Cerita Kriminal

Korban Pencabulan Tukang Mainan di Penjaringan Trauma, Jadi Pemarah dan Takut ke Musala

Ibu korban, LD (30) mengatakan, putri sulungnya itu jadi pemarah dan takut pergi ke musala karena khawatir akan keberadaan pelaku.

KOMPAS/LAKSONO HARI W
Ilustrasi korban pencabulan 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

TRIBUNJAKARTA.COM, PENJARINGAN - A (7), salah satu korban pencabulan oleh tukang mainan di Penjaringan, Jakarta Utara, trauma setelah menjadi korban pelecehan seksual pelaku Y.

Ibu korban, LD (30) mengatakan, putri sulungnya itu jadi pemarah dan takut pergi ke musala karena khawatir akan keberadaan pelaku.

LD menceritakan, bila ditanya-tanya soal perbuatan cabul Y, anaknya itu menjadi gampang marah.

"Kalau ditanya dia nggak mau diceritain berlebihan. Ibaratnya malu atau gimana gitu. Jadi pemarah, kalau ditanya yang tentang itu lagi nggak mau dia, nggak mau cerita," kata LD di kediamannya, Jumat (19/11/2021).

Selain itu, A juga enggan pergi ke musala.

Bocah polos itu takut apabila masih ada sosok Y yang memang rutin mendatangi musala di dekat rumahnya.

"Pas habis kejadian itu dia enggak mau lagi ke musala. Dia (A) bilang, kalau bapak itu nggak ada di musala, dia mau salat di musala," ungkap LD.

Baca juga: Kakek Penjual Mainan di Penjaringan Kerap Cabuli Anak di Area Musala

MW (43), ibu dari korban lainnya berinisial N (8), menuturkan bahwa anaknya juga mengalami semacam trauma usai menjadi korban pelecehan seksual.

MW mengatakan, N kini sudah tak mau lagi pergi ke pasar malam karena takut menjumpai sosok Y yang sering berjualan di sana. 

"Kalau anak saya aja ke pasar malam enggak mau. Takut katanya, masih trauma, takut ketemu," ucap MW.

Kekinian, jumlah anak-anak yang diduga menjadi korban kebejatan Y sebanyak delapan orang.

Baca juga: Sudah Diberi Tumpangan Menginap di Tangerang, Pakde Malah Tega Setubuhi Anak Kerabat Sendiri 2 Kali

Para orangtua di wilayah tersebut lantas resah dan mengutuk perbuatan Y.

Kanit IV Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Pelabuhan Tanjung Priok, Ipda Arif Widodo, mengatakan, polisi sudah menerima laporan terkait kasus ini.

"Memang benar adanya laporan tentang pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, korban ini lebih dari satu," kata Arif.

Arif memastikan saat ini polisi sedang mendalami kasus pelecehan seksual yang menimpa anak-anak di Penjaringan tersebut.

"Kami sedang mendalami, pelakunya sudah kita ketahui," singkat Arif.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved