Formula E

PDIP Semprot Anies Lagi: Formula E Dibilang Tak Dikenal, Uang Ratusan Miliar Warga Jakarta Sia-Sia

Padahal, menurutnya, ajang balap Formula E tidak dikenal masyarakat Jakarta dan masih kalah pamor dibandingkan Formula 1 dan MotoGP.

Kolase Tribun Manado
Ajang Formula E dijadwalkan digelar di Jakarta pada 2022 - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Politisi PDIP Gilbert Simanjuntak memberi kritik pedas terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang ngotot menggelar Formula E pada 2022 mendatang.

Padahal, menurutnya, ajang balap Formula E tidak dikenal masyarakat Jakarta dan masih kalah pamor dibandingkan Formula 1 dan MotoGP.

Ia pun menilai, penyelenggaraan Formula E pada 4 Juni 2022 mendatang tidak akan memberikan dampak signifikan terhadap Jakarta.

"Sudah jelas, Formula E tidak dikenal oleh masyarakat Jakarta," ucapnya, Rabu (1/12/2021).

Bukannya memperkenalkan Jakarta di mata dunia, anggota Komisi B DPRD DKI ini justru menilai Formula E yang akan diperkenalkan oleh ibu kota.

Terlebih yang membuat Gilbert miris, promosi Formula E itu menggunakan uang rakyat.

"Artinya Jakarta yang memperkenalkan Formula E, bukan sebaliknya. Citra Formula E yang naik dengan menggunakan uang rakyat Jakarta," tuturnya.

Baca juga: Plinplan PDIP Soal Sahroni Jadi Ketua Formula E, Sempat Bungkam Kini Teriak: Semua Bermuatan Politis

Ratusan Miliar untuk Formula e

Perkara anggaran Formula E yang mengguanakan APBD DKI juga pernah dikritisi mahasiswa yang berunjuk rasa di Balai Kota Jakarta pada Kamis (11/11/2021) silam.

Saat itu, sekumpulan mahasiswa yang mengaku dari Aliansi BEM sejumlah kampus menuntut pertanggungjawaban Anies atas penggunaan anggaran Rp560 miliar dari APBD DKI Jakarta untuk pembayaran uang komitmen atau commitment fee Formula E.

Menurut mereka, Anies Baswedan selaku pengguna anggaran APBD dianggap sangat tertutup soal penggunaan dana dari APBD itu.

"Kami menuntut kepada Anies Baswedan selaku Gubernur DKI Jakarta untuk terbuka terhadap dana yang digunakan untuk Formula E sebesar Rp560 miliar," ucap Arjuna, koordinator aksi.

Sejumlah mahasiswa menggelar unjuk rasa terkait penggunaan anggaran APBD Rp 560 miliar untuk commitmen fee Formula E di depan Balai Kota DKI Jakarta di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (11/11/2021).
Sejumlah mahasiswa menggelar unjuk rasa terkait penggunaan anggaran APBD Rp 560 miliar untuk commitmen fee Formula E di depan Balai Kota DKI Jakarta di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (11/11/2021). (Tribunjakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci)

Para mahasiswa juga menyayangkan keputusan Anies yang tetap ngotot menggelar Formula E di tengah pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir.

Apalagi, uang komitmen Rp560 miliar yang sudah dibayar sejak 2019 lalu tak bisa ditarik lagi.

"Formula E itu bukan program produktif yang harus diselesaikan Pemprov. Dana Rp560 miliar itu bisa dialokasikan untuk rakyat miskin yang lebih membutuhkan," ujarnya kepada awak media.

Dibandingkan menggelar Formula E pada 2022 mendatang, Anies juga diminta fokus membenahi perekonomian masyarakat, khususnya UMKM.

Sebab, pandemi yang sudah melanda sejak 2020 lalu menyebabkan roda perekonomian tak berjalan dengan baik.

"Banyak rakyat yang membutuhkan bantuan, banyak usaha kecil yang butuh dana untuk membangkitian usaha mereka," tuturnya.

Kata Anies

Diberitakan sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebut, balap Formula E pada Juni 2022 mendatang, dilaksanakan untuk menyongsong pemindahan ibu kota.

Sebab, Jakarta akan tetap menjadi pusat perekonomian di Indonesia meski tak lagi menyandang status ibu kota.

"Event Formula E diharapkan bisa makin menyongsong peran Jakarta sebagai salah satu pusat perekonomian dan ini mengantisipasi situasi Jakarta sesudah ibu kota berpindah," ucapnya, Senin (29/11/2021).

Baca juga: Plinplan PDIP Soal Sahroni Jadi Ketua Formula E, Sempat Bungkam Kini Teriak: Semua Bermuatan Politis

Tak hanya itu, Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini juga berharap, kegiatan seni dan budaya tetap akan berjalan meski ibu kota dipindah ke Kalimantan.

"Kita tahu bahwa ibu kota akan berpindah dan kita berharap Jakarta terus tetap menjadi pusat kegiatan perekonomian, pusat kegiatan budaya, dan pusat kegiatan seni, dan itu diharapkan berjalan terus," ujarnya.

Bukan Event Biasa

Sementara, Sekjen Ikatan Motor Indonesia (IMI) sekaligus Ketua Pelaksana Formula E, Ahmad Sahroni ungkap Formula E bukan event biasa.

Ia menyebut Formula E merupakan branding atau citra negara Indonesia yang memang diselenggarakan di Ibu Kota.

Selain itu, nantinya ajang balap mobil listrik bertaraf Internasional ini bakal ditonton dilebih dari 170 negara.

"Karena ini branding negara yang kita musti sama-sama suksesi dalam kegiatan formula E di Jakarta. Konsep yang dilakukan adalah bukan konsep event biasa karena ini event Internasional, akan ditonton lebih dari 170 negara," jelasnya di Balai Kota DKI, Senin (29/11/2021).

Politisi NasDem ini pun berani menerima tanggung jawab besar sebagai ketua pelaksana lantaran satu alasan, yakni kepentingan bangsa.

Ia berharap hadirnya Formula E yang direncanakan pada 4 Juni 2022 mendatang memiliki dampak ekonomi bagi sejumlah sektor.

Baca juga: NasDem Bicara Isu Politik Sahroni Tunggangi Formula E untuk Pilgub DKI 2024: Kapasitas dan Kualitas

Sehingga pemulihan ekonomi bisa meningkat dari hadirnya ajang balap ini.

"Mudah-mudahan ini punya efek ekonomi yang diprogramkan oleh pemerintah yaitu pemulihan ekonomi yang tahun depan Insyaallah mudah-mudahan semua terselenggara baik dari ada MotoGP, Formula E."

"Mudah-mudahan Mandalika bisa digunakan oleh Formula 1. ini upaya, kalau ini ada ini sangatlah luar biasa membuat efek ekonomi dalam pemilihan  yang diprogramkan pemerintah," tandasnya.

Peran Penting Presiden Jokowi

Sahroni mengungkapkan, sosok Presiden Jokowi tidak bisa dilepaskan dari balap mobil listrsik ini.

Sebagai orang nomor satu di Indonsia, Jokowi harus mengetahui perkembangan Formula E, termasuk keputusan-keputusan pentingnya.

Sahroni akan ke Istana Negara untuk melaporkan progres Jakarta E-Prix yang diinisiasi Gubernur Anies Baswedan itu.

"Setelahnya baru kita akan menghadap Pak Presiden meminta lanjutan arahan karena ini branding negara. Kami harus melaporkan ini kepada bapak Presiden, bukan melibatkan presiden terkait dengan penyelenggaraan," katanya.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi membeli motor Royal Enfield Bullet 350cc bergaya chopper setelah melihatnya di kegiatan Sumpah Pemuda di Istana Bogor, Jawa Barat, pada Oktober 2017 lalu.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi membeli motor Royal Enfield Bullet 350cc bergaya chopper setelah melihatnya di kegiatan Sumpah Pemuda di Istana Bogor, Jawa Barat, pada Oktober 2017 lalu. (Biro Pers Presiden/Bey Machmudin)

Wakil Ketua Komisi III DPR RI ini pun memastikan penyelenggaraan Formula E sepenuhnya menjadi tanggung jawab pihak Pemprov DKI bersama FEO.

"Penyelenggaraan semua totally kita yang akan mempertanggungjawabkan, karena ini event Internasional maka ini harus dilaporkan dan melaporkan kepada Bapak Presiden," lanjutnya.

Adapun rencana penetapan lokasi sirkuit Formula yang terus digodok oleh pihak penyelenggara. Sehingga nantinya satu dari lima lokasi alternatif bisa diumumkan sebelum Natal.

"Masalah (venue) semoga sebelum Natal kita akan umumkan, tapi tunggu survei dari FIA. Kalau FIA bilang go head, kami panitia akan mengumumkan langsung," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved