Tunawicara Kerja Kuli Panggul, Dedi Mulyadi Salut Lihat Perjuangannya Hidupi 2 Istri dan Banyak Anak
Pasalnya, di balik keterbatasannya dalam berbicara, kuli panggul bernama Jajang itu memiliki dua istri.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM - Kaget sekaligus kagum dialami Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi sewaktu dia menemui seorang pria tunawicara yang bekerja sebagai kuli panggul di Pasar Leuwipanjang, Purwakarta, Jawa Barat.
Pasalnya, di balik keterbatasannya dalam berbicara, kuli panggul bernama Jajang itu memiliki dua istri.
Kendati begitu, Kang Dedi salut melihat kerja keras Jajang untuk memberikan nafkah kepada dua istri dan anak-anaknya.
Total ada lima anak Jajang, satu dari istri tua dan empat dari istri mudanya.
Dalam komunikasinya dengan Jajang yang menggunakan bahasa isyarat, Kang Dedi tampak kebingunan sehingga harus dibantu oleh anak Jajang sebagai penerjemah.
Baca juga: Perjuangan Petani Cabai Nafkahi Keluarga Bikin Kagum, Dedi Mulyadi Beri Rezeki Buat Makan Daging
"Eleh-eleh, si aki poligami," kata Kang Dedi dengan bahasa Sunda kepada Jajang dilansir dari TribunJakarta.com dari Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, Rabu (27/10/2021).
Tak Pernah Pegang Uang
Dengan menggunakan bahasa isyarat, Jajang mengaku tak pernah memegang uang untuk dirinya.

Hal itu karena setiap hari dia harus memberikan uang kepada kedua istrinya yang tinggal berdekatan.
Dia bahkan rela bekerja menjadi kuli panggul sampai malam hari agar bisa mendapatkan uang untuk diberikannya kepada istri dan anak-anaknya.
"Sehari dapat Rp 100 ribu. Buat istri pertama Rp 50 ribu, buat istri kedua Rp 50 ribu," kata Kang Dedi menegaskan isyarat dari Jajang.
Kang Dedi Dibuat Pusing Hadapi Lansia Kurang Pendengaran

Sudah biasa mengurus lansia, tetapi kali ini Anggota DPR Dedi Mulyadi dibuat pusing ketika berbicara dengan seorang pria tua yang alami gangguan pendengaran.
Pasalnya, tiap Kang Dedi bertanya sesuatu, pria tua yang bernama Sersan itu hanya diam saja tak bereaksi.
Kang Dedi bahkan sampai harus berteriak di telinga Sersan atau menggunakan gestur tubuh untuk bisa berkomunikasi dengannya.
Mantan Bupati Purwakarta itu bertemu dengan Sersan sewaktu hendak memberikan domba kepada warga di kaki Gunung Sanggabuana, Karawang, Jawa Barat.
Saat itu, di tengah kebun, Kang Dedi melihat Sersan yang sedang berjalan kaki sambil membawa karung.
Kang Dedi pun berhenti dan menanyakan apa yang dibawa pria tua itu.
Baca juga: Mudanya Ngaku Temani Bung Karno Bertapa & Ilmu Kebal, Cerita Ki Saji Jadi Hiburan Kang Dedi
Namun Kang Dedi tak mendapat jawaban lantaran pria tua itu hanya diam saja.
Setelah berulangkali bertanya dengan nada lebih keras barulah dijawab oleh Sersan.
Rupanya Sersan menjual picung yang dipetiknya dari kebun.
"Dijual ga?," tanya Kang Dedi seperti dilansir dari akun Youtubenya, Rabu (22/9/2021).

Namun lagi-lagi Sersan hanya terdiam tanpa menjawab pertanyaan yang disampaikan Kang Dedi.
Kang Dedi pun lantas memberikan beberapa lembar uang ratusan ribu kepada Sersan yang malah membuat kaget.
"Katanya uangnya terlalu banyak," ucap Kang Dedi menjelaskan ucapan Sersan.
Kepada Kang Dedi, Sersan menuturkan dirinya sebelum mengambil picung di kebun merupakan pemecah batu.
Bahkan, kaki dia mengalami cidera sampai harus mendapatkan 60 jahitan karena kecelakaan ketika mengambil batu.
"Makanya jangan ambil batu lagi, mending nyangkul di sawah," kata Sersan.
Baca juga: Sabarnya Kang Dedi Ladeni Lansia Ngaku Pernah Dampingi Bung Karno Bertapa: Berprasangka Baik Saja
Dengan disertai bahasa tubuh, Sersan mengatakan hal itu dilakukannya karena tak punya uang untuk membiayai anaknya sekolah.
Kang Dedi pun kemudian meminta Sersan membawa picung yang dibawanya ke mobil Wakil Komisi IV DPR itu.
Dia juga mengajak Sersan untuk naik ke mobilnya untuk sekalian diantarkan pulang.
Tapi lagi-lagi Sersan hanya diam saja lantaran tak mendengar.

Kang Dedi yang sudah berulangkali harus berbicara dengan nada kencang agar ucapannya didengar itu pun mengaku pusing berkomunikasi dengan Sersan.
"Lieur aing," teriak Kang Dedi di telinga Sersan sembari tertawa.