Sisi Lain Metropolitan
Sempat Dibully, Kisah Bimbim Clow Bangun Tempat Penampungan Jadi Penolong Ribuan Kucing Terlantar
Kisah Bimbim Clow jadi penolong bagi ribuan kucing terlantar. Ia membangun tempat penampungan bagi kucing.
Penulis: Pebby Ade Liana | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan wartawan TribunJakarta.com, Pebby Adhe Liana
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - "Saya bahagia, saya senang ketika apa yang saya tolong itu bisa sembuh, bisa kembali sehat. Apa yang kita upayakan, itu tidak sia-sia."
Ucapn itu dikatakan seorang pria berusia 33 tahun bernama Wahyu Winono, atau akrab dikenal dengan nama Bimbim Clow.
Bimbim Clow, merupakan sosok pendiri Rumah Singgah Clow yakni tempat penampungan yang diperuntukan bagi kucing-kucing terlantar di jalanan.
Kecintaan Bimbim terhadap kucing, membesarkan hatinya untuk memberikan sebuah tempat tinggal bagi mereka yang sakit, terlantar, dan butuh pertolongan.
"Saya dari dulu tertarik dengan hewan. Tidak hanya kucing, saya ada anjing, unggas, ataupun hewan lain. Dari kecil, keluargapun sudah (suka) tapi kalau untuk terjun membantu kucing-kucing jalanan, itu dari tahun 2016," kata Bimbim bercerita saat ditemui TribunJakarta.com di kawasan Parung Bogor, Minggu (10/1/2022).
Baca juga: Ribuan Kucing Terlantar Diselamatkan, Menengok Rumah Singgah Clow dan Cerita Pendirinya
Kucing, mungkin sudah menjadi bagian hidup bagi Bimbim.
Berawal dari berkecimpung di dunia penyelamatan hewan beberapa tahun lalu, Bimbim semakin sadar bahwa ada banyak kucing jalanan yang butuh pertolongan.
Baca juga: Gemasnya Kucing Berkaki 3 Peliharaan Anies Baswedan, Suka Colek Ikan di Kolam: Saling Mencicipi
Sebagai penghuni jalan, mereka rentan mengalami kekerasan.
Belum lagi ada kondisi-kondisi dimana mereka tertabrak atau mengalami kecelakaan, sakit, hingga malnutrisi.

Hal ini yang kemudian menggerakan hati Bimbim untuk membuat sebuah rumah singgah atau penampungan bagi kucing-kucing tersebut.
"4 tahun berjalan, ada 900 kucing dan 80 anjing yang kita tampung saat ini. Tapi kalau yang kita tolong, ada hampir 4000 kasus sudah kita tangani," imbuhnya.
Bimbim bercerita bahwa rumah singgah ini awal mulanya didirikan sejak tahun 2017 silam.
Pada tahun 2016 lalu, ia bersama beberapa temannya mendirikan sebuah organisasi yang peduli terhadap kucing-kucing jalanan.
Hingga pada akhirnya, 2017 Bimbim memutuskan untuk membuat rumah singgah sebagai tempat tinggal bagi kucing-kucing yang kurang beruntung.

4 tahun berdiri, ada sekitar 900 ekor kucing dan 80 ekor anjing jalanan telah ditampung dan dirawat di Rumah Singgah Clow yang tersebar di beberapa tempat.
Di sini, mereka dirawat, diberikan makanan yang layak, vitamin, hingga tempat tinggal yang nyaman.
"Kalau darurat, kita langsung bawa ke Amore Animal Clinic. Kita ada kerjasama, jadi semua 100% kucing kita, dihandle sama pihak Amore untuk tindakan medisnya," imbuhnya.
Memang, diakuinya tidak mudah untuk menjalankan amanah dalam menolong ribuan kucing terlantar di jalan.
Perundungan, bahkan sudah pernah dialaminya.
Kepolosannya ketika menyukai hewan tersebut, nyatanya sempat sembuat Bimbim merasa terjebak dalam situasi yang tak menyenangkan.
"Saya pernah mengalami pembulian. Tapi saya ambil sisi positifnya, dari situ saya aktif dan gak berhenti nolong kucing-kucing jalanan,"
"Saya pribadi, dulu hanya senang melihat kucing-kucing bagus. Saya lebih seneng melihat wah kucing mahal nih, oh kita beli. Bahkan saya sempet memposting beberapa akun jual beli. Ternyata di dunia rescue, di dunia perkucingan itu, itu adalah sesuatu yang bertolak belakang," kata dia.
"Karena di dunia rescue, kita aktif menolong menolong terus. Sedangkan ada sekelompok orang atau penjual nakal mereka mengembangbiakan tanpa mengikuti prosedur. Sedangkan ada prosedur yang harus dijalani. Di situ saya mendapat titik baliknya, saya dibully. Karena saya suka memposting jual beli kucing, walaupun tidak ada transaksi. Tapi saya aktif aja, ketika saya mengalami punya kucing sendiri, rescue, dan harus dioperasi biayanya tidak mencukupi, saya membuka donasi. Di situlah saya dibully," tutur dia.
Berbagai omongan tak mengenakan, seolah datang untuk menjadi sebuah motivasi baru bagi Bimbim kala itu.
Saat ini, kata Bimbim ada lebih dari 4000 kasus kucing terlantar telah mendapat penanganan.
Selain itu, 8 rumah singgah sudah ia dirikan untuk menolong kucing-kucing jalanan.
5 diantaranya berlokasi di Parung, Bogor Jawa Barat, 2 di Manado, dan sisanya masih dalam tahap pembangunan.
Ia pun tak menutup kemungkinan apabila jumlah rumah singgah tersebut akan terus bertambah seiring banyaknya kucing-kucing terlantar di jalanan.
"disitu saya berjanji bahwa apa yang terjadi saat itu, saya akan menolong orang-orang yang tidak mampu. Alhamdulillah, sampai hari ini terealisasi. Itu titik saya untuk membantu. Jadi saya tidak pernah bertanya latar belakang orang untuk saya tolong. Udah bawa ke klinik, bawa ke tempat kita, nanti kita bantu. Pembulian itu yang menjadi titik balik saya," kata Bimbim.
"Kenapa saya bikin ini, ya itu tadi. Banyak kucing ketabrak, banyak kucing yang gak punya tempat tinggal, makanya saya bikin lagi. Tiap tahun pasti saya bikin ini. Kenapa? Karena penghuninya tiap tahun pasti bertambah,"
"Kenapa rumah singgahnya banyak, karena memang mereka butuh tempat tinggal. Mereka tidak aman di luar sana. Tapi kita juga tidak bisa menampung semuanya," imbuhnya.
Kucing terlantar, sakit, dan juga malnutrisi menjadi fokus bagi Rumah Singgah Clow dalam memberi pertolongan untuk kucing-kucing di jalan.
Berbagai cara, dilakukan Bimbim untuk bisa mengelola pemasukan hingga terus menyediakan tempat penampungan dan perawatan bagi kucing-kucing yang kurang beruntung.
Mulai dari membuka lini usaha di Rumah Singgah, biaya member, hingga menggalang donasi untuk kasus-kasus tertentu.
Misalnya saja, beberapa persen pemasukan didapat dari hasil usaha yang dijalankan di shelter, biaya member, dan juga administrasi.
Ia mencontohkan, misalnya dengan menyewakan sebagian lahan di shelter untuk shelter lainnya.
Selain itu, biaya administrasi juga dikenakan bagi orang-orang yang mampu membayar ketika ingin membawa kucing ke shelter.
"Jadi pengelolaannya gitu, apa yang bisa kita jual kita lakukan. Kalau donasi, saya bukanya sebulan 2-3 kali, 'yuk patungan Rp 10 ribu buat bantu operasi kucing ini' ada kasus tertentu. Nah dari situ, biasanya sisanya kita bayar ke klinik. Sampai hari ini kita tidak punya hutang. Tidak punya tagihan klinik, untuk shelter," katanya.
Kepada TribunJakarta, pria bernama asli Wahyu Winono ini bercerita, dirinya masih memiliki sebuah mimpi mulia yang belum terwujud.
Diantaranya, membeli sebidang tanah yang nantinya akan diwakafkan untuk dibangun sebuah shelter atau tempat penampungan bagi kucing-kucing terlantar.
"Sebelum saya meninggal, saya punya mimpi bisa mewakafkan tanah untuk shelter saya. Karena ketika saya sudah tidak ada, siapa yang mengurus mereka. Itu sudah saya pikirkan sendiri. Jadi saya sedang menabung untuk membeli sebuah tanah, yang kemudian saya wakafkan. Mudah-mudahan masih diberi umur," tuturnya.