Harga Minyak Goreng Meroket, Tukang Gorengan di Koja: Naiknya Nggak Segan-Segan!

Tukang gorengan ikut merasakan dampak kenaikan harga minyak goreng di pasaran

Gerald Leonardo Agustino/TribunJakarta.com
Dewi (50), pedagang gorengan di Pasar Koja Baru, Koja, Jakarta Utara, merasakan dampak kenaikan harga minyak goreng. 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, KOJA - Tukang gorengan ikut merasakan dampak kenaikan harga minyak goreng di pasaran.

Salah satunya dialami Dewi (50), pedagang gorengan di Pasar Koja Baru, Koja, Jakarta Utara.

Dewi mengatakan, kenaikan harga minyak goreng malahan sudah dirasakannya sekitar dua bulan belakangan.

Untuk kepentingan berjualan gorengan, Dewi memerlukan minyak goreng jeriken berukuran 5 liter.

Kekinian, harga minyak goreng lima liter mengalami kenaikan sebesar Rp 40.000.

"Kenaikannya udah dua bulan lah. Kalo ini ukuran 5 liter dari Rp 55.000 jadi Rp 95.000," kata Dewi saat ditemui di lapaknya, Jumat (29/10/2021).

Tentu saja harga yang meroket itu berdampak drastis ke penjualan gorengan di lapaknya.

Baca juga: Harga Minyak Goreng Meroket, Pedagang Pasar Koja Baru Ditinggal Pelanggan: Banyak Nggak Jadi Beli

Dewi sudah sekitar satu bulan ini mengalami penurunan pendapatan dikarenakan harga minyak goreng yang sangat memberatkannya itu.

Belum lagi ia harus membayar sewa lapak harian sebesar Rp 50.000.

"Ya dampaknya kurang banget, menurun banget pendapatannya. Jualnya sepi, minyaknya mahal. Gimana kalau begini terus," ucap dia.

Apalagi, Dewi terkadang bisa menghabiskan 10 liter minyak goreng untuk berjualan gorengan seharian di Pasar Koja Baru.

Harga minyak goreng di Pasar Koja Baru, Koja, Jakarta Utara, meroket.
Harga minyak goreng di Pasar Koja Baru, Koja, Jakarta Utara, meroket. (TribunJakarta.com/Gerald Leonardo Agustino)

Dewi pun mengeluh dan berharap ada kebijakan yang bisa menormalkan harga minyak goreng ini.

"Saya aja sehari bisa habis 10 liter, kalau sepi dikit. Naiknya itu loh nggak segan-segan banget," keluhnya.

Pedagang Minyak Goreng Ditinggal Pembeli

Dampak kenaikan harga minyak goreng tentunya sangat dirasakan pedagang sembako di Pasar Koja Baru.

Ami (60), pedagang minyak goreng curah mengatakan, dengan naiknya harga, pembeli menjadi sepi.

Ia pun sampai bingung menentukan harga yang terjangkau kepada pembeli.

"Ya jadi sepi pembeli sih. Saya juga susah mau jual berapa, tetep aja jadi kerasa mahal," kata Ami di lapaknya, Jumat (29/10/2021).

Baca juga: Harga Minyak Goreng Meroket, Pedagang Pasar Koja Baru Ditinggal Pelanggan: Banyak Nggak Jadi Beli

Open (35), pedagang sembako, menuturkan banyak pelanggan yang meninggalkan lapaknya saat tahu harga minyak goreng meroket.

Semisal ada yang hendak membeli minyak goreng dan Open mengungkapkan harga terkininya, tak sedikit dari pelanggan yang akhirnya berlalu begitu saja.

"Dampaknya ya turun drastis pembeli minyak goreng, banyak yang nggak jadi, mahal katanya," ucap Open.

Kenaikan harga minyak goreng sudah terjadi sedikitnya 10 hari belakangan.

Baca juga: Harga Minyak Goreng di Pasar Koja Baru Meroket, Pedagang: Sudah Lebih Sepekan

Selama sepekan lebih ini pula, Open sampai harus mengalami penurunan pendapatan hampir 50 persen dari penjualan minyak goreng kemasan.

"Turunnya hampir 50 persen, kalo harga normal itu cepet, sekarang lama lakunya," kata dia.

Open mengaku sudah berjualan di pasar tersebut selama 6 tahun belakangan.

Kini, harga minyak goreng di lapaknya naik dari Rp 27.000 menjadi Rp 34.000 untuk ukuran standar 2 liter.

Sementara harga minyak goreng kemasan per liternya Rp 16.000 dari sebelumnya Rp 12.000.

Selama 6 tahun ini, harga minyak goreng yang dijual di lapak Open belum pernah mengalami kenaikan setinggi ini.

"Saya udah 6 tahun jualan di sini. Ini sekarang naiknya drastis banget (harga minyak goreng)," kata Open.

Menurut Open, kenaikan harga minyak goreng sebelum-sebelumnya hanyalah di angka Rp 500 perak.

Dengan rentang kenaikan harga mulai dari Rp 4.000 sampai Rp 7.000, Open menilai ini yang tertinggi selama 6 tahun dirinya berjualan.

"Ini memang kenaikan tertinggi. Biasanya paling kalau naik gopek (Rp 500)," kata dia.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved