PPLI Hadirkan Insinerator Terbesar di Indonesia untuk Tingkatkan Pengolahan Limbah B3

PPLI meningkatkan layanan pengolahan limbah B3 nya dengan mempersembahkan insinerator raksasa yang memiliki kemampuan memusnahkan hingga 50 ton.

Editor: Wahyu Septiana
Istimewa
PPLI Hadirkan Insinerator Terbesar di Indonesia - PPLI meningkatkan layanan pengolahan limbah B3 nya dengan mempersembahkan insinerator raksasa yang memiliki kemampuan memusnahkan hingga 50 ton. 

Lebih jelas, Direktur Operasional PPLI, Syarif Hidayat menerangkan Insenerasi limbah memanfaatkan panas untuk menghancurkan limbah dan polutan yang terkandung di dalamnya.

"Limbah medis adalah salah satu yang dapat dikelola dengan metoda ini," ungkapnya.

Selain itu, lanjut Syarif limbah-limbah organik yang memang dapat terbakar seperti oil sludge, paint sludge, used rags, limbah berbahan plastik, bahan dan produk kadaluwarsa, lumpur bekas pengeboran, sludge IPAL industri, bahan kimia kadaluwarsa serta sisa sampel dari lembaga riset juga menjadi 'makanan' insinerator.

Adapun insinerator 'raksasa' yang dimiliki oleh PPLI memiliki kemampuan di antaranya :

Model yang digunakan adalah tipe vertical stoker. Tipe ini dapat digunakan untuk limbah yang tidak tersegregasi serta limbah dengan kandungan moisture (kelembaban) tinggi dapat tetap dibakar tanpa memerlukan bahan bakar.

Dilengkapi dengan peralatan pengendalian emisi sehingga dapat memenuhi persyaratan emisi yang terketat sekalipun seperti persyaratan emisi Uni Eropa.

Baca juga: Jurnalis Dukung PPLI Edukasi dan Sosialisasi Limbah B3 ke Masyarakat

Tekanan di dalam insinerator selalu dijaga lebih rendah dibandingkan tekanan luar, sehingga tidak akan terjadi kebocoran gas pembakaran keluar tanpa melalui cerobong yang ada.

Memiliki beberapa cara pemasukan limbah ke dalam insinerator. Variasi pemasukan limbah akan memudahkan pengolahan untuk berbagai jenis dan sifat limbah seperti padatan, cairan, sludge, dan infeksius.

Dilengkapi dengan fixed grate furnace, untuk limbah-limbah yang akan dimusnahkan berikut dengan kemasannya misalnya limbah mercaptan yang sangat berbau atau limbah yang residu hasil pembakarannya akan di daur ulang lebih lanjut, misalnya limbah electric vehicle battery atau limbah e-waste.

Adapun pengendalian emisi yang digunakan dalam teknologi Insinerator ini di antaranya:

Penggunaan ammonia atau urea untuk pengendalian NOx pada flue gas yang dihasilkan.

Penggunaan rapid cooling system untuk proses pendinginan flue gas secara cepat menjadi bawah 200°C, dalam waktu 2 detik. Bertujuan untuk mencegah pembentukan kembali dioxin.

Penggunaan lime, activated carbon untuk memastikan polutan seperti sulfur/H2S, HCl, dan logam berat memenuhi baku mutu yang ada.

Suasana di lingkungan operasional PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI), Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Rabu (5/5/2021).
Suasana di lingkungan operasional PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI), Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Rabu (5/5/2021). (TRIBUNJAKARTA.COM/MUHAMMAD RIZKI HIDAYAT)

Penggunaan turbo chemical baghouse filter yang pengoperasiannya dilakukan secara otomatis dan terkoneksi dengan fasilitas continuous emission monitoring system (CEMS). Pada unit ini polutan organik, sulfur, HCl, HF dan logam berat akan tersaring.

Pengoperasiannya yang terkoneksi dengan CEMS akan memastikan bila flue gas yang keluar dari kantong filter melebihi suatu nilai tertentu maka secara otomatis akan dilakukan pembersihan.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved