Formula E

Buka-bukaan Sahroni Soal Formula E, Jumlah Tim Bertanding, Kriteria Venue hingga Pengerjaan Sirkuit

Sebanyak 12 klub tim telah mengkonfirmasi bakal bertanding dalam ajang balap Formula E pada 4 Juni 2022 mendatang.

Nur Indah Farrah Audina / Tribun Jakarta
Sekjen Ikatan Motor Indonesia (IMI) sekaligus Ketua Pelaksana Formula E, Ahmad Sahroni kala diwawancara awak media di Balai Kota DKI, Senin (29/11/2021). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Nur Indah Farrah Audina

TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Sebanyak 12 klub tim telah mengkonfirmasi bakal bertanding dalam ajang balap Formula E pada 4 Juni 2022 mendatang.

Hal ini diungkap Ketua Pelaksana Formula E sekaligus Sekjen Ikatan Motor Indonesia (IMI), Ahmad Sahroni.

Sahroni tidak merinci secara detail negara mana saja di balik 12 tim tersebut.

"Negara tidak pada spesifik, per negara punya tim balap. Tapi pabrikan yang mendukung satu klub Formula E yang mana negaranya campur-campur."

"Tapi 12 klub tim yang akan bertanding Formula E di Jakarta, sudah confirm 12 tim," katanya dalam sebuah video Youtube Tribunnews yang dikutip TribunJakarta.com, Jumat (3/12/2021).

Nantinya, kata Sahroni, dalam satu tim bakal ada dua mobil. Sehingga total secara keseluruhan menjadi 24 mobil.

"Satu tim dua mobil, sebanyak 24 mobil yang ikut serta," lanjutnya.

Kriteria venue Formula E

Sebelumnya, Sahroni berbicara seputar venue atau lokasi sirkut Formula E.

Meski hingga kini sirkuit masih menjadi misteri. Namun Roni, sapaan karibnya, memberikan sinyal terkait gambaran sirkuit Formula E.

Dalam sebuah video yang disiarkan Tribunnews, Roni mengatakan ada dua kriteria dalam penentuan venue.

"Tempat vanue yang kita pilih adalah tempat yang pasti tidak mengganggu sarana dan prasarana jalan pada masyarakat. Kedua, venue bisa dibuat untuk pelaksanaan event yang lain," katanya.

Baca juga: Ahmad Sahroni Didesak Mundur dari Ketua Pelaksana Formula E, PSI Singgung Koalisi Pemerintah Jokowi

Sehingga venue tersebut bisa digunakan berkelanjutan atau bukan hanya Formula E.

"Bukan venue yang buka tutup acara khusus Formula E sendiri. Jadi tempat semi yanh bisa dibuat acara selanjutnya," lanjutnya.

Lebih lanjut, Wakil Ketua Komisi III DPR RI ini menegaskan tak ada infrastruktur yang diubah selama berlangsungnya penyelenggaraan Formula E.

Sebab, infrastruktur tak akan diotak-atik untuk venue Formula E.

Baca juga: PKB Minta Gubernur Anies Tak Libatkan Presiden Jokowi dalam Polemik Formula E, Ini Alasannya

"Formula E adalah ikon pelaksanaan di mana kota menjadi yang ikonik itulah tempat yang sarananya sudah ada. Jadi bukan dibuat baru. Kalau lain seperti Mandalika kan baru dibuat dengan standar internasional," ungkapnya.

Sebagai informasi, ada lima opsi lokasi sirkuit Formula E, yaitu Jalan Jenderal Sudirman, kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), JIEXPO Kemayoran, kawasan Jakarta International Stadium (JIS) dan kawasan Ancol.

Kelima lokasi ini pun disebut Ketua Panitia Pengarah Formula E sekaligus Ketua Umum IMI Bambang Soesatyo atau Bamsoet sudah disurvei oleh perwakilan FEO yang datang ke Jakarta beberapa waktu lalu.

Pengerjaan venue Formula E

Setelah diumumkan, proses pengerjaan dan persiapan venue untuk Formula E tak butuh waktu lama

"Satu bulan setengah saja. Pihak pelaksana penyelenggara kan langsung menyiapkan sarana dan prasarana sirkuitnya. Jadi langsung terima pakai aja. Jadi kita lebih hanya penyelenggaraan saja jadi semacam even dan sudah disiapkan," jelas Sahroni.

Jadwal Balapan Formula E 2022. DKI Jakarta resmi menjadi tuan rumah Formula E pada tanggal 4 Juni 2022.
Jadwal Balapan Formula E 2022. DKI Jakarta resmi menjadi tuan rumah Formula E pada tanggal 4 Juni 2022. (ISTIMEWA)

Oleh sebab itu, sejak penunjukkannya sebagai Ketua Pelaksana Formula E, politisi NasDem ini tengah berfokus pada venue atau lokasi sirkuit.

"Kita lagi  progres approve dari penyelenggara, dari tempat-tempat yang mau kita pakai kita masih menunggu, Tapi progres yang pertama venue dulu. Ini yang kita fokusin pertama dulu belum lain-lain," pungkasnya.

Sahroni Didesak Mundur

Sementara, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menilai, desakan kepada Bendahara Umum NasDem Ahmad Sahroni untuk mundur dari jabatannya sebagai Ketua Pelaksana Formula E bukan sesuatu yang lancang.

Sekjen DPP PSI Dea Tunggaesti pun menyinggung hubunganya dengan NasDem sebagai sesama partai koalisi pemerintah.

"Justru pernyataan itu merupakan tanda sayang sebagai sesama kawan koalisi, bukan lancang," ucapnya, Kamis (2/12/2021).

Sekjen DPP PSI, Dea Tunggaesti
Sekjen DPP PSI, Dea Tunggaesti (ISTIMEWA)

"Kami bersuara sebagai sesama partai pendukung pak Jokowi," tambahnya menjelaskan.

Sebagai sesama partai koalisi pemerintah, Dea menilai, sudah selayaknya NasDem sama-sama melindung Presiden Joko Widodo agar tidak terseret kasus Formula E yang sejak awal sudah bermasalah.

“Budaya saling mengingatkan penting untuk memastikan koalisi tetap di satu haluan dalam menjaga Pak Jokowi. Kalau kami diam, justru keliru,” tuturnya.

PDIP Sebut Penunjukkan Sahroni Politis

Politisi PDIP, Gilbert Simanjuntak, menyebut, penunjukan Ahmad Sahroni sebagai Ketua Pelaksana Formula E sarat unsur politis dibandingkan profesionalisme.

Hal ini dikatakan Gilbert setelah mendengar pernyataan politisi NasDem itu usai ditunjuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengisi posisi tersebut.

"Sepanjang pengamatan, tidak ada satupun pernyataan teknis profesional yang dilontarkan olehnya maupun IMI (Ikatan Motor Indonesia)," ucapnya, Rabu (1/12/2021).

"Pernyataan yang keluar semua bermuatan politis, mulai dari meningkatkan ekonomi, serta akan menaikkan citra Jakarta dan Indonesia," sambungnya.

Belum lagi pernyataan Co-Founder Formula E Alberto Longo yang sempat menyebut venue atau lokasi sirkuit balap mobil bertenaga listrik itu akan ditentukan oleh Presiden Joko Widodo.

Baca juga: Presiden Jokowi Tetap Punya Peran Penting di Formula E, Sahroni Akan ke Istana: Ini Harus Dilaporkan

"Pernyataan itu tentunya bukan ujug-ujug, tapi atas paparan yang dia dengar," ujarnya.

Anggota Komisi B DPRD DKI ini pun menegaskan, mayoritas warga DKI tidak membutuhkan balap Formula E.

Terlebih, balap mobil bebas emisi ini tidak begitu dikenal dan masih kalah pamor dibandingkan ajang balap lainnya, seperti MotoGP dan Formula 1.

"Pendekatan politis yang akhirnya mengecilkan profesionalisme akan dinilai oleh masyarakat seluruh Indonesia," kata Gilbert.

"Seperti janji kampanye yang diminta aksi nyata bukan sekedar narasi atau retorika," tambahnya menjelaskan.

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved