli Hukum Eks Pegawai KPK Kini Jualan Nasi Goreng: Kalau Itu Sesuai Hati Nurani Jalani Aja

Heryanto bekerja di KPK sejak 2009 sebagai cleaning service.

Kemudian pada 2011, ia diterima menjadi pramusaji/pramubhakti yang berstatus outsourcing.

"Dan di tahun 2014 saya diangkat menjadi pramubhakti/pramusaji PTT (pegawai tidak tetap) hingga akhirnya sekarang dibilang TMS (Tidak Memenuhi Syarat) setelah ikut TWK," ujarnya.

Berjualan Nasi Goreng

Selain Heryanto, Eks Biro Hukum KPK, Juliandi Tigor Simanjuntak memilih jualan nasi goreng di pinggir jalan usai dipecat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Warung nasi goreng Tigor berlokasi di Jalan Raya Hankam, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondok Melati, Kota Bekasi.

Eks pegawai KPK Juliandi Tigor Simanjuntak saat melayani pesanan nasi goreng di usaha barunya di Jalan Raya Hankam, Kota Bekasi, Senin (11/10/2021)
Eks pegawai KPK Juliandi Tigor Simanjuntak saat melayani pesanan nasi goreng di usaha barunya di Jalan Raya Hankam, Kota Bekasi, Senin (11/10/2021) (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

Sekilas tidak ada yang spesial dengan warung nasi goreng milik Tigor yang buka setiap malam pukul 18.00 hingga pukul 22.00 WIB.

Warungnya sederhana, modal gerobak dengan kursi meja tak terlalu banyak. Area parkirnya juga tidak terlalu luas, laiknya pedagang kaki lima pinggir jalan.

Tigor merupakan mantan Fungsional Biro Hukum KPK, dia mengabdi di lembaga antirasuah sejak 2008 melalui program seleksi KPK Memanggil.

Sebelumnya, ahli hukum ini telah banyak menangani kasus korupsi mulai dari pejabat tinggi negara hingga kepala daerah.

Tigor bercerita, lokasi tempat dia berjualan merupakan milik kerabatnya. Dia membuka usaha jual beli aki kendaraan bernama Ninja Baterai.

Malam harinya, lokasi itu dia manfaatkan untuk berjualan nasi goreng.

"Jadi tempat ini disewa oleh kerabat kami, jadi tuh ini saya berdua sama sahabat saya (buka usaha nasi goreng), jadi kami diberikan fasilitas untuk berjualan di sini," kata Tigor.

Tigor mengaku, usaha jualan nasi goreng dijalankan bersama teman-teman gerejanya. Mereka biasanya aktif berdiskusi atau kumpul-kumpul di daerah Kampung Sawah (KS) Bekasi.

Modal usaha jualan nasi goreng pinggir jalan ini merupakan patungan, Tigor bersama satu orang temannya sama-sama berinvestasi masing-masing Rp4 juta.

Baca juga: Eks Biro Hukum KPK Jualan Nasgor dengan Gerobak: Maaf, Kalau Masih Kurang-kurang

"Modalnya itu satu orang Rp4 juta, jadi totalnya Rp8 juta, yang susah itu kalau usaha mulainya, jadi mohon maaf kalau masih ada yang kurang-kurang," ungkap Tigor sambil tersenyum.

Dia mengaku, resep masakan nasi goreng ini didapat melalui YouTube. Modalnya hanya senang masak, ia lalu mencoba-coba dan berani membuka usaha.

Bahkan untuk menentukan masakan nasi gorengnya merupakan ciri khas mana, ia tidak bisa mengklaim karena masakannya merupakan hasil racikan dan kombinasi resep yang ada di YouTube.

Novel Baswedan bersama keluarga mencicipi nasi goreng Bang Tigor eks pegawai KPK di Jalan Raya Hankam, Kota Bekasi, Senin (11/10/2021).
Novel Baswedan bersama keluarga mencicipi nasi goreng Bang Tigor eks pegawai KPK di Jalan Raya Hankam, Kota Bekasi, Senin (11/10/2021). (TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar)

"Itu yang sulit saya ucapin yah (nasi goreng khas mana), karena jujur semua menu yang saya sampaikan itu atau yang saya buat ini semuanya produksi dari YouTube gitu," akunya.

"Jadi karena tadi engga ada kegiatan saya coba-coba melihat resep semua yang ada di YouTube.

Tapi tentunya saya engga satu menu ya, saya kombinasikan entah beberapa menu, inilah salah satu yang bisa saya sajikan, jadi ada khasnya dalam usaha saya ini," ucap dia.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved