Food Story

Kisah di Balik Nikmatnya Bakmi Acang di Grogol, Mie Buatan Sendiri: Digenjot dan Ditekan Pakai Pipa

Bakmi Acang di Grogol masih mempertahankan cara pembuatan mie dengan gaya tradisional. 

Penulis: Satrio Sarwo Trengginas | Editor: Wahyu Septiana
TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS
Karyawan sedang memotong ayam kampung rebus untuk topping bakmi Acang di Jalan Dr Susilo III, Grogol Petamburan, Jakarta Barat pada Minggu (2/1/2022). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Satrio Sarwo Trengginas

TRIBUNJAKARTA.COM, GROGOL PETAMBURAN - Bakmi Acang di Grogol masih mempertahankan cara pembuatan mie dengan gaya tradisional. 

Dengan cara itu, tekstur dan rasa mie dipercaya tetap terjaga kualitasnya.

Penerus Bakmi Acang cabang pertama, Budianto (35), membeberkan sedikit rahasia di balik kekhasan mienya itu. 

"Ciri khas mie kita itu home made, ya. Masih manual belum pakai mesin," katanya kepada TribunJakarta.com pada Minggu (2/1/2022).

Menariknya, adonan mie itu dibuat dengan cara digenjot menggunakan pipa besi berjam-jam.

Baca juga: Bakmi Acang yang Melintasi Zaman di Grogol: Harganya Dulu Cuma 5 Perak, Kini Punya 3 Cabang

Si pembuat mie duduk di ujung pipa besi lalu ia melompat-lompat. Pipa panjang itu menekan-nekan adonan mie hingga berbentuk pipih. 

"Alat genjotnya itu dari pipa besi. Di toko bangunan banyak itu," jelasnya.

Satu porsi bakmi Acang dengan semangkuk ati ampela dan semangkuk selada pada Minggu (2/1/2022).
Satu porsi bakmi Acang dengan semangkuk ati ampela dan semangkuk selada pada Minggu (2/1/2022). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Budianto melanjutkan dengan cara seperti ini hasil adonan mie terasa berbeda. Kalau tidak, bentuk dan tektur di lidah sama seperti umumnya bakmi yang dijual di pasar. 

Tak jarang badan pembuat mie yang baru menggenjot merasakan pegal-pegal. Budianto mengatakan tubuh yang paling terasa pegal di bagian dudukan. 

Namun, bila sudah terbiasa, sehari tak genjot terasa sakit tubuhnya. 

"Mendingan tiap hari genjot mie, rasa sakit enggak ada. Tapi kalau sehari, dua hari enggak genjot badan malah jadi sakit," pungkasnya.

Baca juga: Cerita Bakmi Acang yang Membuai Lidah di Grogol Sejak 1969: Bermula dari 3 Serangkai

Berawal dari 3 Serangkai

Budianto, Anak ketiga dari Peuh Un Chang alias Acang, bersedia diwawancarai TribunJakarta.com seputar sejarah lahirnya bakmi ini.

Di tengah hilir mudik pelayan mengantarkan mangkuk-mangkuk bakmi dengan aroma sedap, Budi menceritakan sepenggal kisah bakmi rintisan kakeknya itu.

Sejarahnya, tiga orang bernama Asuk, Loa Ka Adut dan satu lagi pemilik tempat yang tidak diketahui namanya hendak membuat sebuah usaha makanan.

Budianto, anak bungsu Acang, pada Minggu (2/1/2022).
Budianto, anak bungsu Acang, pada Minggu (2/1/2022). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Mereka bertiga mendirikan bisnis kuliner bernama Restoran Istimewa di kawasan Jagal Monyet, Petojo sekitar tahun 1960-an.

Asuk, cerita Budianto, merupakan orang asal Konghu asli. 

Sementara istri Asuk dan istri Loa Ka Dut merupakan kakak adik.

Namun, setahun berselang, Asuk keluar sehingga restoran itu akhirnya bubar.

"Kemudian koh Asuk sama koh Adut bubar. Pas bubar masing-masing usaha sendiri," ujarnya kepada TribunJakarta.com pada Minggu (2/1/2021).

Baca juga: Kisah di Balik Nikmatnya Bakmi Acang di Grogol, Mie Buatan Sendiri: Digenjot dan Ditekan Pakai Pipa

Asuk dan Adut kemudian mendirikan restoran bakmi masing-masing.

Adut berjualan bakmi dibantu oleh kedua anaknya Asui dan Acang

Kedua anaknya ini kemudian memiliki usaha bakmi sendiri yang bernama Bakmi Asui di kawasan Tanjung Duren dan Bakmi Acang di kawasan Grogol.

Saat berjualan pakai gerobak, Acang dibantu saudaranya yang kelak mendirikan Bakmi Alok.

"Mereka kemudian jualan dengan gerobak di Gang Jamblang," katanya.

Sepuluh tahun berselang, tepatnya sekitar tahun 1979, mereka memutuskan berjualan di sebuah garasi rumah milik orang.

Ada orang yang menawari garasi rumahnya dijadikan tempat berjualan Bakmi Acang di sekitaran Jalan Dr Susilo.

Budianto, anak bungsu Acang, pada Minggu (2/1/2022).
Budianto, anak bungsu Acang, pada Minggu (2/1/2022). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

"Yang punya rumah namanya Ibu Dali kalau enggak salah. Dia bilang 'mendingan lo jualan di garasi rumah gue. Kasihan lo di sini keujanan'. Makanya kita utang budi sama dia," tambahnya.

Ibu Dali membuka usaha nasi campur di bagian belakang garasi sedangkan Bakmi Acang di bagian depannya. 

Setelah menempati rumah itu sampai puluhan tahun, Bakmi Acang kemudian pindah lagi di tahun 2004.

Sebab, rumah tersebut hendak dijual oleh pihak keluarga.

"Mama ditawarin rumah sama pemiliknya. Rumah tua gitu. Akhirnya kita beli dan renovasi," jelasnya.

Rumah tua yang direnovasi itu sampai sekarang dijadikan restoran Bakmi Acang di Jalan Dr Susilo III No.14 RW 005, Grogol, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.

Baca juga: Cerita Bakmi Acang yang Membuai Lidah di Grogol Sejak 1969: Bermula dari 3 Serangkai

Punya tiga cabang

Kini, Bakmi Acang memiliki tiga cabang. 

Usaha ini dilanjutkan oleh ketiga anak dari Acang

"Pak Acang punya tiga anak. Santo, lusi dan saya," katanya.

Kedua kakaknya menjalankan dua cabang bakmi di daerah Serpong sejak tahun 2000-an.

Sedangkan Budi dipercaya oleh Acang untuk mengurusi usaha bakmi cabang pertama di Jalan Dr Susilo III selepas sang ibu tutup usia.

Suasana di mie Acang pada Minggu (2/1/2022).
Suasana di mie Acang pada Minggu (2/1/2022). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

"Cabang yang di Grogol ini diserahkan ke saya ketika mama saya meninggal. Papa maunya saya megang sini. Soalnya, langganan pada tahunya saya," ujarnya.

Ia selalu memegang pesan dari kedua orangtuanya saat menjalankan usaha bakmi ini.

Kedua orangtuanya meminta agar Budi dan kedua kakaknya jangan pantang menyerah.

"Kalau lagi ramai jangan nyengir, kalau sepi jangan manyun. Yang penting kita usaha aja," pungkasnya.

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved