Jakarta Dikepung Banjir

Banjir Jakarta Capai 2 Meter, Wagub Ariza Tutup Mata: Cuma Genangan di Beberapa Titik

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengklaim, ibu kota bebas banjir selama cuaca ekstrem menerjang sepekan terakhir.

TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH
Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria saat diwawancarai awak media di Balai Kota, Jakarta Pusat, Selasa (21/9/2021) 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengklaim, ibu kota bebas banjir selama cuaca ekstrem menerjang sepekan terakhir.

Pernyataan tersebut seperti menutup mata lantaran berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada.

Sebab, banjir setinggi dua meter lebih sempat merendam pemukiman warga di kawasan Kebon Pala, Jakarta Timur.

Bahkan, banjir Jakarta yang terjadi di kawasan itu akibat luapan Sungai Ciliwung terjadi selama tiga hari.

"Alhamdulillah sampai hari ini, sampai ke depan tidak ada banjir di Jakarta, yang ada karena hujan ekstrem ada genangan-genangan di beberapa titik," ucapnya, Selasa (9/11/2021).

Politisi Gerindra ini menyebut, beragam upaya sudah dilakukan guna mencegah banjir yang kerap menerjang saat musim hujan tiba.

Seperti gerebek lumpur hingga pembuatan sumur resapan atau drainase vertikal yang masih dilakukan Pemprov DKI.

Baca juga: Banjir 2,5 Meter Surut, Permukiman Kebon Pala Tertimbun Lumpur 40 Sentimeter

"Alhamdulillah dengan upaya-upaya itu genangan surut kembali, karena kami membuat sumur resapan, olak-olakan, termasuk menghadirkan pompa statis dan mobile," ujarnya.

"Bahkan, pompa damkar juga diterjunkan dalam upaya memindahkan air," sambungnya.

Seperti diketahui, banjir sempat kembali mengepung Jakarta. Sebanyak 67 RT di ibu kota pun tergenang pada Senin (8/11/2021) pagi.

Jakarta Timur menjadi wilayah terdampak banjir terparah di ibu kota.

Seorang anak digendong di lokasi banjir di Kebon Pala, RW 04 dan RW 05, Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (8/11/2021). Banjir menerpa pemukiman warga akibat luapa Kali Ciliwung pasca-hujan deras.
Seorang anak digendong di lokasi banjir di Kebon Pala, RW 04 dan RW 05, Kelurahan Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (8/11/2021). Banjir menerpa pemukiman warga akibat luapa Kali Ciliwung pasca-hujan deras. (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

Selain titik banjirnya mencapai puluhan, ketinggian air pun mencapai dua meter lebih.

Hal ini terjadi di kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu dan di daerah Cililitan.

Banjir di kedua wilayah itu disebabkan tingginya curah hujan dan luapan Sungai Ciliwung.

Diberitakan TribunJakarta.com sebelumnya, permukiman warga Kebon Pala, Kelurahan Kampung Melayu, Kecamatan Jatinegara, Jakarta Timur kembali terendam banjir luapan Kali Ciliwung pada Senin (8/11/2021).

Baca juga: Banjir 2,5 Meter, Warga Kebon Pala Tak Kunjung Dapat Bantuan Makanan

Jhony (43), warga setempat mengatakan banjir dengan ketinggian sekitar 2,5 meter merendam permukiman warga RW 04 dan RW 05 yang wilayahnya dipisahkan jalan lingkungan.

"Ini air mulai naik sekira pukul 22.00 WIB kemarin malam. Memang, informasinya Pos Pantau Depok kan siaga dua kemarin," kata Jhony di Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (8/11/2021).

Selain karena curah hujan tinggi dan debit air kiriman dari Bogor dan Depok, ketinggian air dipengaruhi karena pada Minggu (7/11/2021) juga terendam banjir luapan Kali Ciliwung.

Menurut warga saat debit air kiriman dari Bogor dan Depok tiba pada Minggu malam, banjir yang merendam permukiman warga Kebon Pala belum sepenuhnya surut.

Tampak permukiman warga Kebon Pala, RW 04 dan RW 05, Kelurahan Kampung Melayu korban banjir luapan Kali Ciliwung, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (8/11/2021).
Tampak permukiman warga Kebon Pala, RW 04 dan RW 05, Kelurahan Kampung Melayu korban banjir luapan Kali Ciliwung, Jatinegara, Jakarta Timur, Senin (8/11/2021). (Bima Putra / Tribun Jakarta)

"Jadi banjir hari Minggu belum sepenuhnya surut, datang lagi kiriman air. Makannya walaupun Katulampa kemarim enggak siaga satu, tapi ketinggian air sekarang tinggi," ujarnya.

Jhony menuturkan hingga pukul 08.00 WIB dengan ketinggian air berkisar 2,5 meter belum ada warga mengungsi, mereka masih bertahan di lantai dua rumahnya masing-masing.

Menurutnya, warga baru memilih mengungsi ke posko pengungsian yang disediakan Kelurahan Kampung Melayu bila ketinggian air luapan Kali Ciliwung berkisar tiga meter.

"Tapi kalau bantuan, apalagi pelampung untuk keperluan evakuasi perlu. Karena sampai sekarang jumlahnya enggak cukup, masih sedikit yang dikasih pemerintah. Sama bantuan logistik," tuturnya.

20 Kelurahan Jadi Kampung Siaga Bencana

Dinas Sosial DKI Jakarta menetapkan 20 dari total 65 Kelurahan yang tersebar pada 10 Kecamatan di Jakarta Timur menjadi

Kondisi permukiman warga Kebon Pala, Kecamatan Jatinegara, yang terdampak banjir akibat luapan Kali Ciliwung, Jakarta Timur, Minggu (31/10/2021).
Kondisi permukiman warga Kebon Pala, Kecamatan Jatinegara, yang terdampak banjir akibat luapan Kali Ciliwung, Jakarta Timur, Minggu (31/10/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/BIMA PUTRA)

(KSB).

Kasi Perlindungan Sosial dan Penanganan Fakir Miskin Sudin Sosial Jakarta Timur, Ridwan mengatakan 20 Kelurahan tersebut ditetapkan sebagai KSB karena rawan banjir.

"Ini Kelurahan yang memang setiap tahunnya menghadapi banjir. Mereka (warga) yang paling terdampak banjir," kata Ridwan saat dikonfirmasi di Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (7/11/2021).

Kelurahan tersebut di antaranya Kelurahan Rambutan, Cibubur, Cipinang Muara, Kampung Melayu, Bidara Cina, Tengah, Dukuh, Cililitan, Cawang, Cipinang Melayu, Kebon Pala, Kebon Manggis.

Pondok Bambu, Rawa Terate, Cakung Barat, Penggilingan, dan Balekambang yang permukiman warganya dilintasi aliran Kali Ciliwung, Kali Cipinang, Kali Sunter, dan aliran lainnya.

"Kita tidak menutup kemungkinan akan mendirikan KSB lain di wilayah Kelurahan yang belum ada. Nanti kita usulkan melalui Dinas Sosial DKI Jakarta, mungkin juga ke Kementerian Sosial," ujarnya.

Ridwan menuturkan anggota KSB berkisar 10-20 orang, terdiri dari pengurus RT/RW setempat, anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana), pekerja sosial masyarakat, dan pendamping sosial, dan lainnya.

Tujuan pembentukan KSB guna meningkatkan kepedulian warga dalam mencegah bencana, serta agar ketika terjadi bencana seperti banjir penanganan lebih cepat dilakukan.

Baik menetapkan lokasi posko pengungsian, hingga menyiapkan dapur umum guna memasok kebutuhan logistik agar distribusi logistik untuk pengungsi tidak terlambat.

"Ketika awal dibentuk KSB itu langsung kita berikan bantuan peralatan dapur umum termasuk seperti panci, wajan, tenda. Untuk sembako juga akan kita berikan agar bisa dimasak," tuturnya

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved