Penumpang dari Luar Negeri di Bandara Soetta Terlantar Mau Karantina, Satgas: Wisma Atlet Lockdown
Komandan Satgas Udara Covid-19 Bandara Soekarno-Hatta Letkol Agus Listiono mengakui kalau kejadian tersebut terjadi pada Sabtu (18/12/2021).
Penulis: Ega Alfreda | Editor: Acos Abdul Qodir
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Ega Alfreda
TRIBUNJAKARTA.COM, TANGERANG - Satgas Udara Covid-19 Bandara Soekarno-Hatta mengakui banyaknya penumpang yang baru datang dari luar negeri, terlantar di Terminal 3 saat menunggu antrean karantina.
Diberitakan sebelumnya, sebuah video berdurasi sekira 2 menit beredar menunjukan banyaknya penumpang yang terlantar di Terminal 3 untuk karantina.
Tampak dari video tersebut banyak penumpang yang duduk di lantai, bahkan sampai tertidur di conveyor bagasi.
Komandan Satgas Udara Covid-19 Bandara Soekarno-Hatta Letkol Agus Listiono mengakui kalau kejadian tersebut terjadi pada Sabtu (18/12/2021).
Baca juga: Penumpang Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Terlantar, Mau Karantina Calo Tawarkan Harga Rp19 Juta
Menurutnya, kejadian itu dipicu Wisma Atlet di Pademangan dilakukan lokcdown pasca-temuan kasus Covid-19 varian Omicron pada petugas kebersihan setempat.
"Ya itu video itu ada pada hari Sabtu (18/12/2021) memang terjadi penumpukan karena ada ketersendatan yang ada di wisma," aku Agus saat dihubungi, Senin (20/12/2021).
"Mau tidak mau karena wisma itu penuh karena Pademangan itu lockdown karena ada yang terpapar Omicron," sambungnya.
Baca juga: Selebgram Rachel Vennya Ngaku Setor Rp 40 Juta ke Petugas agar Lolos Karantina
Sebagai tindakan darurat, pihaknya meminta tempat karantina di Nagrak sebagai tempat karantina penumpang di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta.
Namun, hal tersebut pun tidak bisa dilakukan secara instan karena butuh waktu untuk menyiapkan logistik.
"Waktu itu alasannya logistiknya belum. Jam 13.00 WIB itu kami kirim semuanya bisa terurai sedikit demi sedikit sampai pada hari Minggu (20/12/2021) itu sudah clear," ujar Agus.
Ia juga menjelaskan, penumpang dari luar negeri pada saat itu didominasi oleh Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Sebagaimana diketahui, perekam video tersebut mengaku sebagai turis alias penumpang reguler sehingga tidak mendapatkan fasilitas karantina di wisma Atlet.
Baca juga: Terungkap! Petugas Kebersihan Wisma Atlet Tertular Omicron dari WNI yang Baru Pulang Nigeria
"Yang berhak untuk di wisma atau layanan karantina pemerintah secara gratis itu menurut surat edaran satgas hanya ada tiga kriterianya," terang Agus.
"Pertama PMI (Pekerja Migran Indonesia), kedua pelajar Indonesia yang dapat beasiswa di luar negeri dan lain sebagainya. Yang ketiga itu ASN atau PNS yang diberi surat dinas dari pemerintah," papar dia lagi.
Sebuah video beredar di media sosial yang menunjukan para penumpang di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta yang terlantar.
Informasi yang beredar, mereka terlantar saat menunggu antrean mengikuti karantina kesehatan.
Baca juga: Kontak Erat dengan Pasien Pertama Omicron, Dinkes DKI Turun Tangan Pantau 39 Orang
Dari video yang berdurasi sekira dua menit tersebut, terlihat jelas banyak penumpang yang terlantar bahkan sampai tertidur di conveyor barang.
Perekam video yang berjenis kelamin perempuan menyebut bahwa video itu diambil sekitar pukul 04.00 WIB.
Tapi tidak jelas kapan tanggal keadaan tersebut direkam olehnya.
"Assalamualaikum, ini pagi subuh jam berapa nih. Kita belum subuh ya, jam 04.00 WIB ya. Ini kita di Bandara Soekarno-Hatta mau antre karantina di Wisma Atlet," kata perekam video, dikutip Senin (20/12/2021).
Baca juga: Viral Video Petugas SAR Lari Terbirit-birit Dikejar Awan Panas, Suara Ambulans Melengking
Dia mengaku sudah menunggu untuk dikarantina kesehatan sejak sekitar pukul 18.00 WIB kemarinnya.
Perekam menyatakan bahwa proses menunggu karantina kesehatan yang butuh waktu lama itu merupakan cara pemerintah menyiksa masyarakatnya.
"Sudah dari habis magrib sampai subuh belum juga selesai. Masih ngantre panjang. Tuh guys, ini bener-bener pemerintah penyiksaan nih terhadap rakyat," ujar perempuan itu
Saat merekam, dia mengaku seorang turis.
Sedangkan, kebanyakan penumpang pesawat yang sedang menunggu karantina adalah pekerja migran Indonesia (PMI).
"Ini TKI (tenaga kerja Indonesia/PMI) sebagian ya. Yang turis kayak kita-kita sebagian kecil," ujarnya.
Baca juga: Jelang Nataru, Petugas Cek Kelayakan Armada dan Kesehatan Sopir Bus AKAP di Terminal Tanjung Priok
Perempuan itu juga mengungkapkan bahwa terdapat banyak calo yang menawarkan karantina kesehatan di hotel.
Tak tanggung-tanggung, dia mengklaim bahwa harga yang ditawarkan oleh calo untuk satu orang penumpang pesawat mencapai Rp 19 juta.
"Banyak calo-calo tadi membujuk-bujuk kita supaya di hotel, ya Bu," katanya kepada seorang perempuan yang ada di sebelahnya.
"Itu hotel Rp 19 juta untuk satu orang, gila. Bener-bener nih mafianya luar biasa. Tolong diviralkan ya abang-abang, mpok-mpok, kakak-kakak, adik-adik, biar pemerintah melek deh," urai perekam video.
Saat sedang menunggu proses untuk karantina kesehatan, dia mengaku membeli satu porsi mi instan dengan harga Rp 30 ribu
Mie instan itu, menurut perekam video, dijual oleh tentara yang sedang bertugas di sana.
Baca juga: Polda Metro Jaya Tetapkan Ancol jadi Sirkuit Resmi Balapan Motor Jalanan
Dia mengeluhkan soal harganya yang mahal dan proses pembuatannya yang tergolong lama.
"Kita beli indomie yang Rp 4 ribu jadi rp 40 ribu. Tadi saya beli (mi instan) Rp 30 ribu Di sini, tentara yang jual," ucapnya.
"Adik saya beli tiga, dikasi Rp 30 ribu Kalau beli satu, Rp 40 ribu Tapi nyeduhnya lama, nunggu air di dispensernya panas," sambung perekam video.
Di akhir video, perempuan itu menyebut bahwa proses menunggu karantina kesehatan itu justru menimbulkan penyakit.
"Bukan jadi sehat, malah jadi penyakit. Pada stres kayak ayam aja ini. Manusia dibikin, perlakukan, kayak ayam," pungkasnya.