Kabar Artis
Baim Wong Berkali-kali Cium Tangan Kakek Suhud, Psikolog Ungkap Maknanya: Jadi Pelajaran Berharga
Aktor Baim Wong tampak berkali-kali mencium tangan Kakek Suhud saat meminta maaf atas tindakannya.
Penulis: Kurniawati Hasjanah | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Aktor Baim Wong tampak berkali-kali mencium tangan Kakek Suhud saat meminta maaf atas tindakannya.
Hal itu terjadi ketika Baim Wong bertemu langsung beberapa waktu lalu.
Selain Baim Wong, Kakek Suhud juga meminta maaf.
“Jadi saya malu sendiri tadi, tapi kita berdua sudah minta maaf,” beri tahu Baim Wong setelah minta maaf kepada kakek Suhud.
Kakek Suhud pun menegaskan, ia mencoba memahami mengapa Baim Wong bereaksi ketus ditawari buku-buku Islami.
“Dan mungkin Pak Baim capai saya anggap. Saya maklumi itu. Apalagi Mbak Paula mau melahirkan, pasti capai, terus saya ngikutin terus,” ujar Kakek Suhud.
Mendengar ini, Baim Wong makin kagum pada kepribadian Suhud yang penuh empati. Bintang film Dilema dan Bebas merasa pantas dihujat karena bersikap ketus pada Suhud.
Baca juga: Putri Bill Gates Gelar Pernikahan Capai Rp28 Miliar, Terkuak Jumlah Harta Kekayaan Nayel Nassar
“Tapi memang pantas saya digituin, pantas saya dikasih pelajaran seperti ini dari Allah. Sehat-sehat ya, saya minta maaf,” tegas Baim Wong.
Gelagat Baim Wong yang mencium tangan Kakek Suhud ini lantas menuai perhatian.
Psikolog Lita Gading turut menganalisa gelagat Baim Wong tersebut.
Lita Gading menjelaskan, keputusan Baim Wong untuk meminta maaf merupakan langkah yang bijaksana.
Kemudian, tindakan Baim Wong dinilai sudah tepat lantaran memenuhi adat ketimuran.
Baca juga: Jonatan Christie Digandrungi Banyak Penggemar, Sang Kekasih Pernah Kesal? Ini Kata Shanju
"Secara adat ketimuran lagi bahwa orang yang lebih muda meminta maaf kepada orang yang lebih tua," terang Lita Gading dilansir dari kanal YouTube Intens Investigasi pada Senin (18/10).
Lebih lanjut, Lita menjelaskan, tak dapat menutup kemungkinan soal adanya dugaan Baim Wong merencanakan agenda minta maaf setelah mencapai titik tertentu.
"Bisa juga begitu, saya kan hanya pandangan secara psikologis kan," terang Lita Gading.