Tak Bisa Hentikan PTM 100 % Meski Covid-19 Melonjak, Wagub Ariza Ungkap Terbentur Aturan Pusat
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengaku tak bisa mengubah aturan soal PTM 100 persen meski kasus Covid-19 terus meningkat di awal 2022.
Penulis: Dionisius Arya Bima Suci | Editor: Ferdinand Waskita Suryacahya
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci
TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengaku tak bisa mengubah aturan soal pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen meski kasus Covid-19 terus meningkat di awal 2022 ini.
Pasalnya, Pemprov DKI terbentur aturan pemerintah pusat yang tertuang dalam SKB 4 menteri.
"PTM itu kan sudah aturan dari pemerintah pusat, sampai hari ini kita tidak mengurangi PTM karena DKI termasuk provinsi yang memenuhi syarat melaksanakan PTM 100 persen terbatas," ucapnya di Balai Kota, Senin (10/1/2022).
Syarat yang dimaksud Ariza ialah soal capaian vaksinasi Covid-19.
Sampai saat ini capaian vaksinasi Covid-19 di DKI Jakarta sudah lebih dari 100 persen atau tepatnya 118 persen.
Untuk itu, Pemprov DKI harus melaksanakan PTM 100 persen yang sudah diterapkan sejak 3 Januari 2022 kemarin.
Baca juga: Ariza Pasang Badan Buat Anies Saat Dikritik PDIP Soal Tanah Abang Macet: Tanda Ekonomi Meningkat
Ariza pun mengamini usulan dari para dokter anak yang menyarankan agar pelaksanaan PTM 100 persen ditunda dulu.
Terlebih, kasus Covid-19 varian Omicron terus bertambah setiap harinya.
Namun, Pemprov DKI tak begitu saja mengubah aturan PTM 100 persen lantaran bertentangan dengan kebijakan yang dibuat pemerintah pusat.
Baca juga: Omicron Mengganas, Disdik DKI: Belum Ada Evaluasi Untuk Dihentikan PTM 100%
"Saya setuju (masukan) dari Ikatan Dokter Anak Indonesia IDAI), namun semuanya tidak bisa kami putuskan sendiri," ujarnya.
"Kami juga harus memutuskan bersama dengan pemerintah pusat," sambungnya menjelaskan.
Walau demikian, politisi senior Gerindra ini bersyukur, hingga kini belum ada temuan kasus Covid-19 di lingkungan sekolah.
Ia pun berharap, para murid tetap dapat bersekolah dengan aman dan nyaman meski ada lonjakan kasus Covid-19 di awal 2022 ini.
"Sampai hari ini belum ada klaster sekolah, belum ada sesuatu kejadian yang signifikan," kata Ariza.