Tangis Abdullah ke Ridwan Kamil Pecah, Harapannya Jenguk Anak Pupus Karena Jadi Korban Susur Sungai
Tangis Abdullah Sajat pecah di depan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Penulis: Siti Nawiroh | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Tangis Abdullah Sajat pecah di depan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Abdullah tak kuasa menahan rasa sedihnya menerima kenyataan sang putra, Muhammad Kafka Firmansyah (12) menjadi salah satu korban tewas tenggelam susur sungai di Sungai Cileueur, Jumat (15/10/2021).
Kafka, panggilan akrab putra Abdullah mengikuti kegiatan susur sungai yang diadakan sekolahnya, MTs Harapan Baru Cijeungjing, Kabupaten Ciamis.
Dari 11 orang yang tewas tenggelam, Kafka merupakan salah satunya.
Jenazah Kafka tiba di rumah duka dini hari langsung dikebumikan di pemakaman keluarga di Cijapat, Cipayung, Kota Depok, Jawa Barat, Sabtu (16/10/2021) pagi.
Baca juga: Warga Cerita Kejadian Tak Biasa Sebelum Tragedi Maut Susur Sungai, Banyak Pemancing Dapat Ikan Besar
Ridwan Kamil datang ke kediaman keluarga Kafka untuk mengucapkan bela sungkawa.
Momen mengharukan tersebut juga diunggah Ridwan Kamil di akun Instagram pribadinya.
Gubernur Jawa Barat tersebut sempat memposting suasana haru ketika Abdullah menangis di hadapannya.

Sambil menyandarkan kepala di badan Ridwan Kamil, tangis Abdullah tak bisa dibendung lagi.
Ridwan Kamil hanya bisa menenangkan Abdullah dengan mengusap punggungnya.
"Semendaratnya dari Papua, kami melangsungkan takziah kepada keluarga2 yang kehilangan putra putrinya saat musibah di Ciamis," tulis Ridwan Kamil di captionya, Minggu (17/10/2021).
Harapan Abdullah menjenguk putranya yang sedang menimba ilmu di MTs Harapan Baru pun pupus seiring kabar duka ini.
Padahal, Abdullah sudah berencana menjenguk putranya untuk sekedar melepas rindu.
Selain itu, Abdullah juga sudah berencana menjemput Kafka pada Desember 2021 nanti.
Sebelum tragedi susur sungai merenggut nyawanya, Kafka sempat curhat kepada Abdullah.
Baca juga: Jangan ke Sana Kata Pemancing Sebelum Tragedi Susur Sungai, Ucapan Tersebut Buat Farhan Selamat
Di komunikasi terakhirnya sekira sepekan lalu, Kafka mengaku sangat ingin pulang ke rumah.
"Yah, aku pulang ya yah," ucap Kafka seperti ditirukan Abdullah saat dijumpai wartawan di rumahnya di Sukmajaya, Depok, Sabtu (16/10/2021).
"Nah itu video call lah sama saya, ibunya, kakak dan adiknya,” ia menambahkan.

Permintaan Kafka tak dikabulkan sang ayah dengan memberikan pengertian kepada anaknya itu.
“Saya bilang, 'abang kan enggak boleh pulang. Pulangnya nanti libur semester Desember. Nanti ayah jemput,” kata Abdullah mengulangi ucapan terakhirnya dengan Kafka.
Abdullah menuturkan, putranya baru mengenyam pendidikan di MTs Harapan Baru Pondok Pesantren Cijantung sejak awal Juli 2021 silam.
Tak seorang diri, Abdullah menyebut ada 3 anak lain dari lingkungan rumahnya yang berangkat untuk bersekolah di sana.
“Ada empat anak dari Sukmajaya, anak saya dan perempuan tiga orang, itu satu RW semua."
"Meninggal ada dua, anak saya dan perempuan satu (Siti Jahra Anjani) tapi dimakamkan di Tasik,” ucapnya.
Soal kegiatan sekolah yang berujung petaka hingga hilangnya nyawa Kafka, Abdullah berujar tidak ada informasi diberikan pihak sekolah.
Baca juga: Yah, Aku Pulang Ya Yah, Ucapan Siswa Asal Depok sebelum Jadi Korban Susur Sungai Cileueur
“Enggak ada kabar karena kita juga sudah percaya kan sama program di sana, apa yang dilaksanakan kita percaya dan yakin."
"Kalau soal ngabarin cuma yang pas vaksin doang waktu itu, boleh enggak anak saya divaksin, ya saya bilang boleh,"
"Tapi kalau yang pramuka (susur sungai) ini enggak ada konfirmasi,” ungkapnya.

Lebih lanjut, ia berujar bahwa kabar duka tersebut ia terima dari grup Whatsapp para orang tua santri.
“Kemarin habis Isya ada yang Whatsapp di grup, jadi kita punya grup wali santri, ternyata itu ada yang tahu lebih dulu kabarnya,"
"Dia share di grup langsung ramai,” imbuhnya.
“Lalu saya cari-cari info ternyata ada berita dari Ciamis benar ada kejadian MTs Harapan Baru Ponpes Cijantung melaksanakan pramuka dan terjadi seperti ini,” katanya lagi.
Data 11 korban meninggal
1.Muhammad Kafka Firmansyah (12), asal Kampung Cikumpa RT 006 RW 005, Kelurahan Sukamajaya, Depok.
2. Alfian Nur Fauzi (13) asal Dusun Cikondang RT 02 RW 02, Desa Kelas Datar, Kecamatan Dayeuhluhur, Cilacap.
3. Khansa Khairun Nisa (13) asal Dusun Kulon RT 09 RW 03, Desa Cimari Cikoneng, Ciamis.
4. Aldo Maulana Majid (13) asal Blok Pahing RT 02 RW 02, Desa Wangkelang, Kecamatan Cingambul, Majalengka.
5. Siti Jahra Anjani (12) asal Kampung Cikumpa RT 03 RW 05, Kelurahan Sukmajaya, Depok.
6. Chandra Ruyzkie Hernawan (12) asal Jl Rd Okas Bratakusumah RT 03 RW 30 Lingkungan Karang, Kelurahan Ciamis, Kecamatan/Kabupaten Ciamis.
7. Fahrurozi Dwiki Hernawa (12) asal Pakembaran RT 10 RW 04, Desa Puncak Cigugur, Kuningan.
8. Fatah Fathurrasya (12) asal Kramat Pulo Dalam II No 103, Kelurahan Kramat Senen, Jakarta Pusat.
9. Dea Rizky (13) asal Blok Sarimanik RT 15 RW 04, Desa Sukasari, Cikijing, Majalengka.
10. Aditya Maulana (12) asal Dusun Mekarsari, Cibadak, Banjarsari, Ciamis.
11. Fajri Putra Pratama (12) asal Dusun Cikuning RT 05 RW 01, Desa Terlaya, Bantarkalong, Brebes.