Keluarga Eks Dirut TJ Tuntut Adi Kurnia Minta Maaf soal Video Tari Perut, Gerindra: Sudah Diingatkan
Ketua Fraksi Gerindra itu tak mengira pihak keluarga Sardjono Jhony Tjitrokusumo memperpanjang masalah tersebut.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Ketua Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta Rani Mauliani buka suara soal perseteruan antara keluarga eks Dirut Transjakarta, almarhum Sardjono Jhony Tjitrokusumo dan anggota fraksinya, Adi Kurnia Setiadi.
Pihak keluarga menuntut anggota Komisi B DPRD DKI dari Fraksi Gerindra Adi Kurnia meminta maaf atas viralnya video dan pemberitaan tari perut atau belly dance dalam rapat direksi TransJakarta semasa kemimpinan Sardjono Jhony Tjitrokusumo.
Rani mengatakan, masalah ini masih akan dibahas dalam rapat internal Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta.
"Nanti mungkin saya akan berdiskusi dengan teman-teman fraksi dan Ketua DPD perihal langkah selanjutnya bagaimana," ujar Rani, Rabu (15/12/2021).
Baca juga: Imbas Video Viral Soal Tari Perut, Anak Almarhum Dirut Transjakarta Sardjono Sampai Depresi Berat
Rani mengaku sempat mengingatkan Adi Krunia untuk lebih berhati-hati saat berita soal rapat direksi Transjakarta sambil nonton tari perut itu mencuat, karena dapat menyinggung pihak keluarga.
"Nah kan, saya sudah mengingatkan Pak Adi ketika berita ini beredar. Saya kira kemarin beritanya sudah cooling down," ujarnya saat dikonfirmasi.
Ketua Fraksi Gerindra itu tak mengira pihak keluarga Sardjono Jhony Tjitrokusumo memperpanjang masalah tersebut.
Baca juga: Keluarga Eks Dirut Transjakarta Curiga Sosok Mr Black yang Sebarkan Video Rapat dengan Belly Dance
Baca juga: Keluarga Eks Dirut Transjakarta Ungkap Alasan Pemilihan Rapat di Restoran hingga Muncul Belly Dance
Oleh karena itu, pihaknya belum bisa mengambil sikap terkait masalah ini.
"Kami belum sampai sejauh itu, kami akan bicarakan via internal terlebih dahulu. Untuk up date-nya, nanti kami berkabar lagi," ujarnya.

Diberitakan, Selasa (14/12/2021) kemarin, keluarga mantan Dirut Transjakarta, almarhum Sardjono Jhony Tjitrokusumo mengundang wartawan guna memberikan klarifikasi atas viralnya video dan pemberitaan direksi PT Transjakarta menggelar rapat sambil nonton belly dance atau tari perut.
Juru bicara keluarga, Tjahyadi mengatakan kejadian tersebut tidak seperti yang tersiar di sejumlah media massa dan seperti yang disebutkan oleh anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Adi Kurnia.
Sebab, pihak keluarga telah melakukan penelusuran dan menemukan sejumlah fakta.
"Peristiwa yang disebut oleh oknum anggota DPRD tersebut terjadi hampir dua tahun yang lalu. Bertempat di Turki Restoran, Kemang Jakarta Selatan," ucapnya di Green Terace TMII, Selasa (14/12/2021).
Baca juga: Transjakarta Tabrak Pejalan Kaki di Pasar Minggu, Alasan Sopir Dinyatakan Tak Bersalah

Selanjutnya, peristiwa tersebut merupakan rapat kerja direksi dengan pejabat terkait di lingkungan PT Transjakarta yang dihadiri juga oleh perwakilan pengurus serikat pekerja.
Adapun tujuan rapat tersebut yakni untuk menginformasikan visi dan misi yang diemban oleh almarhum Sardjono Jhony sebagai Dirut baru Transjakarta saat, itu dengan maksud dapat dipahami dan dijalankan oleh seluruh jajaran Transjakarta.
"Pemilihan tempat di luar kantor dan di luar jam kerja adalah agar rapat berlangsung dengan lebih rileks dengan maksud tidak ada kecanggungan para pejabat untuk menyampaikan masukannya," lanjutnya.
Baca juga: Viral Turnamen Sepatu Roda Anak di Sunter Berujung Keributan Panitia dan Ortu, Ini Pemicunya
Kemudian terkait tarian belly dance yang disuguhkan oleh pengelola restoran, diakui sama sekali tidak ada hubungannya dengan rapat kerja Transjakarta.
"Sehingga sangat tidak layak dan patut jika hal tersebut diberitakan seolah-olah ditonton oleh peserta rapat," ungkapnya.
Fakta lain, kata Tjahyadi, kehadiran penari perut atau belly dance justru tidak diketahui oleh pihak almarhum kala melakukan reservasi restoran tersebut.
Sebab, tak ada pemberitahuan akan ada show atau acara serta pengumuman soal belly dance tersebut.
Baca juga: Gegara Korsleting Listrik Lagi, Puluhan Rumah dan Kios di Pasar Gaplok Senen Ludes Terbakar
Selain itu, lanjut Tjahyadi, penari perut tersebut memang menghibur semua pengunjung, bukan untuk peserta rapat direksi PT TransJakarta dan serikat pekerja.
"Si penari ini tidak masuk lebih dari setengah meter dari pintu dimana bapak-bapak ini rapat atau berdiskusi mengenai visi misi perusahaan. Terlihat juga beliau membelakangi dan tidak terpengaruh oleh apa yang dilakukan penari tersebut. Semua fokus pada apa yang dibahas. Ini bukan sekedar makan-makan tapi ada data dan question-question yang dibahas," jelasnya.
Viralnya video dan ramainya pemberitaan direksi Transjakarta menggelar rapat sambil nonton belly dance itu berdampak pada dua anak almarhum Sardjono Jhony Tjitrokusumo mengalami depresi berat.
Menurut pihak keluarga, imformasi yang disampaikan Adi Kurnia di dalam rapat Komisi B DPRD DKI menjurus pada fitnah dan pencemaran nama baik.
Oleh karena itu, mereka menuntut Adi Kurnia dan penyebar video untuk memintah maaf dalam waktu 2x24 jam sebelum diambil langkah ke ranah hukum.