Kisah Bu Guru Tinggal Bersama Anak di Kebun: Tak Bisa Tidur Nyenyak Diliputi Ketakutan Tiap Malam
Seorang ibu guru bersama seorang anaknya harus menahan ketakutan tiap malamnya.
Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
Perjuangan Siswa Menuju Sekolah
Tinggal di dekat perusahaan tambang tak membuat warga sekitar merasakan pembangunan.
Hal itu yang dialami oleh anak-anak usia sekolah di Dusun Simpang Semangko, Kelurahan Sungai Bengkal, Kabupaten Tebo, Jambi.
Setiap harinya mereka harus menempuh jarak sejauh 15 kilometer untuk mencapai ke sekolah mereka yang berdiri di atas tenda darurat dan beralaskan tanah.
Tanah itu berubah menjadi lumpur bila hujan turun yang membuat anak-anak di sana harus bersekolah tanpa alas kaki.

Lokasi Dusun Simpang Semangko memang berada di daerah terpencil Jambi.
Mayoritas warga di sana bekerja sebagai petani dan buruh di perusahaan tambang.
Meski kekayaan alam wilayah itu dikelilingi sawit dan karet namun tak berdampak dengan infrastruktur layak di sana.
Baca juga: Lihat Ibunda Menangis Sesegukan di Samping Peti Jenazah, Sikap Adik Kecil Laura Anna Banjir Pujian
Ika Pratiwi, guru di SDN Sungai Bengkal mengakui memang dilematis mengajar di tenda darurat semacam ini.
"Kendala belajar tenda kalau tendanya digulung ke atas, anak-anak pada enggak fokus karena matanya ngelihat keluar.
Kalau diturungkan angin kencang," kata Ika Pratiwi dilansir TribunJakarta.com dari Youtube TNI AD, Kamis (16/12/2021).
Perjuangan makin berlipat ketika hujan datang dan membuat pelajaran sedikit terganggu.
"Kalau hujan sekolah air masuk, berlumpur, kita gabisa pakai sepatu dan rok digulung," tuturnya.
Beruntungnya, lanjut dia, meski keadannya terbatas tak membuat siswa-siswanya patah semangat.
"Meskipun belajar di dalam tenda, anak-anak tetap semangat," kata dia.