Penghitungan Suara masih Berlangsung, Suara Yahya Staquf Unggul, Pernyataan Said Aqil Tegaskan Hasil
Penghitungan suara putaran akhir pemilihan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) masih berlangsung, di UNiversitas Lampung.
"Itu sudah disepakati semua," pungkas Muhammad Nuh.
Pilihan Presiden Jokowi
Presiden Jokowi disebut-sebut sudah memiliki jagoan untuk Ketum PBNU pada MUktamar kali ini.
Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komaruddin menyebut sosok pilihan Jokowi adalah sang petahana, Said Aqil Siradj.
Ujang menilai Said Aqil punya andil pada Pemilihan Presiden atau Pilpres 2019 sampai mengantar Jokowi dan Ma'ruf Amin ke istrana.
Kita tahu kalau soal dukung mendukung memang Kiai Said Aqil itu bisa lebih didukung oleh Istana karena selama ini saat pilpres itu di bawah komando Kiai Said lebih dekat mendukung Istana hingga hari ini," kata Ujang saat dihubungi Tribunnews.com, Kamis (23/12/2021).

Kedekatan antara Said dengan Istana pun terlihat hingga saat ini.
Jabatan Komisaris PT KAI yang dijabat Said Aqil dinilai Ujang menunjukkan hubungan timbal balik dengan pemerintah.
"Bahkan hari ini juga Kiai Said Aqil menjadi komisaris di PT KAI, artinya kdekdekatan istana dengan Ketua PBNU sekarang Kiai Said Aqil Siroj itu bisa terjalin," ujarnya.
Namun di sisi lain, Ujang menilai Istana juga berpotensi main 'dua kaki' dengan mendukung KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya.
Pasalnya, adik dari Gus Yahya saat ini menjadi bagian dari pemerintah yaitu Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas.
Namun, dia tetap mengingatkan bahwa keputusan akhir ditentukan oleh para muktamirin.
"Kiai Yahya Staquf juga punya kesempatan yang sama untuk menang karena alasan adiknya menjadi menteri. Dan dia juga dekat dengan presiden," ujarnya.
"Siapa nanti yang akan menang kita serahkan kepada muktamirin, mana yang terbaik katakanlah di antara keduanya dalam konteks memajukan PBNU dan memajukan bangsa ini," tandasnya.