Pelatih Biliar Dijewer dan Diusir Gubernur Edy Rahmayadi saat Penyerahan Bonus Atlet Gegara Ini
Namun, suasana acara langsung berubah hening saat Gubernur Edy Rahmayaadi mengusir pelatih biliar itu untuk keluar dari lokasi acara.
Namun, suasana acara langsung berubah hening saat Gubernur Edy Rahmayaadi mengusir pelatih biliar itu untuk keluar dari lokasi acara.
"Pak John (Ketua KONI Sumut), biliar kita dapat emas? Kamu silakan keluar. Sumut butuh orang-orang yang benar-benar siap. Saya minta itu jangan dipakai lagi," ucap Edy.
Edy mengatakan, Sumut membutuhkan orang-orang yang siap berjuang demi memberikan prestasi yang terbaik.
Terlebih pada tahun 2024, Sumut akan menjadi tuan rumah PON.
"Saya terpaksa berlakukan tegas. Apalagi dia seorang pelatih," ujarnya.
Coki kemudian angkat kaki dari ruangan itu.
Baca juga: Kisah Guru SD Demi Siswanya Mau Vaksin Covid-19: Rela Jadi Badut hingga Superhero
Edy melanjutkan kata sambutannya dan meminta KONI dan Dispora mengevaluasi cabang olahraga biliar.
"Evaluasi. Kadispora, Ketua KONI. Yang tak pantas, tak usah (dipakai lagi)," tuturnya.
Edy berharap Sumut harus benar-benar siap. Ia pun menceritakan pengalamannya ketika memantau perjuangan atlet Sumut di PON Papua lalu.
Salah satunya di arena catur. Di cabang orahraga itu Sumut kekurangan satu orang atlet.
Padahal di lokasi yang sama, ia justru menemui banyak atlet catur yang memiliki marga, namun justru tak membela nama Sumut.
"Saya ada tunggu enam jam di arena catur, kenapa cuma tiga? Padahal tuntutan main ada empat. Satu tak berangkat. Tak ada pemainnya. Saya toleh ke kiri dan kanan ada enam orang bemarga di sana. Tapi bawa nama provinsi lain," ungkapnya.
"Bahkan Margareth Damanik mengalahkan grand master internasional catur. Di mana salah kita?" sebutnya.
Bonus bagi atlet dan pelatih