Mahasiswi Tewas saat Pembaretan Menwa, Komandan Nasional Ariza: Kegiatan Fisik Tak Boleh Dominan

Komandan Nasional Resimen Mahasiswa (Menwa) Ahmad Riza Patria menyoroti segala kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dilakukan Menwa.

Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Wahyu Septiana
Nur Indah Farrah Audina / Tribun Jakarta
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria diacara Pengangkatan Anggota Kehormatan Komando Nasional Resimen Mahasiswa Indonesia dan Pelantikan Danmenwa beserta Staf Komando Resimen Mahasiswa Jayakarta Periode 2021-2024 di Balai Kota, Selasa (2/11/2021). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Komandan Nasional Resimen Mahasiswa (Menwa) Ahmad Riza Patria menyoroti segala kegiatan pendidikan dan pelatihan yang dilakukan Menwa.

Ia pun mengingatkan bahwa seluruh kegiatan tersebut tidak boleh mengedepankan unsur fisik apalagi kekerasan.

Hal ini dikatakan Ariza menanggapi wafatnya mahasiswi UPN Veteran yang meninggal saat pembaretan Menwa di kawasan Bogor beberapa waktu lalu.

"Kami minta semua bentuk proses pendidikan dan latin lebih mengedepankan kegiatan yang persuasif," ucapnya, Selasa (30/11/2021) malam.

"Tidak boleh ada unsur kekerasan atau menonjolkan kegiatan fisik. Fisik dibutuhkan, tetapi tidak boleh dominan," sambungnya.

Baca juga: Komandan Menwa Ariza Tegaskan Tak Ada Unsur Kekerasan Terkait Kasus Tewasnya Mahasiswi UPN

Wakil Gubernur DKI Jakarta ini pun mengakui, praktik kekerasan kerap terjadi di beberapa kegiatan-kegiatan sekolah atau kemahasiswaan.

Namun, hal tersebut kini sudah diminimalisir untuk menghindari adanya korban.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria usai menghadiri acara donor darah ormas Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar) di kawasan Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (21/11/2021).
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria usai menghadiri acara donor darah ormas Kebangkitan Jawara dan Pengacara (Bang Japar) di kawasan Kramat Jati, Jakarta Timur, Minggu (21/11/2021). (TribunJakarta.com/Nur Indah Farrah Audina)

"Sejak dulu ada saja kelompok, kegiatan sekolah, pendidikan, sejak lama ada yang seperti ini. Tapi sejauh ini, semakin ke sini semakin berkurang," ujarnya.

Ariza pun menegaskan, tidak ada unsur kekerasan dalam kasus tewasnya Fauziyah Nabila atau Lala saat pembaretan Menwa.

"Kampus sudah menindaklanjuti apakah ada unsur-unsur lain di situ, tapi setelah dicek tidak ada unsur kekerasan," tuturnya.

Baca juga: Mahasiswa UPN Jakarta Minta Menwa Dibubarkan, Rektor: Silakan Buat Kajian Akademis

Reaksi Rektor usai Mahasiswa UPN Jakarta Minta Menwa Dibubarkan

Rektor Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jakarta, Erna Hernawati, menanggapi permintaan mahasiswa yang menginginkan Resimen Mahasiswa (Menwa) dibubarkan.

Hal itu menyusul tewasnya seorang mahasiswi bernama Fauziyah Nabilah saat mengikuti kegiatan pembaretan Menwa di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat, 25 September 2021 lalu.

Erna pun mempersilakan para mahasiswa untuk melakukan kajian berdasarkan metode penelitian yang jelas.

Suasana dalam acara Pengangkatan Anggota Kehormatan Komando Nasional Resimen Mahasiswa Indonesia dan Pelantikan Danmenwa beserta Staf Komando Resimen Mahasiswa Jayakarta Periode 2021-2024 di Balai Kota, Selasa (2/11/2021)
Suasana dalam acara Pengangkatan Anggota Kehormatan Komando Nasional Resimen Mahasiswa Indonesia dan Pelantikan Danmenwa beserta Staf Komando Resimen Mahasiswa Jayakarta Periode 2021-2024 di Balai Kota, Selasa (2/11/2021) (TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH)
Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved