Pengeroyokan Anggota TNI

Kronologi Pengeroyokan yang Tewaskan Pratu Sahdi, Polisi: Tiba-tiba 8 Orang Datang Cari Seseorang

Di waktu yang bersamaan, Pratu Sahdi juga sedang berada dan duduk-duduk di warung tersebut.

Penulis: Annas Furqon Hakim | Editor: Acos Abdul Qodir
Kolase fotokita.grid.id/facebook
Anggota Satuan Raider Kostrad TNI AD, Pratu Sahdi (23), dikeroyok hingga meninggal dunia di sebuah warung kawasan Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (16/1/2022). 

Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

TRIBUNJAKARTA.COM, KEBAYORAN BARU - Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat membeberkan kronologi pengeroyokan yang menewaskan anggota TNI AD, Pratu Sahdi.

Peristiwa pengeroyokan itu terjadi di warung seberang Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Minggu (16/1/2022) sekitar pukul 03.00 WIB.

Tubagus menjelaskan, pengeroyokan itu bermula saat sekelompok orang yang diduga pelaku mendatangi warung dan mencari seseorang.

Di waktu yang bersamaan, Pratu Sahdi juga sedang berada dan duduk-duduk di warung tersebut.

Baca juga: Polisi Sebut Pratu Sahdi Tewas Dikeroyok 8 Orang, 4 Pelaku Sudah Ditangkap

Baca juga: Datang ke Jakarta Demi Berobat, Anggota TNI Berakhir Tragis Gara-gara Ogah Beri Tahu Daerah Asal

"Kejadian terjadi di TKP di Waduk Pluit ada sekelompok orang yang datang ke sana dengan maksud cari seseorang, dan ada anggota TNI yang sedang duduk-duduk di sana," kata Tubagus di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (18/1/2022).

Warung tempat kejadian penganiayaan maut terhadap anggota TNI di seberang Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, dipasangi garis polisi, Senin (17/1/2022).
Warung tempat kejadian penganiayaan maut terhadap anggota TNI di seberang Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, dipasangi garis polisi, Senin (17/1/2022). (Gerald Leonardo Agustino/ Tribun Jakarta)

Lebih lanjut, Tubagus menuturkan terjadi perselisihan antara para pelaku pengeroyokan dan Pratu Sahdi.

"Terjadi perselisihan kecil yang akibatkan anggota TNI dikeroyok oleh kurang lebih 8 orang dari kelompok tersebut yang akibatkan anggota atau prajurit TNI itu meninggal dunia," ujar dia. 

Baca juga: Ini Tampang 4 Pelaku Pengeroyokan yang Tewaskan Anggota Raider Kostrad di Waduk Pluit

Baca juga: Otak Pengeroyok Prajurit TNI di Waduk Pluit Masih Berkeliaran, Polisi Ultimatum Tegas Pelaku

Saat ini, polisi telah menangkap 4 dari 8 pelaku pengeroyokan. Tiga pelaku di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka.

"Dari 4 orang yang kami amankan, terhadap 3 orang sudah kami tetapkan sebagai tersangka dan satu orang masih dilakukan pendalaman," ujar dia. 

Polisi menunjukan para tersangka pengeroyokan yang menewaskan anggota TNI AD, Pratu Sahdi (23) di warung kawasan Waduk Pluit, dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta, Selasa (18/1/2022).
Polisi menunjukan para tersangka pengeroyokan yang menewaskan anggota TNI AD, Pratu Sahdi (23) di warung kawasan Waduk Pluit, dalam jumpa pers di Mapolda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta, Selasa (18/1/2022). (TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim)

Selain Pratu Sahdi, dua warga sipil yang melerai pengeroyokan itu turut menjadi korban dan mengalami luka-luka.

"Dua orang lainnya yang masyarakat sipil saat ini masih dilakukan pengobatan, masih dirawat di rumah sakit dengan karakteristik luka berat," ungkap Tubagus.

Baca juga: Tok! Pembunuh Anggota TNI di Depok Divonis 17 Tahun 6 Bulan Penjara

Sebelumnya, seorang saksi mata menceritakan saat anggota TNI AD dianiaya hingga tewas di warung seberang Waduk Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara.

Warga bernama Hendro (45) itu mengungkap bagaimana korban sempat berlumuran darah setelah ditusuk oleh para pelaku.

Peristiwa ini terjadi pada Minggu dini hari sekitar pukul 03.00 WIB, saat beberapa warung di seberang Waduk Pluit masih buka.

Baca juga: Ambulans Tak Dibukakan Jalan, Bayi di Makassar Meninggal di Pelukan Sang Ibu: Ya Allah, Anakku!

Hendro yang berada sekira 20 meter dari lokasi kejadian awalnya mendengar teriakan histeris seorang wanita.

"Saya kan 20 meter dari lokasi. Kurang lebih jam 3 lewat dikit ada perempuan teriak-teriak histeris lah, itu itu, mau pingsan," kata Hendro di lokasi, Senin (17/1/2022).

Mendengar teriakan tersebut, Hendro langsung mendatangi sumber suara yang ternyata berasal dari warung milik pasangan suami istri Soleh-Santi.

Hendro melihat seorang laki-laki berlumuran darah berjalan menjauhi warung.

Baca juga: Tahanan Narkoba Polres Jaksel Tewas, Rekan Ungkap Luka Memar di Tubuh, Polisi Sebut Karena Sakit

Korban yang berlumuran darah tersebut kemudian dibawa oleh dua orang temannya ke rumah sakit.

"Namanya warung kita kan mendekat pengin tahu apa sih itu. Saya lihat laki-laki korban itu megangin dadanya dan darahnya itu masih mengucur. Di pinggir jalan masih berdiri, habis itu dia dibawa temennya," kata Hendro.

Hendro menambahkan, sebelum dirinya melihat korban yang sudah terluka, ada empat orang pelaku yang mendatangi warung tersebut bermaksud mencari seseorang.

Namun, Hendro tak tahu pasti siapa orang dicari para pelaku penganiayaan tersebut.

Baca juga: Tolak Laporan Warga, Eks Anggota Polsek Pulogadung Aipda Rudi Panjaitan Dimutasi ke Papua Barat

"Kalau saya lihat dari video ada empat orang. Korban ada tiga, termasuk pemilik warung temen kita juga kan," kata Hendro.

"Tahunya kan mereka (pelaku) datang nyari-nyari orang, nggak tahu yang dicari siapa. Kalau wajahnya sih nggak pernah lihat. Pelaku tanpa penutup wajah," sambungnya.

Akibat peristiwa tersebut, Pratu Sahdi meninggal dunia, sedangkan salah seorang rekannya SM dalam kondisi kritis dirawat di RS Atma Jaya, Pluit.

  

Profil Pratu Sahdi, Anggota Raider Kostrad 

Setelah kejadian atau masih hari yang kejadian pada Minggu (16/1/2022), beredar foto tampang anggota TNI AD yang disebut Pratu Sahdi, terbujur kaku di ranjang rumah sakit.

Anggota TNI AD tersebut sebelumnya tewas dikeroyok sekelompok orang di Taman Burung Waduk Pluit, Jakarta Utara.

Sahdi tewas setelah mendapatkan luka sabetan senjata tajam di tubuhnya, Minggu (16/1/2022) dini hari.

Ia pun sempat mendapatkan pertolongan dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Atmajaya, Pluit.

Sayangnya, nyawa anggota TNI tersebut tidak tertolong.

Sahdi merupakan seorang anggota Yonif Raider 303 Kostrad TNI AD dengan menyandang brevet Cakra.

Sosok Sahdi sebagai anggota Yonif Raider Kostrad TNI AD brevet Cakra mempunyai kemampuan khusus, tangguh dan tegas.

Pangkat Sahdi sebagai prajurit satu atau pratu.

Ia juga menyandang sebagai prajurit memiliki kesaktian ‘Cakra’ yang berarti senjata cakra.

Baca juga: BREAKING NEWS 17 Oknum Anggota TNI AD Divonis Pecat dalam Kasus Perusakan Polsek Ciracas

Cakra diyakini sebagai senjata astuti yang secara lahiriah sebagai juru selamat yang ampuh yang dapat digunakan sebagai senjata budi.

Dikutip dari Grid.id, untuk memiliki kualifikasi khusus dan memperoleh brevet Cakra, para prajurit Kostrad harus melalui latihan Standarisasi Kostrad.

Latihan yang dilakukan untuk membangun jiwa korsa yang kuat serta mewujudkan kemampuan yang handal dalam melaksanakan tugas di medan operasi baik di hutan gunung, rawa laut dan perkotaan.

Selain itu latihan tersebut juga dilakukan guna terwujudnya prajurit Kostrad yang memiliki kemahiran dan kemampuan dalam gerakan perorangan, bernavigasi darat, bela diri dan menembak dengan nilai minimal 80 serta fisik yang prima.

Hingga akhirnya tewas, tercatat sebagai anggota Yonif Raider 303/Setia Sampai Mati.

Sahdi lahir di Genuren, Aceh Tengah pada 16 Februari 1999.

Ia menjadi anggota Batalyon Infanteri Raider 303/Setia Sampai Mati beralamat di Garut, Jawa Barat.

Seperti diketahui Yonif Raider 303 memiliki markas di Cikajang, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

   

Sebagian artikel diolah dari Grid.ID berjudul Tewas Dikeroyok di Waduk Pluit, Foto Tampang Anggota Raider Kostrad Tersebar, Ternyata Punya Kemampuan Khusus Ini 

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved