Beda Nasib Dua Sekdes di Jateng: Yang Satu Viral Beli 3 Mobil Mewah, Lainnya Dipukuli Ayah Pacar

Dua sekretaris desa (sekdes) di wilayah Jawa Tengah sedang disorot karena dua hal berbeda.

Penulis: Elga Hikari Putra | Editor: Yogi Jakarta
Net
Ilustrasi Sekdes. Dua sekretaris desa (sekdes) di wilayah Jawa Tengah sedang disorot karena dua hal berbeda. 

“Sebetulnya kan ulang tahunnya tanggal 27 Desember. Berhubung tanggal itu belum dapat hadiah, saya undur di tanggal satu,” jelasnya.

“Terus untuk yang satu, itu kan ulang tahunnya sebetulnya bulan April, Cuma karena adiknya saya kasih hadiah ulang tahun, dan dia juga lulus di Fakultas Kedokteran, dia juga saya kasih hadiah mobil.”

Berhubung kedua anaknya diberi hadiah, keponakannya yang merupakan anak kandung dari kakak Nurchamim pun dibelikannnya satu unit mobil Toyota Alphard.

Video Viral aksi seorang Sekretaris Desa di Pati Jawa Tengah memberi kado 3 mobil mewah sekaligus bagi 2 anaknya dan satu ponakan
Video Viral aksi seorang Sekretaris Desa di Pati Jawa Tengah memberi kado 3 mobil mewah sekaligus bagi 2 anaknya dan satu ponakan (tangkap layar video instagram @patisakpore)

Menebus Masa Kecil yang Susah

Nurchamim menambahkan, hadiah mobil tersebut sekaligus untuk memotivasi anak-anaknya.

Sebab, dirinya dulu berasal dari keluarga yang tidak mampu.

“Dulu waktu kecil saya anak orang yang tidak punya. Saya mau minta apa-apa, orang tua nggak mampu untuk membelikan.”

“Kala itulah saya tanamkan, besok kalau saya mampu, anak saya minta apa saja akan saya turuti, dengan catatan permintaan yang positif,” tuturnya.

Hadiah itu disebutnya untuk memotivasi anak-anak supaya gigih dalam belajar dan mencapai kesuksesan.

“Dulu saya sangat nggak mampu. Saat saya kecil dulu, makan saja saya dijatah sama orang tua. Terus ikan satu dibagi juga.”

“Sempat saya lulus SMP sempat berhenti sekolah karena orang tua tidak mampu mengambil ijazah. Waktu itu Rp40 ribu, segitu saja tidak mampu. Terpaksa saya berhenti satu tahun. Saya ikut kerja di Jakarta sebagai buruh bangunan.”

Setelah pulang dari Jakarta, dia disekolahkan oleh pamannya di salah satu SMK di Kudus.

Setelah itu kembali merantau ke Jakarta dan kembali menjadi buruh bangunan.

“Dulu saya merasakan sakitnya jadi orang tidak punya.”

“Saya juga selaku pengusaha mengingatkan rekan-rekan yang sibuk bisnis di luar kota dan luar negeri sampai melupakan keluarga,” imbaunya.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved