'Tolong!' Teriak Korban Kebakaran Sekeluarga di Tangerang, Balita dan Ibu Hamil Ditemukan Meninggal
"Tolong! Tolong!" ucap salah seorang korban kebakaran di kawasan Perumahan Metland Puri Blok B.07, Kelurahan Petir, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang
Penulis: Rr Dewi Kartika H | Editor: Yogi Jakarta
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - "Tolong! Tolong!" ucap salah seorang korban kebakaran di kawasan Perumahan Metland Puri Blok B.07, Kelurahan Petir, Kecamatan Cipondoh, Kota Tangerang, pada pukul 04.30 WIB, Selasa (9/11/2021).
Teriakan korban kebakaran tersebut kemudian disertai dengan suara ledakan yang berasal dari dalam rumah.
Diwartakan TribunJakarta, dalam kebakaran maut tersebut, menewaskan empat orang yang merupakan satu keluarga diantaranya J (35), E (31), JA (5), dan satu belum diketahui identitasnya berusia 60 tahun.
Diduga E (31) tewas bersama janinnya yang masih berusia empat bulan dalam kobaran si jago merah.
"Iya benar (hamil) empat bulan," ujar Lilik Helmiati selaku Staff Instalasi Hukum Publikasi dan Informasi (HPI) RSUD Kabupaten Tangerang kepada TribunJakarta.com.
Seorang tetangga korban Juan (19), mengaku terbangun dari tidurnya gara-gara mendengar suara ledakan dari rumah tersebut.
Baca juga: Kebakaran Maut Terjadi di Tangerang, 1 Keluarga Tewas Terkurung di Rumah, Anak 5 Tahun Jadi Korban
Gara-gara mendengar ledakan itu sejumlah warga langsung datang dan mencoba memadamkan api.
"Pagi-pagi sekitar setengah lima bangun, tiba-tiba api sudah gede terus tetangga panik semua," ujar Juan, Selasa (9/11/2021)
"Di dalam mungkin gas, kulkas barang-barang elektronik yang berhubungan dengan listrik segala macem meledak. Kedengeran, justru kita semua warga bangun karena ledakan itu," sambung dia lagi.

Tak lama berselang suara ledakan, warga sekitar juga mendengar banyak suara minta tolong dari dalam kobaran api.
Namun, saat itu api sudah sangat besar sehingga warga sekitar tidak bisa menolong korban.
Sembari menunggu pemadam kebakaran, warga mencoba memadamkan menggunakan air seadanya.
Juan mengatakan kala iytu para tentangga kesulitan untuk memadamkan api.
Baca juga: Polisi Periksa 5 Orang Terkait Kebakaran Pabrik Korek Gas di Kabupaten Tangerang
Bukan hanya karena api sudah sangat besar, tapi pintu dalam keadaan tergembok, kemudian pasokan air yang terbatas.
"Soalnya api sudah besar banget kan, terus pintu depan digembok jadi kita ada 20 orang tuh langsung bantu mencoba padamin api," ujar Juan di lokasi kejadian.
Ketika pintu sudah dibuka karena didobrak warga, warga inisiatif menghancurkan mobil korban yang terparkir di dalam mobil.

Sebab, kata Juan, warga khawatir mobil meledak karena bagian atas dan belakangnya sudah terbakar api.
"Jadi kita warga ancurin mobilnya, rem tangannya diturunin, biar mobilnya jalan," ucapnya.
"Di dalamnya kan garasi agak turun, jadi kalau rem tangannya turun, kan mobil bisa turun. Tapi enggak bisa, rem tangannya macet gitu," papar Juan.
Sementara itu Humas Polres Metro Tangerang Kota, Kompol Abdul Rachim mengatakan mulanya tetangga dari korban kebarakan maut yang sedang beristirahat di rumahnya mendengar sebuah ledakan seperti benda jatuh.

Kemudian, saat dirinya keluar sudah melihat api yang sudah membesar di bagian atas rumah korban.
"Saksi keluar rumah dan melihat api di sebelah kiri rumahnya sudah membesar dan berteriak minta tolong," ujar Rachim.
Untuk memadamkan si jago merah, BPBD Kota Tangerang menerjunkan empat unit mobil pemadam kebakaran.
Api pun berhasil dipadamkan sekira 120 menit setelah api berkobar.
Baca juga: Kebakaran Maut Terjadi di Tangerang, 1 Keluarga Tewas Terkurung di Rumah, Anak 5 Tahun Jadi Korban
Rachim menduga kalau kebakaran terjadi karena adanya arus pendek yang ada di lantai atas rumah tersebut.
"Api dapat dipadamkan dengan mobil pemadam empat unit pada pukul 06.00 WIB. Saat api padam diketahui ada empat korban orang meninggal posisi ada dalam rumah, dan diperkirakan api berasal dari arus pendek," paparnya.
Atas kejadian tersebut, kerugian yang ditaksir mencapai Rp 600 juta.
Para korban tewas pun langsung dikirim ke RSUD Kabupaten Tangerang untuk dilakukan autopsi.
"Iya ada empat orang korban meninggal dikirim ke RSUD Kabupaten Tangerang," ucap Lilik Helmiati selaku Staff Instalasi Hukum Publikasi dan Informasi (HPI) RSUD Kabupaten Tangerang.