Musim Hujan, BPBD Kota Tangerang Umumkan Waspada Ular Kobra Bermunculan di Permukiman

Sebab, sebagian besar wilayah Indonesia tak terkecuali Kota Tangerang sedang dilanda curah hujan yang cukup tinggi.

Penulis: Ega Alfreda | Editor: Jaisy Rahman Tohir
ISTIMEWA
Ilustrasi ular kobra. Ular ini bikin geger satu keluarga di wilayah Jalan Ciputat Raya, Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel), Selasa (15/6/2021). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda

TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerahatau BPBD Kota Tangerang mewaspadai banyaknya ular keluar dari persembunyiannya saat musim hujan.

Sebab, sebagian besar wilayah Indonesia tak terkecuali Kota Tangerang sedang dilanda curah hujan yang cukup tinggi.

Musim ini jadi fase ular khususnya kobra untuk bertelur.

Ini merupakan siklus normal dalam kehidupan ular yang tentunya harus diwaspadai masyarakat.

Ghufron Falveli, Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Tangerang mengungkapkan, fenomena ular bermunculan di permukiman warga kala musim hujan marak terjadi.

"Puncaknya biasanya terjadi antara Oktober hingga Desember, ular akan mencari tempat yang ideal untuk menetaskan telurnya," ujar Ghufron, Senin (29/11/2021).

Berdasarkan data BPBD Kota Tangerang, sepanjang 2021 sudah 86 kasus ular muncul di pemukiman warga.

Baca juga: Anak Ular Kobra Mulai Banyak Ditemukan Masuk Rumah Warga di Depok

Pada tiga bulan terakhir, September tiga kasus, Oktober 10 kasus dan November dengan lima kasus.

"Biasanya, secara perlahan angkanya akan terus meningkat. Puluhan ular tersebut bahkan ada yang masuk ke pemukiman hingga meresahkan warga," ujar Ghufron.

"Hal ini terjadi karena tempat atau lingkungan kotor dan juga habitatnya terganggu. Hingga akhirnya, keluar dari habitat untuk mencari makan," sambungnya.

Gufron pun memberikan kiat bagi masyarakat Kota Tangerang mencegah ular menetaskan telurnya di area rumah.

Baca juga: 4 Sanca dan 1 Kobra Dievakuasi dari Loker Olahraga Warga Susukan

Mulai dari harus sering membersihkan rumah, memberi wangi-wangian yang menyengat.

Selain itu, sistem sirkulasi dan sinar matahari yang masuk ke dalam rumah juga harus diperhatikan, agar tidak ada area lembap dan gelap di dalam rumah.

"Sinar matahari masuk ke rumah, ventilasi bagus, sirkulasi ada sehingga tidak ada kelembapan. Tidak usah menabur garam, katena garam tidak efektif," imbuhnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved