Tak Kenal Personal Ahok, Alasan Viani Limardi Kagumi Sosok Eks Gubernur DKI: Orangnya Langka
Anggota DPRD DKI Jakarta Viani Limardi mengaku sangat terinspirasi sosok eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAJARTA.COM, GAMBIR - Anggota DPRD DKI Jakarta Viani Limardi mengaku sangat terinspirasi sosok eks Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok.
Ia pun mengaku sangat kagum dengan sosok pria kelahiran 29 Juni 1966 itu.
"Walau saya enggak kenal secara personal, tapi dari bertahun-tahun kiprah pak Ahok di politik dan pemerintahan, saya merasa dekat," ucapnya, Sabtu (23/10/2021).
Menurutnya, sosok Ahok bisa menjadi panutan lantaran prinsipnya yang sangat kuat saat memimpin Jakarta.
Prinsip itu disebut Viani sejalan dengan pemikiran-pemikirannya.
Baca juga: Cerita Viani Limardi Terjun di Politik, Ngefans Jokowi dan Ahok Sejak Jadi Relawan
"Banyak hal yang beliau perjuangkan dan bagaimana pola dia berpikir, sehingga orang ini inspiring banget buat saya," ujarnya.
Prinsip Ahok yang selalu mementingkan rakyat di atas segalanya yang paling membuat Viani kagum.
Apalagi, sosoknya dikenal tegas dan berani melawan pihak-pihak yang mencoba menghalanginya menomorsatukan masyarakat.
"Pak Ahok tahu saat dia melakukan satu hal, hal itu akan membawa kerugian buat dia, bukan keuntungan buat dia," tuturnya.
Baca juga: Viani Limardi Resmi Gugat PSI Rp 1 Triliun: Penggelembungan Dana Reses Itu Fitnah!
"Tapi karena ini yang dibutuhkan masyarakat, dia tetap melakukan," sambungnya.
Sikap ksatria seperti Ahok ini dinilai Viani belum dimiliki pemimpin lain di Indonesia.
"Ini menurut saya sangat prinsipal, sehingga ini yang pertama kali menyentuh hati saya. Orang ini langka," kata politisi 36 tahun ini.
Prinsip kuat Ahok ini yang kemudian coba ditiru Viani saat terjun ke dunia politik.

Ia coba terjun langsung dan mendengar aspirasi masyarakat untuk selanjutnya diperjuangan di Parlemen Kebon Sirih.