Ditendang dan Ditonjok Kapolres Nunukan Gara-gara Zoom Meeting, Brigadir SL Ternyata Ikut Diperiksa

Brigadir SL ditendang dan ditonjok Kapolres Nunukan AKBP SA di acara baksos Akabri 1999 Peduli, pada 21 Oktober 2021 silam.

Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Yogi Jakarta
Istimewa
Kapolres Nunukan diduga melakukan kekerasan atau penganiayaan terhadap anak buahnya, pada 21 Oktober 2021. 

TRIBUNJAKARTA.COM - Brigadir SL ditendang dan ditonjok Kapolres Nunukan AKBP SA di acara baksos Akabri 1999 Peduli, pada 21 Oktober 2021 silam.

Brigadil SL dianiaya Kapolres Nunukan lantaran sulit dihubungi saat susah sinyal.

Rekaman CCTV yang merekam tindakan penganiayaan itu lalu beredar dan viral di media sosial.

TONTON JUGA

Dijelaskan Kabid Humas Polda Kaltara, Kombes Pol Budi Rachmat, mengatakan kala itu Brigadir SL sedang bertugas di bagian TIK (Teknologi Informasi Komunikasi) dalam kegiatan tersebut.

Saat terjadi gangguan sinyal dan jaringan pada acara melalui Zoom Meeting, Brigadir SL disebut tidak ada di tempat dan sulit dihubungi.

Viral dugaan penganiayaan terhadap anggota polisi saat kegiatan di Polres Nunukan.
Viral dugaan penganiayaan terhadap anggota polisi saat kegiatan di Polres Nunukan. (istimewa via TribunKaltara)

Sehingga hal itu membuat Kapolres Nunukan AKBP SA emosi dan meluapkannya kepada Brigadir SL.

"Menurut keterangan Kapolres Nunukan hal itu dipicu oleh yang bersangkutan meninggalkan tempat dan sulit dihubungi saat terjadi gangguan sinyal dan jaringan," kata Budi melalui rilis resminya, Selasa (26/10/2021), seperti dikutip dari TribunKaltim.co.

"Kemudian saat Brigadir SL muncul di Aula, Kapolres Nunukan emosi dan memberikan pemukulan kepada Brigadir SL," sambungnya.

Brigadir SL Diperiksa

Brigadir SL ternyata yang menyebarkan rekaman video perilaku atasannya itu.

Budi menyampaikan Brigadir SL sengaja mengambil rekaman CCTV tak lama mendapat penganiayaan dari  AKBP SA.

"Iya yang ambil rekaman CCTV adalah Brigadir SL yang kebetulan bertugas di TIK Polres Nunukan," kata Budi.

Budi menuturkan video awalnya hanya dibagikan ke grup se-angkatannya di Polri.

Namun, video tersebut justru kini viral di media sosial hingga membuat atasannya kini dicopot dari jabatannya.

"Awalnya dikirim ke grup TIK Polda Kaltara dan grup letting bintara," tukasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved